Petenis putri Jepang, Naomi Osaka, selalu tampil sempurna sejak Agustus 2020 lalu. Rahasia menjaga konsistensinya itu terletak pada pandangannya bahwa setiap turnamen baru adalah petualangan baru.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Sejak turnamen pemanasan Grand Slam Amerika Serikat Terbuka, WTA Cincinnati, yang digelar Agustus 2020 lalu, Naomi Osaka selalu tampil sempurna dengan memenangi 22 pertandingan beruntun. Bagi petenis putri Jepang itu, setiap turnamen adalah ”petualangan baru”. Tak pelak, dia selalu memiliki motivasi besar untuk memenanginya.
Sebanyak 22 laga itu dijalani dalam lima turnamen, termasuk pada babak kedua WTA Miami, Jumat (26/3/2020) siang waktu setempat atau Sabtu (27/3) dini hari waktu Indonesia. Pada laga di Stadion Hard Rock, Miami, Florida, Amerika Serikat, Osaka mengalahkan Ajla Tomljanovic (Australia), dengan dua set langsung, yaitu 7-6 (3), 6-4.
Penampilan menawannya sejak Agustus lalu juga terlihat di WTA Cincinnati dan Grand Slam AS Terbuka 2020, yang dilangsungkan dalam ”gelembung” New York, serta Grand Slam Australia Terbuka 2021 dan turnamen pemanasannya. Dari keempat turnamen tersebut, Osaka membawa dua gelar juara Grand Slam.
Petenis berusia 23 tahun itu sebenarnya mendapat kesempatan tampil pada final WTA Cincinnati, namun dia batal bertanding melawan Victoria Azarenka karena cedera hamstring kiri. Osaka juga mundur sebelum berlaga melawan Elise Mertens pada semifinal turnamen pemanasan Australia Terbuka 2021 akibat cedera yang tak disebutkan secara detail.
Sebanyak 22 kemenangan itu menjadi kemenangan beruntun terpanjang ketiga dalam turnamen WTA sejak 2010. Serena Williams mencatat kemenangan beruntun terbanyak, yaitu 27 kali sepanjang 2014-2015. Ada pula Azarenka yang mencatatkan 26 kemenangan beruntun sepanjang 2012 silam.
”Setiap turnamen selalu menjadi petualangan baru dalam perjalanan karier saya. Jadi, saya tak pernah berpikir tentang jumlah kemenangan beruntun,” ujar Osaka menceritakan rahasia penampilan gemilangnya beberapa bulan terakhir dalam wawancara dengan Tennis Channel.
Puncak dunia
Osaka juga tidak berpikir terlalu jauh tentang peluangnya kembali ke puncak peringkat dunia dalam penampilan di Miami. Dia bisa menggantikan posisi Ashleigh Barty, petenis putri nomor satu dunia saat ini, jika minimal lolos ke final. Adapun Osaka kini di peringkat kedua.
Tentu saja saya ingin menang, apalagi ibu saya ada di sini. Tetapi, ada hal lain yang sebenarnya diinginkannya, yaitu saya menyimpankan handuk turnamen untuknya. Saya akan melakukan itu. (Naomi Osaka)
Akan tetapi, jika Barty bisa mencapai semifinal, persyaratan untuk Osaka pun bertambah berat, yaitu harus juara di Miami. Sementara, jika Barty bisa melewati semifinal, posisi puncak peringkat dunia akan tetap dipegang petenis Australia itu.
Sejak Osaka menjadi tunggal putri nomor satu dunia, setelah menjuarai Australia Terbuka 2019, tidak ada nama lain selain dirinya dan Barty pada posisi teratas dunia. Barty mulai merasakan berada di puncak dunia pada 24 Juni 2019, yaitu setelah menjuarai dua turnamen beruntun, yaitu Grand Slam Perancis Terbuka dan turnamen pemanasan Wimbledon.
Osaka sempat merebut status nomor satu dunia pada Agustus, namun lantas ditempati kembali Barty hingga saat ini. Barty pun telah menjadi petenis peringkat pertama dunia selama 69 pekan, sedangkan Osaka selama 25 pekan sebelumnya.
Namun, perjalanan kembali ke posisi sangat bergengsi itu masih sangat panjang dan tidak mudah, apalagi Osaka memiliki beban sejarah, yaitu tidak pernah tampil baik di Miami. Dari empat kali penampilannya pada kurun 2016-2019, Osaka tidak pernah melewati babak ketiga. Adapun pada 2020 lalu, WTA Miami tidak digelar akibat pandemi Covid-19.
”Saya kesulitan membangun struktur permainan yang efisien di sini. Saya berusaha menerapkan pola pikir, ‘Ketika saya bisa bermain baik di Australia, kenapa tidak bisa melakukannya dengan cara yang sama di sini?’ Saya sedang menjalani proses ke arah itu dan selalu belajar dari setiap pertandingan yang telah dijalani,” tutur Osaka.
Pernyatannya itu mematahkan dugaan bahwa kesulitan yang dialaminya selama ini di Miami adalah akibat cuaca panas dan kelembapan tinggi. Kondisi di Miami, wilayah tepi pantai yang terik, kerap menyulitkan banyak petenis. Osaka, yang tinggal di Florida sejak 2006, justru menyukai cuaca panas. Selain itu, ia punya banyak kenangan, khususnya saat berlatih di lapangan tenis publik pada masa kecilnya.
Disaksikan sang ibu
Bertanding di dekat tempat tinggal keluarganya, Osaka pun bisa tampil di WTA Miami sambil disaksikan ibunya, Tamaki Osaka, langsung di stadion. Pada turnamen-turnamen sebelumnya, akibat pandemi yang membuat panitia penyelenggara berbagai turnamen membatasi jumlah tim pendukung para petenis, Osaka tidak bisa didampingi orang tuanya. Hal itu terjadi sejak Australia Terbuka 2020 hingga edisi 2021 lalu..
”Tentu saja saya ingin menang, apalagi ibu saya ada di sini. Tetapi, ada hal lain yang sebenarnya diinginkannya, yaitu saya menyimpankan handuk turnamen untuknya. Saya akan melakukan itu,” ungkap Osaka yang tidak pernah kehilangan keluguan dan kejenakaanya meskipun telah empat kali menjadi juara Grand Slam. (reuters)