Manchester City berambisi menyapu bersih empat gelar juara pada musim ini. Demi ambisi itu, manajer Pep Guardiola akan menguji komitmen setiap anggota timnya melalui rotasi pemain saat menghadapi Fulham di Liga Inggris.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT — Manajer Manchester City akan menguji komitmen setiap pemain, khususnya yang jarang tampil reguler, ketika menjamu Fulham pada laga Liga Inggris, Minggu (14/3/2021) pukul 03.00 WIB di Stadion Craven Cottage. Laga itu menjadi kesempatan para pemain pelapis City untuk merebut hati Guardiola.
City adalah satu-satunya tim di lima liga terbaik Eropa yang masih berpeluang menyapu bersih gelar juara pada musim ini. Selain memuncaki Liga Inggris dengan keunggulan 14 poin, mereka juga telah meraih tiket ke final Piala Liga Inggris. Selain itu, City juga masih bertarung di Piala FA Inggris dan berpeluang melaju ke babak perempat final Liga Champions Eropa.
Agar tetap kompetitif di empat ajang itu, Guardiola merasa perlu merotasi pemainnya. Rotasi pemain penting guna mencegah kelelahan para pemain di tengah padatnya jadwal. Setelah Fulham, City akan menghadapi Borussia Moenchengladbach di laga kedua babak 16 besar Liga Champions, Rabu mendatang.
Namun, berbeda dari manajer kebanyakan, Guardiola tidak asal menunjuk pemain dalam rotasi itu. Dari 29 laga di Liga Inggris yang telah dijalani, Guardiola baru memberikan kesempatan bagi 12 pemain untuk menjalani lebih dari 20 laga dan bermain sejak menit awal. Padahal, skuad City berjumlah 24 pemain. Kualitas pemain pelapis mereka pun sama baiknya dengan para pemain utama.
Dari 12 pemain itu, hanya tujuh pemain yang mendapatkan garansi untuk selalu diturunkan dalam laga-laga besar. Mereka adalah Ederson, Ruben Dias, Rodri, Kevin De Bruyne, Ilkay Guendogan, Raheem Sterling, dan Riyad Mahrez.
Selektif
Guardiola memang dikenal sangat selektif memilih 11 pemain utama dalam setiap laga. Mereka yang kurang kompeten tidak akan dimainkannya. Tak heran, ”The Citizens” sempat mencatatkan 21 kemenangan beruntun di berbagai ajang sebelum dihentikan Manchester United, pekan lalu.
”Sekarang, kami tiba dalam waktu yang tepat di musim ini untuk melihat siapa saja pemain yang bisa menolong kami serta memikirkan ambisi klub dan tim ini. Hanya mereka yang punya komitmen dan membuktikan diri bisa bermanfaat untuk tim yang akan saya mainkan. Sisanya hanya akan duduk di bangku cadangan,” ujar Guardiola dilansir Manchester Evening News.
Saya mencoba untuk selalu melibatkan seluruh pemain. Tetapi, saya melihat, ada beberapa pemain yang pantas dimainkan dan ada yang tidak. Maka itu, terkadang, saya merasa tidak adil kepada beberapa pemain. (Pep Guardiola)
Sikap kerasnya itu sangatlah penting jelang menghadapi Fulham. Ia ingin siapa pun pemain yang diturunkan nanti menganggap laga itu sangat penting dan tidak meremehkan calon lawan yang merupakan tim penghuni zona degradasi.
Guardiola tidak ingin timnya bernasib serupa Liverpool, juara bertahan, yang dipermalukan Fulham, 0-1, di Stadion Anfield, pekan lalu. Ia menyatakan tidak segan untuk menepikan pemain yang bermain setengah hati atau menganggap City sudah pasti bakal juara.
”Saya mencoba untuk selalu melibatkan seluruh pemain yang saya miliki. Tetapi, saya melihat, ada beberapa pemain yang pantas dimainkan dan ada yang tidak. Maka itu, terkadang, saya merasa tidak adil kepada beberapa pemain,” kata Guardiola tentang kehati-hatiannya dalam merotasi pemain.
Meskipun secara matematis City hanya perlu tambahan lima kemenangan dan sekali imbang untuk mengunci gelar liga, Guardiola meminta timnya agar tetap mempertahankan konsistensi. Menurut dia, liga masih panjang, yaitu sembilan pekan tersisa. Apa pun masih bisa terjadi.
”Kami sangat berharap bisa melanjutkan penampilan positif karena sejatinya kami belum meraih trofi. Saya tahu seluruh pemain ingin mewujudkan ambisi meraih gelar dan mencoba menampilkan permainan terbaik hingga akhir musim,” ujar Guendogan, gelandang City yang menyabet penghargaan pemain terbaik Liga Inggris bulan Februari, dikutip CityTV.
Euforia atas Liverpool
Sementara itu, Manajer Fulham Scott Parker berharap skuadnya mampu menjaga euforia kemenangan atas Liverpool, pekan lalu. Menurut dia, kemenangan itu telah menyuntikkan kepercayaan diri dan optimisme seluruh pemainnya untuk mengejar target keluar dari zona degradasi. Fulham kini berada di peringkat ke-18 dengan koleksi 26 poin dari 28 laga.
”Kami harus menjaga keseimbangan skuad ini agar mampu mempertahankan hasil positif. Kami tengah dalam kondisi mental dan kepercayaan diri yang baik jelang menghadapi City,” kata Parker dilansir laman resmi Fulham.
Jika kembali membuat kejutan dan mengalahkan City, Fulham akan mengukir sejarah. Mereka bisa menjadi tim pertama dalam 10 musim terakhir di Liga Inggris yang mampu mengalahkan tim juara bertahan dan pemuncak klasemen dalam dua laga beruntun. Catatan istimewa itu terakhir kali ditorehkan Everton pada Februari 2010.
Meski begitu, City adalah lawan yang selalu menyulitkan Fulham. Kali terakhir ”The Cottagers” mengalahkan City adalah pada musim 2008-2009. Setelah itu, Fulham selalu kalah di delapan pertemuan terakhir dengan 23 kali kebobolan dan hanya tiga kali mencetak gol ke gawang City.