Sergio Perez menjadi sorotan pada tes hari terakhir Formula 1 sesi siang di Sirkuit Internasional Bahrain, Minggu, dengan menjadi pebalap tercepat. Namun, tim-tim lain sebenarnya lebih fokus pada simulasi balapan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BAHRAIN, MINGGU — Sergio Perez menjanjikan performa terbaiknya setelah dikontrak oleh Red Bull pada akhir musim lalu. Pebalap asal Meksiko itu pun mengawali Formula 1 musim 2021 dengan meyakinkan. Setelah kesulitan pada tes hari kedua, Perez membuat kejutan dengan mencetak waktu tercepat 1 menit 30,187 detik pada sesi pagi tes terakhir, hari ketiga, Minggu (14/3/2021). Perez mengungguli pebalap Ferrari, Charles Leclerc, dan pebalap McLaren, Lando Norris, di posisi kedua dan ketiga.
Perez mengulang pencapaian rekan setimnya, Max Verstappen, yang menjadi pebalap tercepat pada tes hari pertama dengan 1 menit 30,674 detik dengan ban berkompon medium. Adapun catatan waktu terbaik Perez dicetak dengan ban berkompon lunak C4 yang lebih cepat dari C3. Sesi siang sebenarnya bukan waktu terbaik untuk ban C4, tetapi Perez tidak sempat mencoba ban kompon lunak pada Sabtu.
Pada tes sehari penuh pada hari kedua, Perez menyelesaikan 117 lap dan mencetak waktu tercepatnya 1 menit 31,682 detik dengan ban berkompon keras (C2). Dia berada di posisi ke delapan, tetapi jika dibandingkan dengan tujuh pebalap di atasnya, catatan waktu terbaik mereka dicetak dengan ban C4 dan C5. Hasil ini menunjukan potensi Perez yang bisa sangat kompetitif musim ini bersama Red Bull.
Sementara itu pada tes hari ketiga, saat Perez berbagi waktu dengan Verstappen yang akan memacu RB16B pada sesi sore, mantan pebalap Racing Point itu fokus mengejar waktu satu lap. Hal ini berkebalikan dengan fokus sebagian besar tim yang menjalani banyak lap pada hari terakhir. Perbedaan fokus itu menjadikan hasil tes sesi pagi ini bukan cerminan ideal peta persaingan. Salah satu penyebabnya adalah, para pebalap lain dipastikan mengisi tangki bahan bakar dengan volume lebih banyak daripada Perez yang menyelesaikan 49 putaran.
Jika dibandingkan dengan Leclerc, misalnya, pebalap Ferrari itu menyelesaikan 80 putaran. Dia sempat memimpin catatan waktu tercepat dengan 1 menit 30,486 detik menggunakan ban C3 sebelum digusur oleh Perez. Setali tiga uang, Norris yang mencatat waktu terbaik 1 menit 30,661 detik, juga dengan ban medium, menyelesaikan 56 lap. Pebalap lain juga menjalani lap panjang, seperti Pierre Gasly (76 lap), Esteban Ocon (61), Mick Schumacher (78), Valtteri Bottas (86), George Russell (77), Kimi Raikkonen (91), dan Lance Stroll (80 lap).
Menguji setelan
Selain menjalankan simulasi balapan, sejumlah pebalap juga menguji perbaikan setelan mobil mereka, termasuk Bottas. Rekan setim Lewis Hamilton di Mercedes itu sempat memimpin hari kedua dengan ban C5, tetapi mengeluhkan mobil W12 sulit dikendalikan. Bottas menilai, masalah terbesar W12 ada pada bagian belakang yang ”mudah goyang dan tidak kenal ampun”. Hamilton pun menilai Mercedes kesulitan menemukan ”titik manis” pada W12. Juara dunia tujuh kali F1 itu pun sempat menyebabkan bendera merah pada tes hari kedua karena mobilnya terpelintir di tikungan 13.
”Kami membandingkan setelan, terutama berdasarkan data, kami membuat kemajuan, jadi ini bagus,” ujar Bottas seusai tes sesi siang hari ketiga di laman Formula 1. Bottas menyelesaikan 86 lap untuk mengetes perbaikan bagian belakang mobil W12. Dia mengakhiri sesi tes di posisi kedelapan, terpaut 2,219 detik dari Perez.
Tes hari terakhir juga berlangsung meyakinkan bagi pebalap debutan Mick Schumacher yang berada di posisi keenam. Dia menyelesaikan 78 lap dengan mobil Haas yang menggunakan mesin Ferrari. Catatan waktu putra Michael Schumacher itu terpaut 1,866 detik dari Perez.
”Saya merasa nyaman, sekarang saya bisa merasakan perbedaan dalam mobil dan memberikan masukan yang diperlukan untuk melangkah maju,” kata pebalap muda asal Jerman itu.
Kami membandingkan setelan, terutama berdasarkan data, kami membuat kemajuan, jadi ini bagus.
Mick Schumacher sangat bersemangat menjalani musim pertamanya di Formula 1, dan merunut jejak kesuksesan ayahnya. Pada tes hari pertama dia menyelesaikan 15 lap, dan 87 lap pada hari kedua. Namun, dia merasa bisa menjalani tes delapan hari jika memungkinkan untuk memahami banyak hal baru yang tidak dia temui di F2.
”Banyak kegembiraan mengemudi di sini dengan mobil Formula 1. Mengagumkan betapa cepat mobil ini,” ujar Schumacher.
Dia mempelajari banyak hal selama tes pramusim ini, terutama bagaimana menyetel mobil supaya sesuai dengan gaya membalapnya serta kondisi trek. Dia juga berlatih merasakan detail perubahan dari setiap setelan, terutama pada ban belakang.
”Ada banyak alat yang bisa digunakan untuk meningkatkan pengendalian di trek secara instan. Jadi, itu sangat positif bagi saya yang datang dari Formula 2, yang pada dasarnya tidak ada yang perlu diubah,” ujar pebalap berusia 22 tahun itu, yang sudah tidak sabar untuk menjalani balapan.