Hasil buruk kembali menghantui petenis putri asal Jepang, Naomi Osaka. Ia melakukan sejumlah kesalahan dan menyerah mudah di hadapan petenis Yunani, Maria Sakkari.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
MIAMI, RABU — Hasil buruk Naomi Osaka pada turnamen WTA 1000 Miami, Florida, Amerika Serikat, berlanjut dengan kekalahan yang terjadi pada perempat final dari Maria Sakkari, Kamis (1/4/2021) dini hari WIB di Miami, Amerika Serikat. Rekor menawan di lapangan keras serta memori Florida dalam hidupnya tidak kunjung membawa Osaka pada gelar juara di Miami.
Petenis Jepang itu sebenarnya tiba di Stadion Hard Rock, Miami, Florida, AS, dengan bekal permainan solid di lapangan keras. Pada Februari, dia menjuarai Australia Terbuka untuk kedua kalinya, setelah 2019. Dua gelarnya lain di arena Grand Slam juga didapat di lapangan berkarakter cepat, yaitu AS Terbuka 2018 dan 2020.
Osaka juga memiliki gelar juara dari ajang lain di lapangan sejenis dalam turnamen WTA 1000, level tertinggi dalam struktur turnamen WTA. Dia menjuarai WTA Beijing 2019 dan Indian Wells 2018 yang biasanya diselenggarakan beriringan sebelum WTA Miami. Pada ajang lainnya, yaitu WTA Cincinnati, Osaka mencapai final pada 2020, tetapi kalah walkover (WO) dari Victoria Azarenka karena cedera.
Florida dan beberapa lapangan tenis publik di negara bagian wilayah tenggara AS itu bahkan menjadi bagian dari karier tenis profesional yang dijalaninya sejak 2013. Lahir di Jepang, Osaka menetap di New York, AS, sejak 2000. Ia lalu pindah ke Florida pada 2006. Maka, ketika petenis lain kesulitan beradaptasi dengan cuaca panas dan lembab yang menjadi ciri khas Florida, Osaka justru menikmatinya.
Namun, memori dan rekam jejak di lapangan keras lain tak juga memberi pengaruh pada penampilannya di WTA Miami. Sebelum dihentikan Sakkari, Osaka tak pernah melewati babak ketiga dari empat penampilan sebelumnya.
”Saya tak pernah bisa bermain baik di sini, seperti tak bisa menemukan cara bermain yang tepat,” ujar Osaka yang dikalahkan Sakkari, 0-6, 4-6, dalam waktu 69 menit.
Banyak kesalahan
Pada set pertama, yang hanya berlangsung 21 menit, petenis peringkat kedua dunia itu tak bisa membuat winner. Setelah unggul 40-0 saat servis pada gim pembuka, Osaka tak lagi mendapatkan poin dari semua servisnya pada set pertama. Dia hanya mendapat delapan poin pada set tersebut. Hingga selesai pertandingan, Osaka hanya membuat lima winner dengan 23 unforced error.
Kekalahan pada set kedua bahkan dialami Osaka setelah unggul 3-0. ”Hari ini, masalah saya ada pada servis. Pukulan servis pertama saya sangat buruk,” katanya.
Statistik memperlihatkan, dari 64 kesempatan servis pertama, hanya 26 pukulan yang berhasil masuk (first serve in). Konversi dengan poin dari 26 pukulan tersebut juga cukup rendah, yaitu hanya 13 yang menghasilkan poin (first serve point won).
Kekalahan tersebut mengakhiri 23 kemenangan beruntun Osaka sejak Februari 2020. Kekalahan terakhirnya dialami dari Sara Sorribes Tormo (Spanyol) dalam kejuaraan beregu putri Piala Fed, yang saat ini berganti nama menjadi Piala Billie Jean King.
Sakkari menjadi tunggal putri Yunani pertama yang mencapai semifinal Miami sejak Eleni Daniilidou pada 2004.
Kekalahan di Miami juga menjadi yang pertama bagi Osaka di lapangan keras sejak babak ketiga Australia Terbuka 2020. Ketika itu, Osaka dikalahkan petenis 16 tahun, Cori ”Coco” Gauff, 3-6, 4-6.
”Saya merasa kekalahan ini mirip seperti kekalahan dari Coco di Australia. Sebenarnya, saya bermain lebih buruk, tetapi cara saya menanganinya justru lebih baik. Jadi, ketika tak bisa tampil dalam kemampuan terbaik, saya masih bisa berusaha mencari jalan. Semakin sering ini terjadi, semakin banyak pelajaran yang saya peroleh,” komentar Osaka.
Kekalahan tersebut juga memupus peluang Osaka menggeser Ashleigh Barty di posisi puncak tunggal putri nomor satu dunia. Osaka bisa menggeser posisi petenis Australia itu, yang telah lolos ke semifinal, jika juara.
Berbeda dengan Osaka yang kesulitan menemukan ritme permainan terbaik, Sakkari bisa melakukan semua strategi yang dia siapkan bersama pelatihnya, Tom Hill. Petenis peringkat ke-25 dunia itu enggan bercerita dengan rinci tentang taktiknya. Dia hanya menyebut bahwa kunci kemenangannya adalah kesiapannya dalam mengembalikan servis.
”Osaka menjadi petenis yang paling banyak menang dan berpenampilan sangat baik akhir-akhir ini. Jadi, kemenangan ini sangat berarti bagi saya,” ujar petenis Yunani tersebut.
Semifinal ketiga yang akan dijalani Sakkari pada turnamen WTA 1000, setelah Wuhan 2017 dan Roma 2019, itu didapat salah satunya berkat penampilan gemilang pada babak keempat (16 besar) melawan Jessica Pegula. Dia menggagalkan enam match point Pegula hingga menang dengan skor 6-4, 2-6, 7-6 (6).
Pertama sejak 2004
Sakkari menjadi tunggal putri Yunani pertama yang mencapai semifinal Miami sejak Eleni Daniilidou pada 2004. Petenis yang saat ini berusia 38 tahun itu pernah menempati peringkat ke-14 dunia pada Mei 2003.
”Saya sangat menghormati Eleni, dia petenis hebat. Dia menjadi contoh bagi saya saat saya muda. Dia menjalani karier yang baik sebagai petenis Yunani karena negara kami tidak memiliki tradisi tenis yang kuat. Saya berharap bisa menjadi seperti dia,” tutur Sakkari yang akan berhadapan dengan Bianca Andreescu pada semifinal. Semifinal lain mempertemukan Barty dan Elina Svitolina.
Pada tunggal putra, petenis berusia 19 tahun, Jannik Sinner, akan menjalani semifinal pertama dalam turnamen ATP Masters 1000. Sinner mengalahkan Alexander Bublik, 7-6 (5), 6-4, serta akan berhadapan dengan pemenang laga antara Daniil Medvedev dan Roberto Bautista Agut pada semifinal.
Setelah tersingkir di Miami, kini Osaka menatap musim kompetisi tanah liat yang akan dimulai pekan depan. Ini akan menjadi penampilan pertama Osaka di tanah liat sejak kalah pada babak ketiga Grand Slam Perancis Terbuka 2019. Pada 2020, Osaka absen di Roland Garros setelah menjuarai AS Terbuka.
Selalu mengalami kesulitan di lapangan berkarakter lambat tersebut, Osaka meraih penampilan terbaik pada 2019 meski tak juara. Dia mencapai semifinal di Stuttgart serta perempat final Madrid dan Roma.
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari itu, persiapan dilakukan Osaka bersama pelatihnya, Wim Fisette, dan pelatih fisik, Yutaka Nakamura. Fisette, yang mendampingi Osaka sejak 2020, adalah pelatih yang mengantarkan Simona Halep mencapai final Perancis Terbuka 2017. Sementara Nakamura berperan membuat Maria Sharapova menjadi kompetitor tangguh di tanah liat. Mantan petenis Rusia itu menjuarai Perancis Terbuka 2012 dan 2014.
”Saya sangat berambisi juara di lapangan tanah liat. Saya akan belajar banyak dari Wim karena dia punya banyak energi. Saya akan mencoba bangkit di tanah liat,” kata Osaka. (AP/AFP)