Ashletigh Barty dan Victoria Azarenka berteman baik dan saling menghormati. Namun, keduanya harus berhadapan sebagai lawan pada laga babak keempat turnamen tenis WTA 1000 Miami di Miami Gardens, Florida.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MIAMI, SABTU - Ashleigh Barty dan Victoria Azarenka punya banyak kesamaan, pernah juara Grand Slam, menjadi petenis nomor satu dunia, bahkan pernah berpasangan pada 2019. Kini, keduanya akan bersaing pada turnamen WTA 1000 Miami.
Barty, yang kini berada di puncak peringkat dunia, dan Azarenka, yang berada pada posisi tersebut sembilan tahun lalu, akan berhadapan pada babak keempat di Stadion Hard Rock, Miami, Florida, Senin (29/3/2021). Petenis berbeda generasi itu—Barty berusia 23 tahun, Azarenka 31 tahun—hanya pernah dua kali bertemu, yaitu pada WTA Tokyo 2018 dan Piala Fed, Australia melawan Belarus, pada 2019. Keduanya berbagi satu kemenangan.
Barty dan Azarenka pernah berpasangan dalam delapan turnamen pada 2019. Meski berlangsung singkat, duet Barty/Azarenka empat kali menembus empat besar dengan hasil sekali juara (WTA 1000 Roma) dan sekali menjadi finalis, pada Grand Slam Amerika Serikat Terbuka. Pada laga final di Flushing Meadows, New York, Barty/Azarenka dikalahkan Elise Mertens/Aryna Sabalenka.
“Dia pemain yang sangat bertalenta. Saya selalu menjadi penggemar permainannya yang sangat variatif. Pertemuan nanti akan menjadi pertandingan menarik dan saya sangat antusias menjalaninya. Selain itu, saya juga sangat rindu bermain ganda dengan Ashley,” tutur Azarenka setelah memenangi babak ketiga, Sabtu.
Azarenka melangkah ke babak keempat setelah mengalahkan sesama juara Grand Slam, Angelique Kerber, 7-5, 6-2, pada babak ketiga, Sabtu waktu setempat. Barty juga lolos ke babak 16 besar dengan mengakahkan juara Grand Slam lainnya, Jelena Ostapenko, 6-3, 6-2.
Barty pun sangat menghargai Azarenka, sebagai teman, mantan partner, dan pemain yang lebih senior. “Dia teman baik saya, pemain yang luar biasa dan seseorang yang sangat saya hormati. Vika bisa mengatasi semua tantangan dalam karier dan dia menjalani karier yang luar biasa pada tahun lalu,” tutur Barty.
Gemilang
Meski absen di Australia Terbuka pada 2020, Azarenka tampil gemilang ketika kompetisi berjalan kembali sejak Agustus, setelah dihentikan sejak Maret karena pandemi Covid-19. Dia menjuarai turnamen WTA Cincinnati dan menembus Grand Slam AS Terbuka yang diselenggarakan dalam “gelembung” New York.
Dia teman baik saya, pemain yang luar biasa dan seseorang yang sangat saya hormati.
Namun, musim 2021 diawali dengan hasil buruk ketika tersingkir pada babak pertama Australia Terbuka. Dua pekan lalu, Azarenka menembus semifinal WTA 500 Doha, Qatar, namun batal tampil melawan Garbine Muguruza karena cedera pinggang.
Berbeda dengan Azarenka, Barty memilih tak tampil pada hampir sepanjang 2020 setelah tampil dalam empat turnamen pada Januari-Februari. Dengan alasan keselamatan, Barty absen dari Perancis dan AS Terbuka dan baru tampil kembali pada 2021 di negaranya sendiri. Dia menjuarai salah satu turnamen pemanasan dan bertahan hingga perempat final Australia Terbuka.
“Selama pandemi, kita tak terlalu banyak melihat Ashley, jadi agak sulit menilai permainannya. Meski demikian, sejak terakhir kali kami bertemu, dia telah berkembang sangat pesat,” ujar Azarenka tentang Barty, juara Perancis Terbuka 2019, setelah terakhir kali mereka bertemu pada Piala Fed.
Antusiasme keduanya untuk saling berhadapan tak didasari rasa rindu untuk bertemu. Barty dan Azarenka percaya diri dengan permainan masing-masing pada dua laga sebelumnya, terutama pada babak kedua. Saat berhadapan dengan Ostapenko, Barty tampil sangat agresif. “Target saya pada pertandingan hari ini adalah menemukan ritme permainan yang tepat untuk meraih poin secepat mungkin dan mempertahankannya,” tutur Barty.
Azarenka juga berhasil melewati tantangan berat ketika berhadapan dengan Kerber yang tiga kali menjuarai Grand Slam di tiga ajang berbeda. “Angie adalah pemain dengan pertahanan yang tangguh dan punya kemampuan melakukan serangan balik yang tajam. Saya senang, bisa meningkatkan level permainan dari poin ke poin,” ujar ibu dari satu anak itu.
Pada tunggal putra, tiga anak muda berusia 20-23 tahun, Stefanos Tsitsipas, Andrey Rublev, dan Sebastian Korda mendapat tempat pada babak ketiga setelah memenangi laga dalam dua set. Ketiganya, bersama unggulan pertama Daniil Medvedev dan Jannik Sinner, tampil dalam turnamen berlevel ATP Masters 1000 tanpa kehadiran Novak Djokovic, Rafael Nadal, dan Roger Federer.
“Ini menjadi ujian pertama bagi kami dalam situasi yang akan lebih sering terjadi pada masa depan,” kata Tsitsipas tentang absennya “Big Three”. (AFP/REUTERS)