Langkah petenis putri terbaik dunia, Ashleigh Barty, menuju final WTA 1000 Madrid tidak akan mudah. Setelah menyingkirkan juara Roland Garros 2020, Iga Swiatek, Barty telah dinanti ”ratu” lapangan Madrid, Petra Kvitova.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MADRID, SENIN — Dua juara Perancis Terbuka, satu pemenang. Petenis putri nomor satu dunia, Ashleigh Barty, memenangi persaingan dengan atmosfer itu dalam laga babak ketiga WTA 1000 Madrid melawan Iga Swiatek.
Berlangsung pada Senin (3/5/2021) malam waktu setempat atau Selasa dini hari waktu Indonesia, Barty menang dengan skor 7-5, 6-4. ”Menyenangkan. Saya yakin, tadi menjadi yang pertama dari banyak pertemuan yang akan terjadi berikutnya,” komentar Barty melengkapi fotonya bersama Swiatek yang diunggah dalam akun Twitter.
Barty dan Swiatek adalah juara tunggal putri Grand Slam Perancis Terbuka dalam dua tahun terakhir. Barty juara pada 2019 dan Swiatek setahun berikutnya. Gelar di Roland Garros tersebut menjadi yang pertama di ajang Grand Slam bagi keduanya.
Menjadi bintang baru dalam usia muda—Barty menjuarai Perancis Terbuka dalam usia 23 tahun, Swiatek 19 tahun—keduanya bertemu untuk pertama kalinya di La Caja Magica, Madrid, Spanyol. Laga itu menjadi pertemuan yang tak hanya dinanti penggemarnya, tetapi juga oleh kedua petenis.
Swiatek, yang menjuarai Perancis Terbuka dengan status petenis non-unggulan, memulai laga dengan solid ketika langsung unggul 3-0. Akan tetapi, Barty yang dikenal memiliki pukulan slice kuat sebagai taktiknya untuk mengubah irama permainan menyamakan skor menjadi 4-4. Ia lalu unggul hingga pertandingan itu usai.
”Saya sangat menikmati pertandingan tadi, terutama tantangannya. Permainan Iga sangat luar biasa, sangat impresif. Saya pun senang bisa menguji diri sendiri melawan pemain seperti dia,” komentar Barty, dikutip laman resmi WTA.
Tidak kenal takut
Barty menilai, remaja asal Polandia itu memiliki keunggulan tidak kenal takut saat bertanding. Swiatek juga memiliki gerakan alami di licinnya lapangan tanah liat. ”Dia juga bisa bertahan dengan baik dan mengubah permainan menjadi imbang kembali. Sangat impresif,” puji Barty.
Mengenai ketertinggalan pada awal pertandingan, Barty menjelaskan, dia membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan pola main dan kerasnya pukulan Swiatek. Setelah itu, petenis Australia itu berbalik mengontrol pertandingan dan memenangi laga untuk menghadapi juara Grand Slam lainnya, Petra Kvitova, pada perempat final. Kvitova, tiga kali juara di Madrid, memenangi laga ketat melawan Veronika Kudermetova, 6-3, 4-6, 6-4.
Barty dan Kvitova telah bertemu sembilan kali dengan keunggulan 5-4 bagi Kvitova. Satu-satunya pertemuan mereka di atas lapangan tanah liat, seperti di Madrid, terjadi pada pertemuan pertama dalam babak awal Perancis Terbuka 2012. Kvitova, yang telah menjuarai Wimbledon 2011 ketika itu, memenangi laga tersebut, 6-1, 6-2.
”Kemenangan itu tidak saya hitung karena sudah berlangsung lama. Barty adalah petenis yang sangat bagus di tanah liat. Dia bisa meluncur dan melakukan banyak slice dengan baik. Sepertinya dia sangat menikmati bermain di lapangan tanah liat, tetapi saya juga suka tampil di Madrid. Jadi, tak ada yang tahu hasilnya akan seperti apa,” tutur Kvitova.
Bermain melawan Rafa (Nadal) adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Sejak kecil, saya selalu berharap bisa bertanding melawan Rafa dan sekarang akan terwujud.
Gelar terbanyak di Madrid
Dengan gelar juara pada 2011, 2015, dan 2018, Kvitova menjadi tunggal putri dengan gelar terbanyak di Madrid. Sementara hasil terbaik Barty di Madrid adalah perempat final pada 2019. Pada 2020, turnamen di Madrid menjadi salah satu ajang yang tak digelar karena pandemi Covid-19.
”Bermain melawan Ash selalu menjadi tantangan besar. Itu akan menjadi pertandingan menarik. Saya sangat menantikannya dan akan menikmatinya,” ujar Kvitova.
Perempat final lain pada paruh atas undian mempertemukan Paula Badosa dan Belinda Bencic. Adapun tiket perempat final pada paruh bawah undian akan diperebutkan pada pertandingan Selasa ini. Petenis unggulan tertinggi dan favorit juara pada paruh bawah undian yang tersisa adalah unggulan ketiga, Simona Halep.
Bertemu idola
Petenis remaja Spanyol, Carlos Alcaraz, akan merayakan ulang tahun ke-18 dengan cara istimewa. Untuk pertama kalinya, dia akan bertanding melawan idolanya, Rafael Nadal.
Pertemuan itu akan terjadi pada babak kedua ATP Masters 1000 Madrid, Rabu (5/5/2021). Laga tersebut akan terjadi setelah Alcaraz mengalahkan Adrian Mannarino, 6-4, 6-0, pada babak pertama, Senin. Laga itu merupakan kemenangan pertamanya pada turnamen ATP Masters 1000, ajang tertinggi dalam struktur turnamen ATP.
Debut Alcaraz pada ajang Masters terjadi di Miami, 24 Maret-4 April, dan kalah dari Emil Ruusuvuori, 4-6, 6-2, 5-7. Di sisi lain, Nadal, yang menjadi unggulan pertama di Madrid, menjadi bagian dari delapan unggulan teratas yang mendapat bye pada babak pertama.
”Saya sangat-sangat gembira. Ini menjadi kemenangan spesial karena terjadi di Spanyol. Bisa menang pada pertandingan Masters 1000 sangat luar biasa,” komentar Alcaraz yang dilatih mantan petenis Spanyol, Juan Carlos Ferrero.
”Dan, bermain melawan Rafa adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Sejak kecil, saya selalu berharap bisa bertanding melawan Rafa dan sekarang akan terwujud dalam pertandingan di lapangan utama. Itu akan menjadi pertandingan spesial,” lanjut Alcaraz yang lahir di El Pamar, Murcia, Spanyol, 5 Mei 2003. (AFP)