Manchester United berhasil memanfaatkan momentum untuk menahan laju Manchester City yang terlalu kencang. Tren kemenangan City yang sudah berlangsung selama 21 laga akhirnya terhenti di tangan sang tetangga.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MANCHESTER, SENIN — Tren kemenangan beruntun Manchester City selama 21 laga akhirnya terhenti setelah dikalahkan Manchester United, 0-2, di Stadion Etihad, Senin (8/3/2021) dini hari WIB. Melalui derbi Manchester ini, ”Setan Merah” ingin menunjukkan bahwa Liga Inggris musim ini bak lomba lari maraton.
Tantangan berupa jadwal yang begitu padat pada musim ini ibarat lintasan panjang yang harus ditempuh setiap tim dengan strategi yang jitu. ”Liga ini bukanlah sebuah lomba sprint, melainkan maraton. Kami harus tetap melakukan yang terbaik dan tidak terlalu banyak memikirkan tim lain,” kata gelandang serang MU, Bruno Fernandes, dikutip BBC.
”Setan Merah”, seperti yang dikatakan Fernandes, tampil seperti pelari yang sedang mengatur napas saat berlari dengan jarak yang jauh. Mereka berupaya menjaga kecepatan tetap ajeg sembari menyimpan energi yang cukup agar bisa sampai di garis finis di barisan terdepan. Hal itulah yang terlihat dari grafik penampilan MU yang naik turun sejak awal tahun ini.
Mereka sempat menduduki puncak klasemen sementara pada pertengahan Januari, lalu kembali kehilangan poin. Bahkan, pada tiga laga terakhir di semua kompetisi sebelum derbi Manchester, MU secara beruntun mendapatkan hasil imbang 0-0. MU, yang sempat menduduki puncak, lalu harus tertinggal 14 poin di bawah City.
Akan tetapi, seperti halnya pelari jarak jauh, pertahanan MU yang solid adalah kunci dalam menjaga kecepatan mereka tetap ajeg. Saat ini, ”Setan Merah” berhasil tampil tak terkalahkan dalam tujuh laga beruntun. Konsistensi ini membuat mereka tetap punya pijakan kuat di peringkat kedua. Sebelum melawan City, Leicester City sempat merebut posisi kedua dengan 53 poin dan kini MU merebut kembali posisi itu dengan 54 poin.
Sempat lupa kalah
MU kemudian berhasil memanfaatkan momentum untuk sedikit melakukan sprint ketika berhadapan langsung dengan City. Setelah tidak bisa mencetak gol dalam tiga laga beruntun, MU tiba-tiba mencetak dua gol saat melawan tim yang sudah lupa kalah.
City, di sisi lain, seperti pelari yang terus melakukan sprint dan mulai terengah-engah, seperti sekarang. Mereka masih berada jauh di depan dengan raihan 65 poin, tetapi MU memberi peringatan bahwa tim-tim di belakang City masih bisa berlari kencang. Mau tidak mau, sesudah derbi Manchester ini, City wajib untuk tetap sprint alias tampil ngotot memenangi setiap laga tersisa.
MU masih bisa finis dengan mengumpulkan maksimal 84 poin dengan memenangi 10 laga tersisa. Adapun City, jika kembali menang secara beruntun, masih bisa mengumpulkan hingga 95 poin. Jika City menelan empat kekalahan lagi dalam 10 laga tersisa, mereka hanya bisa mengumpulkan maksimal 83 poin dan MU berpeluang menjuarai liga musim ini.
Skenario ini ada, tetapi peluangnya masih sangat kecil untuk bisa terjadi. Kemenangan MU atas City kali ini lebih tepat sebagai pernyataan bahwa MU telah memperkuat posisinya di peringkat empat besar, bukan sebuah kemenangan yang mempertegas langkah MU untuk merebut gelar juara musim ini.
”Ketika menang dengan skor 2-0 dan gawang tetap utuh, penampilan seperti ini cukup menggembirakan. Namun, City sudah berlari terlalu jauh dan saking jauhnya mereka sampai tidak bisa membayangkan kalau tim seperti kami bisa mengejar mereka,” ujar Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer.
Berkah gol cepat
MU mendapatkan keuntungan yang mereka harapkan terjadi pada laga seperti ini, yaitu gol cepat. Ketika laga baru berjalan sekitar dua menit, MU mendapat tendangan penalti dan diambil dengan baik oleh Fernandes.
Kami bahkan tampil lebih baik dibandingkan dengan saat kami mengalahkan West Ham United. Sekarang, kami harus memenangi laga demi laga agar bisa menjadi juara.
Gol cepat ini membuat MU merasa lebih nyaman untuk menjalankan strategi serangan balik dan fokus memperkuat lini pertahanan. Sementara City terpacu untuk segera membalas gol dan melepaskan 23 tembakan. Namun, MU mampu bertahan dengan sangat baik dan justru bisa menambah keunggulan pada menit ke-50 melalui tendangan Luke Shaw.
Meski kalah, Manajer Manchester City Pep Guardiola masih menganggap penampilan mereka cukup baik pada laga ini. Mereka mampu menguasai bola hingga 66 persen dan mencatat sebanyak 893 sentuhan dan 700 operan. Mereka masih bisa menekan MU, tetapi tidak mampu menyelesaikan peluang gol dengan baik.
”Kami bahkan tampil lebih baik dibandingkan dengan saat kami mengalahkan West Ham United. Sekarang, kami harus memenangi laga demi laga agar bisa menjadi juara,” ujar Guardiola.