Pertarungan Ketat di Puncak Piramida F1
Lewis Hamilton dan Max Verstappen bak dua alfa yang bertarung di puncak piramida Formula 1. Pertarungan dua pebalap terbaik dari generasi berbeda itu, membuat F1 kembali mendebarkan.
SAKHIR, MINGGU – Max Vestappen mendaki tiap undakam piramida Formula 1 sejak menjalani musim penuhnya pada 2015 dalam usia 17 tahun 166 hari. Dia tumbuh menjadi penantang juara dunia yang sejak era mesin V6 hibrida dikuasi oleh para pebalap Mercedes, terutama Lewis Hamilton.
Kini, pebalap asal Belanda itu sudah menyandang status alfa muda yang berusaha menggusur dominasi sosok alfa yang merajai Formula 1, Hamilton. Persaingan mereka musim ini membuat F1 berlimpah adrenalin yang memacu detak jantung.
Lima lap terakhir dari total 56 putaran di Sirkuit Internasional Bahrain, Minggu (28/3/2021), menjadi puncak peraingan Verstappen dan Hamilton dalam balapan pembuka F1 musim 2021 itu. Hamilton sudah tahu dirinya akan dikejar oleh Verstappen dalam 10 lap, saat balapan menyisakan 16 putaran. Verstappen yang semula tertinggal delapan detik, mulai melihat ekor mobil Hamilton saat balapan menyisakan tujuh putaran.
Empat putaran kemudian, Verstappen melakukan manuver untuk mendahului Hamilton yang sudah kesulitan mengendalikan Mercedes W12 karena ban kompon kerasnya sudah habis. Namun, juara dunia tujuh kali itu mampu bertahan hingga memaksa Verstappen melebar pada tikungan 4 dan mendahului dengan seluruh ban mobilnya di luar lintasan.
Verstappen lalu mengembalikan posisi terdepan pada Hamilton sebagai wujud sportivitas. Sejak itu, Verstappen sudah tidak memiliki kekuatan untuk mendahului, dan merelakan Hamilton finis terdepan unggul 0,745 detik.
Baca juga: Hamilton Memburu Verstappen
Persaingan ketat seperti ini sudah semakin langka di ajang Formula 1. Garis finis sering terasa hambar karena pemenang sudah diketahui jauh sebelum lap terakhir. Harapan F1 menjadi menarik sepanjang musim dengan persaingan dua pebalap dari tim berbeda, mulai tumbuh musim ini dengan performa setara antara Mercedes W12 dan Red Bull RB16B bermesin Honda.
Atmosfer seperti ini pula yang diinginkan oleh Hamilton. Dia merasakan tantangan berbeda dalam perburuan gelar juara kedelapan musim ini. Kelihaian teknik mengemudi dan kematangan mental pebalap berusia 35 tahun itu, juga menjadi tantangan besar bagi Verstappen dalam persaingan dua generasi berbeda ini. Apa yang ditujukan oleh Hamilton di Sakhir menegaskan kelasnya. Hamilton mampu mengendalikan mobil nyaris sempurna dengan ban yang usianya 10 putaran lebih tua dari ban Verstappen untuk meraih kemenangan.
Hamilton mengakui, lap terakhir sangat menakutkan, karena mobil sangat sulit dikendalikan. “Mengerikan. Kondisinya sangat tidak bagus. Saya sangat kesulitan pada lap terakhir dengan bagian belakang mobil saya, ban belakang saya sudah habis karena mungkin delapan putaran, atau mungkin lebih, dibandingkan ban Max. Saya tahu dia akan mengejar saya dalam 10 lap dan saya berpikir nyaris mustahil untuk menahan dia di belakang, yang ternyata seperti itu, hingga insiden di tikungan 4,” jelas Hamilton di laman Formula 1.
Momen krusial di tikungan 4 itu juga menunjukan kemampuan Hamilton bertahan dari gempuran pebalap dengan mobil yang lebih cepat. Dia mendorong Verstappen melebar hingga melanggar aturan batas kecepatan lintasan. Jika Verstappen tidak mengembalikan posisi ke pebalap yang dia dahului, sanksi penalti waktu akan diberikan di akhir balapan. Namun, hal itu tindakan yang tidak sportif dan akan merusak citra pebalap yang dinilai sebagai juara masa depan itu.
Baca juga: Verstappen Menyalakan Persaingan
“Jika saya tidak membiarkan dia mendahului maka itu cara yang tidak adil untuk mengembalikan posisi,” tegas Verstappen.
Dia kemudian kesulitan mendahului Hamilton setelah mengembalikan posisi terdepan, karena ban belakangnya sudah aus. “Saya tidak percaya bisa membuat dia tetap di belakang, dan kemudian balapan menjadi sulit bagi dia di beberapa tempat untuk mendekat. Dan dia melebar di beberapa lokasi, yang memberi saya keunggulan,” ujar Hamilton.
“Sangat sulit untuk diulangi. Saya memasuki tikungan 13 dan saya mengalami oversteer yang besar. Dan sejak saat itu saya tidak memiliki (daya cengkeram) ban lagi untuk menyerang,” ujar pebalap berusia 23 tahun itu.
Jika saya tidak membiarkan dia mendahului maka itu cara yang tidak adil untuk mengembalikan posisi.
“Memang ban saya sekitar 10 atau 11 putaran lebih muda, tetapi dengan mobil-mobil seperti ini keunggulan itu menguap dengan sangat cepat begitu anda dalam selisih satu setengah detik. Dan dengan angin serta arahnya, itu tidak membantu,” tegas Verstappen.
Tidak puas
Dia juga menyampaikan ketidakpuasannya dengan strategi tim yang membuat peluang menang lenyap. “Dengan mobil-mobil ini dalam beberapa tahun terakhir, sangat penting untuk memiliki posisi trek dan kami membuang itu hari ini,” ungkap Verstappen.
Namun Kepala Tim Red Bull Christian Horner menilai, tidak ada yang salah dengan strategi tim. “Mercedes memiliki pace yang sangat bagus di awal balapan. Kami tidak bisa menjauh dan menciptakan selisih waktu untuk menjauhkan mereka,” ujar dia dikutip Motorsport.
“Laju keausan ban mereka mengesankan. Jadi, Max tidiak pernah bisa menjauh lebih dari dua detik dari Lewis. Mereka juga masuk pit lebih awal untuk memangkas waktu, kami kemudian kehilangan posisi di lintasan. Dan saat akan menjalani balapan kami sangat pasti dengan strategi kami, dua kali berhenti,” jelas Horner.
Adu startegi pit-stop kali ini dimenangi oleh Mercedes. Namun, hal itu juga memerlukan pebalap yang sangat lihai mengelola ban. Hamilton menjalankan strategi itu dengan brilian, bahkan bisa tetap kompetitif saat ban sudah aus.
Baca juga: Seni Perang Tim Panah Perak
“Menurut saya putaran terakhir yang benar-benar penting, saya pikir begitu saya memasuki tikungan 4, saya tahu saya dalam posisi bagus. Tetapi kemudian ada oversteer saat keluar tikungan 10 dan rasa grogi saat keluar tikungan 11, mengalami oversteer lagi memasuki tikungan 13 yang sangat buruk,” ujar Hamilton.
Hamilton menyukai setiap menit dari balapan ini, dengan tantangan berat dari Verstappen. “Dia pebalap yang luar biasa, mereka memiliki mobil yang lebih cepat, dan membuat dia tetap di belakang dengan ban lebih muda juga menjadi salah satu yang tersulit yang saya alami,” tegas pebalap asal Inggris itu.