Kekalahan dari Chelsea dalam laga Liga Inggris, Jumat dini hari WIB, semakin menjauhkan Liverpool dari posisi empat besar. ”Si Merah” belum mampu keluar dari masa sulit setiap berlaga di Stadion Anfield.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LIVERPOOL, JUMAT — Suhu sekitar 4 derajat celcius yang terasa di laga pekan ke-27 Liga Inggris antara Liverpool dan Chelsea di Stadion Anfield, Jumat (5/3/2021) dini hari WIB, seakan mewakili sikap ”dingin” Anfield bagi sang pemiliknya sejak Januari lalu. Dalam tujuh laga kandang terakhir selama 2021, Liverpool hanya meraih dua poin.
”Si Merah” tumbang dalam lima laga terakhir di rumah sendiri, termasuk saat menjamu Chelsea. Liverpool takluk, 0-1, pada laga itu. Mereka pun kini berada di fase yang tidak terbayangkan sebelumnya, yaitu kalah lima kali beruntun di kandang.
Rekor buruk itu baru pertama kali dialami Liverpool sejak bermukim di Anfield mulai 1892. Dari lima kekalahan itu, Liverpool hanya mampu mencetak sebuah gol dan kemasukan sembilan gol.
Satu gol itu pun hanya tercipta melalui eksekusi titik putih yang dilakukan Mohamed Salah ketika Si Merah kalah telak, 1-4, dari Manchester City, 7 Februari lalu. Adapun di empat laga lainnya, ketika berhadapan dengan Burnley, Brighton & Hove Albion, Everton, dan Chelsea, trio lini depan Liverpool selalu gagal mencetak gol.
Bahkan, dalam laga melawan Chelsea, lini depan Liverpool yang diisi Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane amat kesulitan menemukan ruang untuk mengancam gawang Chelsea yang dikawal Edouard Mendy.
Meskipun dominan dalam penguasaan bola dengan persentase 55 persen kontra 45 persen, Liverpool hanya mencatatkan satu kali tembakan ke gawang dari tujuh percobaan tembakan. Sementara itu, Chelsea mampu lima kali mengancam gawang Alisson Becker lewat tembakan terarah.
”Lima laga di kandang tanpa kemenangan adalah hal yang sangat buruk. Meskipun fans kembali ke stadion, saya rasa hal itu tidak akan banyak mengubah hasil karena permainan kami jauh dari yang kami harapkan,” kata bek sayap kiri Liverpool, Andrew Robertson, kepada Sky Sports, seusai laga itu.
Rekor terburuk dalam sejarah
Manajer Liverpool Juergen Klopp pun sangat kecewa dengan kekalahan atas Chelsea. Selain memberikan catatan terburuk dalam sejarah Liverpool di Anfield, raihan tanpa poin itu semakin menegaskan permasalahan yang ada di dalam skuad Si Merah.
”Kami tidak bisa mengatakan bahwa performa buruk ini hanya terjadi di kandang. Ini adalah kerugian yang sangat besar bagi kami karena kami gagal menampilkan kualitas untuk memenangkan pertandingan,” ujar Klopp.
Menurut mantan bintang Blackburn Rovers, Chris Sutton, tren kekalahan beruntun yang dialami Liverpool setelah mencatatkan 68 laga kandang tak terkalahkan menunjukkan ada permasalahan serius di sisi psikologis skuad Si Merah. Permasalahan itu, lanjut Sutton, menyebabkan trio penyerang Liverpool sama sekali tidak mampu memberikan ancaman bagi gawang Chelsea.
”Liverpool terlihat kehabisan ide, mereka kurang yakin dan tidak percaya diri. Chelsea mampu bermain jauh lebih baik dibandingkan Liverpool sehingga Chelsea pantas membawa pulang tiga poin,” kata Sutton dalam acara BBC Radio 5 Live.
Chelsea efektif
Kegagalan Liverpool mengakhiri nasib buruk di Anfield pada tahun ini disebabkan aksi individual gelandang serang Chelsea, Mason Mount, yang mampu menciptakan gol tunggal di laga itu pada menit ke-42.
Meskipun lebih banyak memainkan bola di zona pertahanan sendiri, Chelsea nyatanya mampu bermain efektif dan tidak memaksakan diri untuk menekan pemain Liverpool yang memainkan garis pertahanan tinggi.
[embed]https://youtu.be/YIn9Q8ZDf9I[/embed]
Gol Mount tercipta setelah aliran bola dalam skema serangan Liverpool di depan kotak penalti Chelsea berhasil dihalau oleh Cesar Azpilicueta. Bola sapuan itu mengarah ke N’Golo Kante yang langsung memberikan umpan jauh kepada Mount yang bergerak dari sisi kiri.
Dengan memanfaatkan celah di zona pertahanan tinggi mereka, kami mampu menciptakan sebuah gol. Ini adalah kemenangan luar biasa.
Secara total, tiga pemain Chelsea tersebut hanya melakukan enam kali sentuhan untuk menghasilkan sebuah gol ke gawang Liverpool yang dikawal Alisson.
”Kualitas individual Mason Mount membuat perbedaan. Gol Mount bermula dari kesalahan operan akhir kami saat menyerang, kemudian kami tidak bertahan dengan baik dalam mengantisipasi situasi gol itu,” ucap Klopp dilansir BBC Sport.
Secara terpisah, Mount mengungkapkan, timnya bermain sesuai rencana, yaitu memberikan tekanan dan berani berduel saat pemain Liverpool menguasai bola. Serangan balik cepat melalui umpan panjang, tambah Mount, menjadi siasat Chelsea untuk menembus zona pertahanan tinggi yang dimainkan tim tuan rumah.
”Dengan memanfaatkan celah di zona pertahanan tinggi mereka, kami mampu menciptakan sebuah gol. Ini adalah kemenangan luar biasa, tetapi kami harus terus meningkatkan ketajaman yang masih kurang,” kata Mount yang telah mencetak lima gol dalam laga tandang Chelsea di Liga Inggris musim ini.
Sementara itu, Manajer Chelsea Thomas Tuchel merasa timnya masih memiliki peluang untuk meramaikan persaingan di papan atas musim ini, terutama untuk memperebutkan tiket Liga Champions Eropa musim depan.
Belum terkalahkan
Dari tujuh laga awal Tuchel memimpin ”Si Biru” di Liga Inggris, Chelsea belum terkalahkan dan telah meraih lima kemenangan dan dua hasil imbang. Di sisi lain, Tuchel telah membentuk lini pertahanan yang kokoh karena Chelsea baru kemasukan satu gol sejak akhir Januari lalu.
”Persaingan di papan atas tetap terbuka, masih ada 11 pertandingan tersisa. Kami tidak pernah istirahat dan tidak merayakan penampilan yang membaik saat ini demi menjaga momentum untuk meraih target di akhir musim,” kata Tuchel.
Berkat kemenangan di Anfield, Chelsea kembali masuk ke posisi empat. Dengan perolehan 47 poin, Si Biru hanya tertinggal empat poin dari Manchester United di posisi kedua, sedangkan jarak poin dengan Manchester City di puncak klasemen ialah 18 poin.
Adapun Liverpool semakin terbenam di peringkat ketujuh dengan 43 poin. Si Merah perlu segera kembali ke jalur kemenangan untuk memperebutkan tiket ke Liga Champions musim depan. (REUTERS)