Protes yang dilakukan suporter Manchester United, Minggu (2/5/2021), di Stadion Old Trafford, menjadi bumerang. MU akan menjalani jadwal pertandingan yang sangat padat karena penundaan pertandingan MU versus Liverpool.
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·3 menit baca
MANCHESTER, RABU — Protes yang dilakukan suporter Manchester United, Minggu (2/5/2021), di Stadion Old Trafford menjadi bumerang bagi klub yang berjuluk ”Setan Merah” itu. Protes yang berakhir ricuh tersebut telah menyebabkan pertandingan lanjutan Liga Inggris antara MU dan Liverpool ditunda. MU terpaksa menjalani jadwal pertandingan baru yang sangat padat karena jadwal di Liga Inggris disesuaikan akibat penundaan tersebut.
MU akan menjalani empat pertandingan dalam delapan hari. MU mengawali jadwal padatnya dengan laga kedua babak semifinal Liga Europa melawan AS Roma, Jumat (7/5/2021) dini hari WIB, di Stadion Olimpico, Roma, Italia.
Setelah pulang dari laga tandang di kandang AS Roma, MU akan langsung disambut laga Liga Inggris melawan Aston Villa di Stadion Villa Park, Minggu (9/5/2021) pukul 20.00 WIB. Selang dua hari kemudian, MU akan menjamu Leicester City di Old Trafford, Rabu (12/5/2021) pukul 00.00 WIB. Pertandingan ini dimajukan sehari dari jadwal sebelumnya sebagai dampak protes suporter MU.
Setelah menjamu Leicester City, MU akan menjalani pertandingan yang tertunda melawan Liverpool pada Jumat (14/5/2021) pukul 02.15 WIB. Namun, pertandingan Liverpool melawan West Bromwich Albion pada Minggu (16/5/2021) malam WIB tidak mengalami perubahan.
Manajer MU Ole Gunnar Solksjaer, Rabu, mengatakan, padatnya jadwal laga MU jelas menjadi tantangan bagi seluruh skuad MU. Kemenangan MU atas AS Roma, 6-2, pada pertandingan putaran pertama semifinal Liga Europa di Old Trafford adalah modal penting. Solksjaer mengharapkan konsentrasi pemainnya tidak terganggu dengan adanya insiden pekan lalu.
Saya sedih jika semua kerja keras para pemain terganggu. Fokus kami adalah bermain bagus dan mencapai final sekarang.
”Anda tidak perlu menjadi ilmuwan roket untuk melihatnya sebagai tantangan yang harus dihadapi. Saya sedih jika semua kerja keras para pemain terganggu. Fokus kami adalah bermain bagus dan mencapai final sekarang,” ujarnya.
Menurut Solksjaer, dirinya mendukung aksi protes suporter MU meskipun berdampak pada penundaan laga MU melawan Liverpool. Namun, aksi semacam itu seharusnya dilakukan dengan tertib sehingga tidak menimbulkan korban. Aksi suporter MU yang memasuki lapangan di Stadion Old Trafford menyebabkan enam polisi terluka terkena lemparan botol dan benda lain.
Solksjaer melanjutkan, pemilik MU, yaitu keluarga Glazer, harus memperbaiki cara komunikasinya dengan suporter. Protes para suporter MU itu memang tidak terlepas dari kekesalan suporter setelah MU bergabung dengan klub pendiri Liga Super Eropa.
”Kita harus mau mendengar suara fans. Protes adalah hak semua orang, tetapi harus dilakukan dengan cara yang tertib,” kata Solksjaer yang telah menerima permintaan maaf secara pribadi dari keluarga Glazer.
Menurut Solksjaer, ketika suporter MU menerobos masuk ke dalam stadion, yang terjadi bukan lagi protes. Polisi yang berada di lokasi pasti mengambil tindakan karena keselamatannya terancam oleh ulah suporter.
”Saya telah berkomunikasi dengan pemilik (keluarga Glazer) dan saya secara pribadi sudah memaafkan. Saya memiliki hubungan yang baik dan mereka (keluarga Glazer) mau mendengar saya. Mereka mau mendengarkan fans dan saya yakin akan ada komunikasi yang lebih baik,” lanjutnya.
Manajer Leicester City Brendan Rodgers mengaku tidak khawatir dengan protes suporter MU ketika timnya bertandang ke Olf Trafford. Rodgers menegaskan tidak perlu meningkatkan pengamanan untuk melindungi pemain Leicester.
”Kami sudah melihat protes akhir pekan lalu. Kami mengutuk setiap kekerasan pada hari itu, tetapi yang pasti bagi para pendukung Manchester United, hal itu telah menjadi sumber frustrasi selama bertahun-tahun, dan mereka keluar untuk mendukung tim dan mendukung peran mereka di dalamnya,” ujarnya.
Menurut Rodgers, timnya siap bertandang ke Old Trafford pekan depan tanpa rasa khawatir. Mereka tetap berharap dapat pergi ke Old Trafford dan bertanding di sana. (REUTERS/BBC)