Ashleigh Barty semakin dekat dengan dua targetnya di Miami, mempertahankan gelar juara dan mempertahankan posisi nomor satu dunia. Dua target itu tidak akan tercapai apabila Naomi Osaka menjadi juara.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
MIAMI, SELASA — Lolosnya Ashleigh Barty ke semifinal turnamen WTA 1000 Miami membuka dua peluang bagi petenis Australia itu. Dia semakin dekat untuk mempertahankan gelar juara sekaligus mempertahankan posisinya saat ini, sebagai tunggal putri peringkat teratas dunia.
Barty mengalahkan Aryna Sabalenka pada perempat final dan akan berebut tiket final dengan Elina Svitolina. Pada pertandingan di Stadion Hard Rock, Miami, Florida, Amerika Serikat, Selasa (30/3/2021) siang waktu setempat atau Rabu dini hari waktu Indonesia, Barty mengatasi Sabalenka, 6-4, 6-7 (5-7), 6-2.
”Pertandingan yang luar biasa. Tak diragukan, itu penampilan terbaik saya setelah sekian lama, terutama setelah turnamen tenis dihentikan pada tahun lalu karena pandemi Covid-19,” ujar Barty.
Kemenangan atas Sabalenka membuat Barty memiliki 10 kemenangan beruntun di Miami, termasuk ketika dia menjadi juara pada 2019. Salah satu turnamen berlevel tinggi dalam struktur turnamen WTA ini tak diselenggarakan pada 2020 karena pandemi.
Tiket babak empat besar yang diraih Barty juga membuka peluang lain, yaitu bertahan sebagai petenis nomor satu dunia. Hingga selesainya pertandingan pada Selasa, posisi Barty hanya bisa digeser Naomi Osaka jika petenis Jepang itu juara.
Osaka akan menjalani perempat final melawan Maria Sakkari pada Rabu siang waktu setempat atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Perempat final lain mempertemukan Bianca Andreescu dengan Sara Sorribes Tormo.
Sejak Osaka menjadi tunggal putri nomor satu dunia, setelah menjuarai Australia Terbuka pada Januari 2019, tak ada nama lain selain dia atau Barty pada posisi puncak peringkat dunia. Barty mulai merasakan status itu pada 24 Juni 2019 setelah menjuarai dua turnamen beruntun, Grand Slam Perancis Terbuka dan turnamen pemanasan Wimbledon. Osaka merebutnya pada Agustus, yang kemudian ditempati kembali Barty hingga saat ini.
”Menjadi petenis nomor satu dunia adalah pencapaian luar biasa, tetapi bisa saya katakan, itu bukan faktor yang membuat saya senang. Saya hanya ingin fokus dan berusaha sebaik mungkin melewati setiap tantangan. Ranking dunia tak akan menjadi gangguan atau tekanan,” kata petenis berusia 24 tahun itu.
Upaya untuk hanya fokus pada pertandingan diperlukan Barty untuk melangkah ke final. Penampilan Svitolina, yang mengalahkan Anastasija Sevastova 6-3, 6-2 pada perempat final, tak sebaik dan sekonsisten Barty. Namun, dia unggul dalam statistik pertemuan, yaitu 5-1.
Satu-satunya kemenangan Barty didapat dalam pertemuan terakhir, yaitu pada perebutan gelar juara turnamen akhir musim, Final WTA 2019 di Shenzhen, China. Barty menang 6-4, 6-3.
”Saya pikir, kami memiliki kesamaan, yaitu tipe pejuang di lapangan. Saya sudah kenal Ash untuk waktu yang lama. Penampilannya meningkat pesat dalam 3-4 tahun terakhir. Jadi, pertandingan nanti akan menjadi tantangan besar, tetapi saya sudah siap,” kata Svitolina.
Pertandingan yang luar biasa. Tak diragukan, itu penampilan terbaik saya setelah sekian lama, terutama setelah turnamen tenis dihentikan pada tahun lalu karena pandemi Covid-19.
Petenis peringkat kelima dunia itu menambahkan, setiap kali berhadapan dengan petenis dengan kemampuan level tinggi, termasuk Barty, motivasinya untuk menang semakin besar. ”Setiap kali dihadapkan pada lawan dengan kualitas baik, fokus saya lebih besar dibandingkan dengan laga lain. Dalam pertandingan seperti itu, tentu tak ada yang mau memberi poin dengan mudah atau gratis kepada lawan,” lanjut petenis Ukraina tersebut dalam situs web WTA.
Laga melawan Barty merupakan semifinal pertama Svitolina sejak September 2020, dan dia mengaku puas dengan penampilan pada perempat final. Dia pun termotivasi karena laga melawan Barty juga menjadi semifinal pertamanya di Miami. Hasil terbaik Svitolina sebelum tahun ini adalah perempat final 2018.
”Saya selalu ingin bermain baik di sini karena Miami menjadi salah satu turnamen besar dan atmosfer di sini selalu terasa luar biasa,” ujar Svitolina tentang turnamen yang pada tahun ini bisa disaksikan penonton dengan jumlah terbatas.
Medvedev ke perempat final
Daniil Medvedev, unggulan pertama tunggal putra dalam turnamen yang sama—turnamen putra berkategori ATP Masters 1000—selangkah lebih baik dibandingkan dengan rekam jejaknya di Miami. Untuk pertama kali dalam tiga penampilan, dia menembus perempat final. Kemenangan atas Frances Tiafoe, 6-4, 6-3, pada babak keempat akan mempertemukan petenis Rusia itu dengan Roberto Bautista Agut dalam delapan besar.
”Meski berlangsung dua set, pertandingan tadi adalah pertandingan berat. Ada banyak perebutan poin yang sulit, sebagian dimenangi Frances, sebagian dimenangi saya,” komentar Medvedev dalam situs web ATP.
Miami Masters 2021 menjadi penampilan ketiga Medvedev setelah 2018 dan 2019. Pada dua penampilan itu, Medvedev hanya bertahan hingga babak kedua dan keempat.
Di Miami tahun ini, petenis peringkat kedua dunia itu untuk pertama kali mendapat tempat sebagai unggulan pertama turnamen Masters 1000. Itu terjadi setelah Novak Djokovic, petenis nomor satu dunia, absen. Dua petenis senior Rafael Nadal dan Roger Federer juga turut absen.
Akan tetapi, seperti dikatakan Medvedev, absennya ”Big Three” tak mempermudah langkah untuk meraih gelar. Pada babak ketiga, misalnya, Medvedev harus melewati laga tiga set ketika berhadapan dengan Alexei Popyrin.
Agut, yang akan dihadapinya pada perempat final, juga berpeluang menjadi batu sandungan besar. Petenis Spanyol itu selalu menang dalam dua laga melawan Medvedev, yaitu di ATP Chennai 2017 dan Cincinnati Masters 2020.
Akan tetapi, konsistensi penampilan sejak menjelang akhir musim 2020 hingga saat ini menjadi bekal kepercayaan diri Medvedev agar tak kalah untuk ketiga kalinya dari Agut. Medvedev mengakhiri musim 2020 dengan sepuluh kemenangan beruntun yang menghasilkan gelar juara Paris Masters dan Final ATP.
Pada 2021, Medvedev mengantarkan Rusia menjuarai kejuaraan beregu putra, Piala ATP, lalu menembus final Australia Terbuka sebelum dikalahkan Djokovic. Dia membayar kegagalan di Melbourne Park dengan menjadi juara di ATP 250 Marseille dan untuk pertama kali menjadi petenis peringkat kedua dunia, pada 15 Maret.
”Saya tak peduli dengan statistik karena pertemuan baru selalu menjadi tantangan baru. Namun, tak dapat dimungkiri, Roberto adalah pemain dengan daya juang luar biasa. Setiap kali berlatih atau bertanding melawan dia, saya selalu merasa Roberto sebenarnya berhak atas posisi lebih tinggi dalam ranking,” komentar Medvedev.
Selain Medvedev, tunggal putra Rusia memiliki Andrey Rublev yang akan tampil dalam perempat final. Unggulan keempat itu mengalahkan juara Amerika Serikat Terbuka 2014, Marin Cilic, 6-4, 6-4. Lawannya pada perempat final adalah petenis berusia 20 tahun, Sebastian Korda, yang menang atas Diego Schwartzman, 6-2, 4-6, 7-5. (AFP)