Sergio Perez optimistis dirinya bisa menandingi rekan setimnya di Red Bull F1, Max Verstappen, begitu dia memahami mobil RB16B. Perez juga memiliki pengalaman 10 tahun yang krusial untuk menghadapi persaingan panas.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
LONDON, JUMAT – Sergio Perez dengan pengalaman panjang di Formula 1 bersama sejumlah tim, optimistis bisa menyaingi pebalap andalan Red Bull sekaligus rekan setimnya, Max Verstappen. Pebalap asal Meksiko itu sangat percaya diri dengan kemampuannya untuk beradaptasi dengan mobil RB16B dan memaksimalkan potensi mesin Honda untuk bersaing di papan atas. Tantangan pertama Perez untuk memperpanjang karier balapnya adalah menjadi lawan yang seimbang bagi Verstappen.
Verstappen memang membutuhkan rekan setim yang selevel untuk mendorong dirinya menjadi lebih baik. Seiring kepindahan Daniel Ricciardo ke Renault, Verstappen tidak memiliki lawan internal yang setara. Alexander Albon terlalu jauh dari Verstappen, sehingga dirinya diganti oleh Perez mulai musim ini. Perez yang menjalani debut F1 pada 2001 merupakan sosok pebalap yang dominan di papan tengah. Itu lebih karena dia berada di tim yang tidak memiliki amunisi selengkap Mercedes, Ferrari, dan Red Bull.
Namun, musim lalu, bersama Racing Point yang merupakan tim rekanan Mercedes, Perez meraih kemenangan pertamanya pada seri Shakhir di Bahrain. Dia juga tampil kompetitif di sejumlah balapan, termasuk saat finis kedua di Turki. Perez menunjukkan tekniknya yang tinggi, sekaligus kemampuan menjalankan strategi, termasuk manajemen ban dalam balapan-balapan sulit.
Pebalap berusia 31 tahun itu bisa mengusik papan atas saat di balik kemudi mobil yang kompetitif, seperti RB16B. Perez telah mencoba mobil baru Red Bull itu di Sirkuit Silverstone, Inggris, pada Rabu lalu. RB16B menggunakan mesin Honda dengan peningkatan performa yang awalnya baru akan dipakai mulai 2022. Pengembangan mesin memang terbatas, karena diterapkan sistem token, di mana setiap tim harus memilih bagian mana yang akan dibenahi dalam masa pembekuan pengembangan pada 2021.
Mesin baru itu diklaim lebih bertenaga dan diyakini bisa menyaingi Mercedes yang mendominasi F1 era mesin turbo hibrida. Berbekal mobil yang kompetitif, dan segudang pengalaman, Perez optimistis bisa bersaing di papan atas.
“Saya pikir itu sesuatu yang cukup besar, jujur saja. Anda berada di sini dan ketika sesuatu tidak berjalan lancar, tekanan Anda menghantam Anda. Dan apabila Anda berpengalaman dan pernah melalui itu sebelumnya, itu hanya akan membuat Anda fokus pada hal-hal yang tepat,” ujar Perez terkait peranan pengalaman panjangnya di F1 untuk bersaing dengan Verstappen.
“Secara teknis Anda mengembangkan banyak keterampilan di sepanjang karier Anda. Saya hanya memikirkan kesempatan datang saat poin besar dalam karier saya dan ini akan berjalan dengan baik,” ujar Perez.
Saat tes di Silverstone, dia juga menjalani banyak lap dengan mobil 2019, RB15, untuk mendapatkan gambaran awal karakter mobil Red Bull bermesin Honda. Perez diyakini bisa beradaptasi dengan cepat, karena dia berpengalaman membela tim Sauber, McLaren, dan Force India yang kemudian berubah nama menjadi Racing Point. Saat mulai memahami karakter RB16B, Perez optimistis dirinya akan jauh lebih cepat.
Saya percaya diri dengan kemampuan saya. Menurut saya ini hanya masalah waktu sebelum saya bisa menguasai semuanya.
“Saya percaya diri dengan kemampuan saya. Menurut saya ini hanya masalah waktu sebelum saya bisa menguasai semuanya,” tegas Perez.
Fokus Verstappen
Pengalaman panjang Perez di F1 itu, diakui oleh Verstappen bisa membantu Red Bull dalam pengembangan. Perez sangat mengenal mesin Mercedes yang dipakai oleh Force India dan Racing Point.
“Saya pikir itu terutama informasi dia dari tahun-tahun dia bersama tim lain, mesin yang berbeda, hal-hal seperti itu. Dia bisa mentransfer ke tim temuan-temuan dan berbagai perbedaan, jadi saya harap itu bisa membantu tim atau paling tidak memberi mereka pemikiran berbeda tentang beberapa hal,” ujar Verstappen.
Verstappen tidak khawatir dengan persaingan internal yang akan dihadirkan oleh Perez. Dia pun fokus pada dirinya untuk memaksimalkan potensi RB16B. Namun, pebalap asal Belanda itu menegaskan, belum tahu apakah musim ini dia bisa bersaing lebih ketat dengan dua pebalap Mercedes, Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas.
“Kami belum tahu, jujur saja. Saya selalu sangat realistis dan tidak masuk akal membicarakan hal itu sekarang,” tegasnya dikutip Crash.
“Kami harus pergi ke Bahrain, dan melihat itu di sana, pada balapan pertama (28 Maret), dan melihat apakah kami berhasil atau tidak. Kami tahu kami ingin berada di mana dan ke mana tujuan kami, itulah yang sekarang perlu kami lakukan dan wujudkan,” tegas Verstappen.
Pebalap berusia 23 tahun itu menegaskan, untuk bisa lebih kompetitif tim perlu memperbaiki sejumlah kelemahan musim lalu. Dia menekankan perlunya peningkatan daya cengkeram dan tenaga mesin. Perbaikan performa pada RB16B dia akui cukup meyakinkan.
“Ini terlihat menjanjikan tetapi tidak masuk akal membicarakan semua itu sekarang. Pertama, sekarang lebih penting untuk menuju trek di Bahrain dan berusaha sebaik mungkin untuk mempelajari banyak hal terkait mobil dan mesin untuk mengoptimalkan semuanya,” lanjut Verstappen.
“Saya ingin tetap tidak menonjol dan fokus pada pekerjaan kami. Kami seharusnya berbicara di trek, bukan di tepi trek. Itu yang lebih saya sukai,” pungkas Verstappen yang kini mulai dikaitkan dengan Mercedes dalam skenario pengganti Hamilton.