Jelang laga kontra Porto pada babak perempat final Liga Champions, Manajer Chelsea Thomas Tuchel mengemban tugas berat mengajak timnya bangkit dari kekalahan di Liga Inggris. Mental Chelsea bakal diuji pada laga ini.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
SEVILLA, SELASA — Chelsea menghadapi laga pertama babak perempat final Liga Champions melawan Porto di Stadion Ramon-Sanchez Pizjuan, Kamis (8/4/2021) pukul 02.00 WIB, dalam kondisi tidak ideal. Mereka baru menelan kekalahan pahit di Liga Inggris dan situasi di kamar ganti sempat memanas karena pertengkaran pemain. Karena itu, Porto akan menguji kekuatan mental Chelsea dalam menghadapi sebuah masalah.
Pada laga terakhirnya di Liga Inggris, Chelsea dilibas West Bromwich Albion, 2-5, di Stadion Stamford Bridge, Sabtu (3/4/2021). Ini merupakan kekalahan pertama Chelsea sejak diasuh Manajer Thomas Tuchel sejak akhir Januari. Tren tidak terkalahkan Chelsea dalam 14 laga di semua kompetisi pun dihentikan oleh tim penghuni zona degradasi.
Tuchel kecewa karena kekalahan itu terjadi terutama karena Thiago Silva mendapat kartu merah dan tim kehilangan keseimbangan. Sebagai pelatih, ia telah meminta para pemainnya untuk tetap fokus mempersiapkan laga berikut. Namun, ketegangan yang justru muncul di tempat latihan.
Sehari setelah kekalahan itu, kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga, dan bek Antonio Rudiger bertengkar saat berlatih, Minggu (4/4/2021). Mereka sempat saling dorong hingga Tuchel harus turun tangan dan meminta Rudiger masuk ke kamar ganti meski latihan belum selesai.
”Kami harus turun untuk melerai karena pertengkaran itu sangat serius. Selanjutnya, mereka berdua bisa menyelesaikan masalah ini dan keesokan harinya sudah baik-baik saja,” ujar Tuchel dikutip BBC. Tuchel juga menegaskan, pertengkaran itu bukan disebabkan kekalahan dari West Brom.
Ternyata pertengkaran juga sempat terjadi antara sang kapten Cesar Azpilicueta dan bek kanan Reece James sesaat setelah laga kontra West Brom usai. Mereka berdua bertanggung jawab terhadap pertahanan Chelsea yang berantakan pada laga itu. Keduanya dikabarkan sudah kembali akur pada sesi latihan pada Minggu.
Menurut The Telegraph, pertengkaran itu menjadi insiden yang tidak diharapkan jelang laga sulit melawan Porto. Di sisi lain, memanasnya hubungan antarpemain di kamar ganti ini memberikan gambaran kepada Tuchel mengenai masalah yang pernah dihadapi pelatih sebelumnya, Frank Lampard.
Chelsea saat ditangani Lampard pernah tampil tak terkalahkan dalam 17 laga. Namun, tren positif itu dihentikan oleh Everton dan situasi di kamar ganti langsung memanas. Lampard telah terbukti gagal mengelola skuadnya hingga ia sampai dipecat dan kini Tuchel harus bisa mengatasi masalah yang sama.
Dinginkan kepala
Tuchel memiliki tugas ganda untuk mendinginkan kepala para pemainnya sekaligus mencari strategi baru untuk mengatasi perlawanan Porto. Ia sangat menyadari, calon lawannya ini memiliki pengalaman panjang di turnamen yang diikuti klub-klub terbaik Eropa ini, dan mereka baru menyingkirkan Juventus pada babak 16 besar.
”Kami cukup kuat dan percaya diri bisa melalui babak ini. Tantangannya adalah kami harus bisa fokus pada kekuatan kami sendiri,” kata Tuchel seperti dikutip UEFA. Tuchel harus bisa fokus mengembalikan timnya bisa kembali bermain dengan gaya menekan dan pola serangan yang dinamis, seperti yang mereka tampilkan sebelum dikalahkan West Brom.
Kami harus turun untuk melerai karena pertengkaran itu sangat serius. Selanjutnya, mereka berdua bisa menyelesaikan masalah ini dan keesokan harinya sudah baik-baik saja.
Jika tidak mampu mengatasi perlawanan Porto dan gagal melaju ke semifinal, Chelsea akan mengalami kekecewaan yang amat besar. Kondisi sudah membaik sejak Tuchel tiba di Stamford Bridge, tetapi kini gelombang masalah mulai datang. Tren tidak terkalahkan pada awal kepemimpinan Tuchel akan menjadi sia-sia.
Masalah lama yang dihadapi Tuchel juga belum teratasi, misalnya, penampilan penyerang Timo Werner yang tidak kunjung membaik. Werner baru mencetak satu gol dalam 18 laga terakhirnya, baik bersama Chelsea maupun tim nasional Jerman. Skuad bertabur bintang yang menjadi investasi mahal Chelsea musim ini belum banyak bicara.
Justru berbahaya
Pelatih Porto Sergio Conceicao justru melihat kondisi Chelsea dalam sudut pandang berbeda. ”Saya malah berharap Chelsea memenangi laga terakhirnya (saat bertemu West Brom) karena situasi seperti ini justru bisa menjadi sebuah alarm dan membuat para pemain sadar,” katanya.
Kekalahan Chelsea dari West Brom, kata Conceicao, bisa membuat Chelsea marah dan melampiaskan kemarahan itu kepada Porto. Ia lalu berusaha keras untuk membuat variasi berbeda dalam strategi yang akan dipakai.
Kapten Porto, Pepe, juga memahami bahwa sepak bola adalah ketidakpastian. Masih banyak kejutan-kejutan yang akan terjadi, termasuk pada laga kontra Chelsea nanti. Oleh karena itu, mereka wajib berkonsentrasi penuh.