Harapkan Komitmen Suporter untuk Keberlanjutan Liga
PSSI dan Kemenpora minta suporter klub Piala Menpora menjaga komitmen tidak hadir ke stadion dan membuat kerumunan di tempat lain. Itu demi kesuksesan Piala Menpora yang jadi tolok ukur keberlanjutan Liga 1 dan Liga 2.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Piala Menpora 2021 resmi dibuka melalui laga Arema FC dan Persikabo 1973 yang berakhir imbang 1-1 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (21/3/2021). Sebelum laga itu berlangsung, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia serta Kementerian Pemuda dan Olahraga meminta suporter semua klub yang berpartisipasi untuk betul-betul menjaga komitmen tidak hadir ke stadion dan membuat kerumunan di tempat berbeda.
Itu semua demi kesuksesan dan kelancaran Piala Menpora yang bakal menjadi kunci pintu masuk keberlanjutan kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2. ”Kami sudah berusaha dengan maksimal dan berkomitmen melangsungkan Piala Menpora sesuai permintaan pemerintah terkait protokol kesehatan. Untuk itu, kami juga meminta para suporter klub menjaga komitmen tidak datang ke stadion agar Piala Menpora sukses dan lancar, serta agar kami bisa menggelar kembali Liga 1 dan Liga 2,” ujar Ketua PSSI Mochamad Iriawan dalam konferensi pers daring, Minggu.
Iriawan mengatakan, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sudah memastikan semua komponen yang diperlukan untuk kelancaran Piala Menpora di luar dan di dalam arena sebelum pembukaan turnamen pramusim tersebut. Dia menggaransi semua permintaan pemerintah terkait protokol kesehatan sudah terpenuhi.
Keseriusan panitia untuk meminimalkan risiko penularan Covid-19 selama gelaran Piala Menpora terlihat dari adanya gelang tanda seseorang sudah melakukan uji usap antigen Covid-19 negatif. Hanya orang-orang yang mendapatkan gelang itu yang boleh memasuki arena pertandingan.
Kemudian, semua orang yang akan masuk arena harus menggunakan kartu tanda pengenal berdasarkan nama masing-masing dan kode pindai atau barcode. Kartu tanda pengenal itu untuk memastikan hanya orang-orang berkepentingan resmi atau sudah terdaftar yang bisa masuk stadion. ”Sejauh ini, semua persiapan sudah beres (clear). Kami pun terus melakukan evaluasi,” kata Iriawan.
Menpora Zainudin Amali menuturkan, pihaknya sudah melakukan pengecekan satu per satu terkait detail persiapan pertandingan dan penerapan protokol kesehatan selama Piala Menpora. Pengecekan dilakukan menggunakan daftar komponen yang telah dijanjikan PSSI dan PT LIB saat mengajukan permohonan izin melaksanakan kejuaraan sepak bola dalam masa pandemi.
Kami meminta dukungan dan partisipasi dari masyarakat, terutama para pendukung klub yang berpartisipasi di Piala Menpora dari tempatnya masing-masing. Selain tidak datang ke stadion, mereka juga jangan membuat kerumunan di luar stadion.
Hasilnya, panitia dinilai telah menyiapkan segala keperluan dengan sungguh-sunggu dan serius. ”Maka itu, kami meminta dukungan dan partisipasi dari masyarakat, terutama para pendukung klub yang berpartisipasi di Piala Menpora dari tempatnya masing-masing. Selain tidak datang ke stadion, mereka juga jangan membuat kerumunan di luar stadion,” ujarnya.
Menpora mengingatkan, selama Piala Menpora berjalan, PSSI dan PT LIB wajib memastikan semua protokol kesehatan berjalan dengan disiplin. Antisipasi infeksi Covid-19 yang dijanjikan, mulai dari bus pemain, sebelum laga, selama laga, hingga sesudah laga, patut berjalan dengan ketat.
Itu berlaku tanpa pengecualian di semua tempat pertandingan, yakni di Bandung, Solo, Sleman, dan Malang. ”Semua yang terlibat harus dipastikan negatif Covid-19. Tidak boleh ada yang lolos, termasuk yang datang belakangan,” katanya.
Pengamat olahraga, Fritz E Simandjuntak, menyampaikan, satgas Covid-19 perlu dilibatkan secara penuh dalam pelaksanaan Piala Menpora. Tujuannya untuk keterbukaan data. Kalau ada anggota klub yang positif Covid-19, mereka wajib betul-betul tidak dibolehkan bergabung dengan tim apalagi dimainkan dalam suatu laga.
Itu semua untuk memastikan Piala Menpora berlangsung aman. ”Ini patut jadi perhatian. Apalagi Piala Menpora ini bakal menjadi sorotan dan pertimbangan pemerintah menggelar kejuaraan atau kompetisi olahraga cabang lain di tengah pandemi. Kalau Piala Menpora gagal, itu bakal menjadi preseden buruk untuk kejuaraan cabang lain,” tuturnya.