Tiga tahun terakhir, Manchester City asuhan Pep Guardiola seolah dikutuk saat berada di perempat final Liga Champions. Mereka selalu tersingkir di babak itu. Musim ini, mereka harus kembali menghadapi ”hantu” tersebut.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANCHESTER, SENIN — Sejak menangani Manchester City, manajer Josep ”Pep” Guardiola tidak sekali pun mengantarkan timnya ke semifinal Liga Champions Eropa. Skuad mewah City bahkan selalu kandas di perempat final pada tiga musim terakhir. Kutukan ini kembali menghantui City menjelang laga pertama perempat final versus Borussia Dortmund, Rabu (7/4/2021) dini hari WIB, di Stadion Etihad.
Guardiola, salah satu manajer terbaik dunia, pernah dua kali menjuarai Liga Champions. Namun, keduanya didapatkan bersama tim raksasa Spanyol, Barcelona. Sejak terakhir kali juara pada musim 2010-2011, Guardiola mengalami paceklik prestasi di Liga Champions.
Ia selalu gagal ke final dalam satu dekade terakhir, baik saat menangani Bayern Muenchen maupun City. Langkah Guardiola setiap kali memegang tim baru selalu mundur. Bersama Bayern, dia hanya mampu mencapai babak semifinal.
Di City, Guardiola kandas dalam perempat final tiga musim beruntun. Skuadnya, yang berisi pemain terbaik dunia, kalah berturut-turut dari Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Olympique Lyon. Padahal, di atas kertas, skuad ”The Citizens” lebih kuat dibandingkan dengan lawan-lawannya tersebut.
Pengalaman menyakitkan
Kekalahan musim lalu dari Lyon merupakan yang paling menyakitkan bagi City. Laga itu sebetulnya bagaikan duel raksasa dengan liliput. Namun, realitasnya, City justru dipermalukan klub Perancis itu.
”Kekalahan itu terus ada di kepala saya hingga beberapa pekan. Itu sangat menyakitkan. Kami sangat ingin bisa lolos musim lalu, tetapi tidak pantas lolos. Musim ini, kami datang lagi ke titik ini dan akan mencoba sekali lagi,” kata Guardiola dalam jumpa pers, Senin (5/4/2021), seperti dikutip Manchester Evening News.
Kegagalan Guardiola selama satu dekade terakhir bisa jadi kian membebani pikirannya pada laga nanti. Tidak hanya itu, banyak pihak yang menilai Guardiola hanya mampu menjuarai Liga Champions berkat tiga talenta terbaik Barca, yaitu Lionel Messi, Xavi Hernandez, dan Andres Iniesta.
Namun, Guardiola berkata, ia tidak terganggu kegagalan-kegagalan sebelumnya. Dia berambisi meraih trofi Liga Champions ketiganya. Guna melepas beban tekanan dan ekspektasi, ia menganggap laga versus Dortmund sebagai rutinitas City.
”Kami tetaplah tim yang besar (tanpa perlu menjuarai Liga Champions). Namun, semua di dalam tim ini pastinya ingin berbuat lebih baik. Kami akan melakukan hal sebaik mungkin untuk menang,” ujarnya.
City kini tengah berada dalam performa bagus. Mereka hanya kalah tiga kali sepanjang musim ini. Akhir pekan lalu, mereka mengalahkan Leicester City, 2-0. Sebaliknya, Dortmund datang ke Manchester dengan bayangan kekalahan kandang, 1-2, dari Eintracht Frankfurt.
Namun, Dortmund sama sekali tidak bisa dianggap remeh. Di bawah pelatih barunya, Marco Rose, mereka tetap berbahaya. Mereka punya banyak talenta hebat, seperti striker muda yang tengah naik daun, Erling Braut Haaland.
Kehadiran Haaland di Manchester akan menyita perhatian banyak pihak. City dikabarkan tertarik mendatangkan pencetak gol tersubur di Liga Champions musim 2020-2021 itu. Haaland telah mengemas 10 gol.
Guardiola menyadari, Dortmund akan selalu memberikan perlawanan berarti. Dia sudah sering merasakan ancaman itu ketika melatih Bayern.
”Mereka mungkin kesulitan tampil konsisten pada musim ini. Namun, mereka punya banyak pemain fantastis. Banyak juga pemain hebat dari akademinya. Buktinya, mereka bisa mengalahkan Sevilla, tim hebat pada babak gugur. Saat saya di Bayern, mereka selalu memberikan pertarungan hebat,” ujar Guardiola.
Pembuktian diri
Gelandang City, Rodrigo ”Rodri” Hernández, menilai, laga nanti akan berbeda dengan musim lalu. Perempat final musim ini akan digelar dua kali di kandang masing-masing tim. Jadi, tidak seperti musim lalu yang digelar di tempat netral.
”Kami sekarang punya kesempatan membuktikan diri siap untuk segala bentuk tantangan. Hal yang terpenting, kami harus bisa tetap tenang dan bermain seperti laga biasanya. Janganlah terlalu memikirkan hal-hal lainnya. Ketika bisa memainkan gaya sebenarnya, kami akan punya banyak kesempatan (menang),” kata Rodri.
Skuad City pun kini sedang dalam kondisi fisik yang lebih baik jelang laga perempat final. Guardiola mengistirahatkan sejumlah pemain kunci, seperti Raheem Sterling dan Ilkay Guendogan, ketika menghadapi Leicester, akhir pekan lalu.
Di lain pihak, kehadiran Haaland di Manchester akan menyita perhatian banyak pihak. City dikabarkan tertarik mendatangkan pencetak gol tersubur di Liga Champions musim 2020-2021 itu. Haaland telah mengemas 10 gol. (AP)