Mick Schumacher tidak bisa menjalani persiapan menghadapi musim pertamanya di Formula 1 dengan ideal karena belum bisa ke markas Haas di Inggris. Itu membuat dia semakin tak sabar merunut jejak sukses ayahnya di F1.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
GLAND, MINGGU – Dinasti Schumacher akan kembali muncul di ajang Formula 1 mulai musim 2021 dengan bergabungnya Mick Schumacher ke tim Haas. Performa putra juara dunia tujuh kali F1 Michael Schumacher itu dipantau oleh Ferrari untuk memastikan apakah dia layak memacu Scuderia Ferrari, seperti ayahnya. Namun, pebalap berusia 21 tahun itu mengaku persiapannya kurang maksimal karena dia belum bisa mengunjungi markas Haas di Inggris akibat pembatasan perjalanan.
Schumacher pun fokus pada persiapan fisik untuk menghadapi musim 2021 yang akan bergulir di Bahrain pada 28 Maret. Adapun kesempatan untuk berlatih dengan simulator milik Ferrari tidak bisa leluasa, karena lebih banyak dipakai oleh Charles Leclerc dan Carlos Sainz Junior. Juara F2 musim 2020 itu baru menjalani pemanasan tiga pekan lalu dengan memacu SF71H bersama enam pebalap lain, termasuk Leclerc dan Sainz.
Schumacher merupakan pebalap binaan Ferrari di Akademi PEngemudi Ferrari (FDA) yang diharapkan menjadi pebalap masa depan tim “Kuda Jingkrak”. Schumacher musim ini akan membela Haas, yang menggunakan mesin Ferrari, bersama dengan pebalap Rusia Nikita Mazepin. Kiprah di Haas merupakan ujian bagi Schumacher apakah dia layak promosi ke tim Ferrari.
“Mick adalah bagian dari FDA dan program FDA ada bukan untuk mengembangkan para pebalap untuk F1, tetapi untuk mengembangkan para pebalap yang suatu saat nantu mungkin di kursi kemudi Ferrari, mobil merah,” tegas Kepala Tim Ferrari F1 Mattia Binotto.
“Ketika pindah dari F2 dan melompat ke F1, tahun pertama tidak bisa langsung ke mobil merah karena akan terlalu besar tanggung jawabnya dan tidak cukup pengalaman. Mengingat kami memiliki tim pelanggan atau rekanan yang bisa kami andalkan untuk melanjutkan pengembangan para pebalap kami di F1, itu adalah elemen penting,” tegas Binotto.
Musim debut ini sangat krusial bagi Schumacher, karena dia akan langsung menjalani persaingan ketat dengan para pebalap muda lainnya yang lebih berpengalaman, seperti Lando Norris dan Lance Stroll. Namun, pertama kali Schumacher akan bersaing dengan sesama rookie musim ini, yaitu rekan setimnya Mazepin dan pebalap AlphaTauri Yuki Tsunoda.
Namun, persiapan Schumacher menghadapai musim debutnya di F1 tidak bisa berjalan mulus. “Karena situasi Covid, saya tidak bisa melakukan lebih dibandingkan latihan. Persiapan saya berjalan baik pada aspek fisik dan saya merasa siap,” ujar pebalap asal Jerman itu, kepada Sky Deutschland, Minggu (14/2/2021).
“Sayangnya, saya belum bisa pergi ke Inggris dan markas tim, yang pada tahun normal akan sudah terjadi berulang kali. Saya harap ada kesempatan untuk ke sana dalam beberapa hari ke depan,” ujar Schumacher.
“Penting kami bisa banyak berkomunikasi tentang awal musim dan tentang semua bagian (mobil) yang berbeda, begitulah persiapan seharusnya berlangsung,” lanjut Schumacher.
Haas saat ini juga belum mempublikasikan video menghidupkan mesin 2021 mereka. Adapun Ferrari sudah menyalakan mesin SF21 pekan lalu. Haas masih menunggu teknisi dan mekanik dari Ferrari untuk penyetelan akhir mesin pada mobil 2021. Di saat penuh penantian ini, Schumacher juga tidak bisa leluasa mengisi waktu dengan berlatih simulator di Maranello, Italia, markas Ferrari.
“Sulit bagi kami untuk pergi ke Italia, tetapi lebih mudah dibandingkan ke Inggris. Ada beberapa tes yang yang perlu dilakukan, tetapi simulator di sana banyak digunakan oleh para pebalap Ferrari. Saya hanya mendapat kesempatan di saat-saat terakhir,” ujar Schumacher dikutip Eurosport.
Pebalap muda itu menegaskan, dirinya berusaha tidak terlalu memikirkan persiapan yang kurang ideal itu supaya tidak mengganggu psikis. Dia fokus berlatih dan menantikan tes pertama yang akan berlangsung di Bahrain pada 12-14 Maret. “Sepanjang waktu saya belajar untuk tidak menekan diri sendiri. Saya memiliki tim yang kuat di sekeliling saya, yang selalu memberi dukungan yang diperlukan, serta punya kesempatan untuk tetap tenang dan fokus sehingga saya bisa bekerja dengan baik di setiap balapan akhir pekan. Meskipun demikian, saya sudah tidak sabar mengawali musim ini,” tegas Schumacher.
Mick adalah bagian dari FDA dan program FDA ada bukan untuk mengembangkan para pebalap untuk F1, tetapi untuk mengembangkan para pebalap yang suatu saat nantu mungkin di kursi kemudi Ferrari, mobil merah.
Satu hal yang dia nantikan pada musim debutnya adalah balapan di sirkuit yang menjadi debut ayahnya 30 tahun lalu. “Yang paling utama, saya tidak sabar menantikan balapan di Spa (Belgia, 4 Juli), sirkuit tempat ayah saya Michael menjalani debut F1 30 tahun lalu (25 Agustus 1991. Kemudian saya tidak sabar balapan di Suzuka (10 Oktober), trek yang memberi saya sensasi sangat bagus saat mencoba di simulator,” ujar Schumacher yang berharap bisa konsisten dari awal hingga akhir musim.
Terkait target pada musim pertamanya, Schumacher menilai, itu baru bisa diketahui lebih jelas saat sudah menjalani beberapa seri awal. “Saya pikir saat tiga atau empat balapan telah dijalani, kami akan memiliki gambaran yang sangat jelas tentang keseluruhan situasi dan apa yang harus kami lakukan. Kita harus sedikit menunggu untuk melihat hasil balapan seperti apa. Kemudian saya mungkin akan bisa menjawab pertanyaan itu dengan lebih baik,” ujarnya.
“Pada intinya, saya fokus pada diri saya dan berusaha melakukan yang terbaik yang saya bisa,” tegas Schumacher.