Megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo, menjawab kritik lewat dua golnya ke gawang Udinese. Dua golnya yang membuat Juve menang, 2-1, itu menyelamatkan Pelatih Juventus Andrea Pirlo dari ancaman pemecatan.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
UDINE, SENIN – Megabintang Juventus, Cristiano Ronaldo, sempat dituduh tampil minimalis dan fokus menyelamatkan diri dengan mencari klub baru pada musim panas mendatang. Namun, kabar miring itu dijawab ”CR7” dengan dua golnya yang membantu Juventus mengalahkan Udinese, 2-1, pada laga lanjutan Liga Italia yang berakhir Senin (3/5/2021) dini hari WIB di Arena Dacia, Udine.
Kemenangan itu tidak hanya menjaga asa Juve memenuhi target minimalis musim ini, yaitu finis empat besar di Liga Italia musim ini, tetapi juga menyelamatkan pelatihnya, Andrea Pirlo, dari ancaman pemecatan. Sebelum laga itu digelar, sejumlah media di Italia ramai memberitakan Pirlo bakal dipecat jika gagal menang atas Udinese.
Ancaman pemecatan itu nyaris menjadi realitas, dini hari tadi. Juve, yang resmi kehilangan gelar juara Liga Italia yang mereka kuasai sembilan musim terakhir, tampil sangat buruk. Pada hari ketika scudetto (gelar juara Liga Italia) musim ini dipastikan diraih Inter Milan, kemarin, ”Si Nyonya Besar” tampil seperti mayat hidup.
Pada babak pertama, mereka nyaris tidak memiliki momen yang mengancam gawang Udinese. Operan-operan para gelandang mereka, khususnya Rodrigo Bentancur, sering kali justru mengarah ke para pemain lawan. Absennya pemain terbaik mereka pada musim ini, Federico Chiesa, kian mempersulit situasi. Penggantinya, Federico Bernardeschi, tampil di bawah standar seperti biasanya.
[embed]https://youtu.be/ujQTUXdVV-I[/embed]
Tidak heran, mereka pun kebobolan cepat oleh tuan rumah. Bek sayap Udinese, Nahuel Molino, memanfaatkan kelengahan para pemain Juve yang seolah tertidur dalam situasi bola mati pada menit ke-10. Ia lolos dari sisi kiri pertahanan Juve dan menceploskan bola ke gawang yang dijaga kiper Wojciech Szczesny. Sejak itu, Udinese tampil sangat defensif dan kian menyulitkan Juve menembus gawangnya.
”Kami menghadiahi mereka gol. Terlalu sering kami kebobolan akibat kesalahan-kesalahan semacam ini,” ujar Leonardo Bonucci, bek Juve yang baru saja berulang tahun ke-34, penuh kesal seperti dikutip Football-Italia.
Persaingan sengit
Padahal, Juve butuh menang pada laga itu. Jika kalah, kans mereka untuk finis di peringkat empat besar bakal kian tipis. Saat ini, ada lima tim di Liga Italia yang saling bersaing sengit memperebutkan tiga tiket tersisa ke Liga Champions musim depan. Selain Juve, mereka adalah Atalanta, AC Milan, Napoli, dan Lazio. Jarak kelima tim itu satu sama lainnya sangatlah tipis.
Pada musim depan, Juve pun banyak disebut bakal mendatangkan kembali bekas pelatihnya, Massimiliano Allegri. Ia akan menandai awal revolusi Juve.
Beruntung, Juve memiliki Ronaldo. Pemain dengan gaji 31 juta euro atau Rp 538 miliar per musim itu menunjukkan profesionalitasnya. Ia menjadi penyelamat Juve di saat asa nyaris tidak lagi tersisa. Ia memborong dua gol pada 10 menit terakhir laga itu, salah satunya dicetak lewat sundulan kepala sambil melayang pada menit ke-89. Gol-gol itu sekaligus mengakhiri puasa golnya sepanjang tiga laga sebelumnya.
Berkat kemenangan dramatis itu, Juve naik ke peringkat ketiga. Mereka mengemas 69 poin, serupa milik Atalanta dan AC Milan. ”Terkadang, sikap kami di lapangan tidak menunjukkan nama besar Juventus. Namun, momen-momen terakhir tadi menunjukkan soliditas kami. Sekarang, kami perlu melanjutkan itu,” ujar Pelatih Juventus Andrea Pirlo yang berlari kegirangan dan merangkul para pemainnya seusai Ronaldo mencetak gol kemenangan pada laga tersebut.
Kemenangan itu sedikit melegakan Pirlo yang tampak tertekan, nyaris di sepanjang laga itu. Untuk sementara, jabatannya sebagai pelatih Juventus masih aman. Sebelum laga itu, Pirlo dispekulasikan bakal diganti asistennya, Igor Tudor, jika gagal menang atas Udinese. Hubungan Pirlo dan Tudor, dua mantan pemain Juve, dikabarkan kurang harmonis. Tudor disebut-sebut kurang menyetujui konsep dan taktik bermain ala Pirlo, pelatih yang baru saja lulus lisensi UEFA Pro.
Pada musim depan, Juve pun banyak disebut bakal mendatangkan kembali bekas pelatihnya, Massimiliano Allegri. Pelatih yang memberikan lima scudetto dan empat Piala Italia untuk Juve itu, seperti dikutip La Gazetta della Sport, hadir di Turin, akhir April lalu. Allegri, yang menganggur sejak dipecat Juve pada 2019, akan menandai langkah revolusi di Juve.
Revolusi dimaksud adalah perubahan besar di Juve, mulai dari level manajemen, pelatih, hingga pemain. Sejumlah pemain senior, seperti Gianlugi Buffon, Giorgio Chiellini, dan Leonardo Bonucci, disebut-sebut akan dilepas pada akhir musim ini. Ronaldo pun kemungkinan akan hengkang karena Allegri pernah merekomendasikan petinggi Juve untuk melepasnya.
Di level manajemen, kehadiran Allegri berpeluang besar membuat posisi dua direktur Juve, yaitu Pavel Nedved dan Fabio Paratici, hengkang. Kebetulan, kontrak mereka habis akhir musim ini. Selain itu, Nedved dan Paratici merupakan dua tokoh yang memengaruhi Presiden Juventus Andrea Agneli agar memecat Allegri dan mendatangkan Maurizio Sarri.
”Selamat Steven (Zhang, Presiden Inter Milan). Saya ikut berbahagia untukmu dan bangga telah menjadi rival terberat di lapangan sekaligus kawan baik di luar lapangan. Kami akan kembali,” kicau Agnelli, yang juga terancam dicopot pada akhir musim ini, saat memberikan ucapan selamat kepada Inter Milan lewat Twitter.