Manchester United masih kesulitan untuk kembali mengumpulkan poin demi bisa mengejar Manchester City di puncak Liga Inggris. Pemain pilar MU, seperti Bruno Fernandes, juga sudah terlihat sangat kelelahan.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LONDON, KAMIS — Manchester United tampak loyo dan tumpul saat ditahan imbang Crystal Palace, 0-0, di Stadion Selhurst Park, London, Kamis (4/3/2021) dini hari WIB. Tim ”Setan Merah” sudah kehabisan napas dan performa mereka terus menurun. Akan tetapi, mereka harus tetap berlari.
Pada 12 Januari 2021, hampir dua bulan lalu, MU merebut puncak klasemen sementara Liga Inggris seusai mengalahkan Burnley, 1-0, berkat gol tunggal Paul Pogba. Harapan MU untuk bisa mengembalikan kejayaan klub di Liga Primer mulai bersemi. Saat itu, mereka unggul empat poin di atas Manchester City.
Namun, MU hanya mampu berada di puncak klasemen selama tiga pekan. Kekalahan dari tim penghuni dasar klasemen, Sheffield United, pada akhir Januari menjadi titik awal kehancuran tim yang diasuh Manajer Ole Gunnar Solskjaer ini. Sejak mengalahkan Burnley, MU hanya bisa memenangi tiga dari 10 laga Liga Inggris berikutnya.
”Setan Merah” terus kehilangan poin sehingga kini mereka ditinggal City sejauh 14 poin. Perubahan drastis di puncak klasemen itu terjadi dalam hampir dua bulan. Rasa frustrasi yang tampak pada wajah-wajah lelah para pemain MU memberikan gambaran yang jelas mengenai situasi yang sedang mereka hadapi saat ini.
Mantan pemain MU, Gary Neville, menilai laga MU melawan Palace itu merupakan laga yang sangat membosankan. ”MU seperti orang yang sedang tidur sambil berjalan. Jika tidak waspada, mereka hanya bisa ikut berebut posisi empat besar klasemen saja (tidak lagi bersaing dengan City merebut trofi Liga Inggris),” ujar Neville dikutip BBC.
Sudah tiga laga beruntun MU mengakhiri laga dengan hasil imbang 0-0. Hasil identik sebelumnya mereka raih saat menghadapi Real Sociedad pada ajang Liga Europa dan Chelsea di Liga Inggris. Hilangnya ketajaman tim kembali terjadi di Selhurst Park saat laga berlangsung di tengah kabut yang cukup pekat.
”Beberapa kali kami mampu menciptakan peluang gol, tetapi saya merasa kami pantas untuk mendapatkan satu poin saja,” kata Solskjaer yang mengakui timnya bermain buruk malam itu. Bahkan, MU bisa saja menelan kekalahan jika kiper Dean Henderson tidak mampu menggagalkan tendangan Patrick van Aanholt dari jarak dekat.
Solskjaer cemas
Data statistik laga cukup membuat Solskjaer cemas. MU hanya mampu menembak 11 kali dan hanya satu tembakan di antaranya yang tepat mengarah ke gawang. Padahal, lini serang MU malam itu sudah diperkuat striker berpengalaman, Edinson Cavani.
Namun, masalah besar terletak di belakang Cavani, yaitu gelandang serang Bruno Fernandes yang sudah sangat kelelahan. Pemain asal Portugal itu sering kehilangan bola. Kondisi itu menjadi alarm bagi Solskjaer, apalagi Paul Pogba juga belum bisa bermain karena sedang pemulihan cedera. MU kehilangan kreativitas dan energi dari lini tengah.
Kondisi saat ini sungguh mencemaskan karena kami bermain tanpa henti dan saya tahu para pemain sudah memberikan kemampuan terbaik mereka. (Ole Gunnar Solskjaer)
Peran besar Fernandes bagi MU sudah terbukti dalam waktu cepat ketika performa MU langsung melonjak begitu Fernandes bergabung pada Januari 2020. ESPN mencatat, Fernandes telah terlibat dalam 40 gol (23 gol dan 17 asis) dalam 40 laga Liga Inggris sebelum laga kontra Palace, kemarin.
Efektivitas dalam menyerang itulah yang kini dibutuhkan MU. Namun, Solskjaer tidak bisa terus memaksa Fernandes untuk terus bermain dan menginspirasi serangan tim. ”Kondisi saat ini sungguh mencemaskan karena kami bermain tanpa henti dan saya tahu para pemain sudah memberikan kemampuan terbaik mereka,” kata Solskjaer dikutip The Guardian.
Persoalan baru muncul ketika laga-laga internasional bakal kembal digelar pada akhir Maret. Para pemain pun harus kembali membela tim nasional masing-masing. Aturan ketat selama pandemi membuat Solskjaer dan manajer tim di Liga Inggris lainnya harus mengambil keputusan yang tepat untuk melepas pemain tersebut ke timnas atau tidak.
Sejumlah negara masuk dalam daftar merah di Inggris. Artinya, pemain-pemain yang akan pergi ke negara daftar merah itu wajib menjalani karantina selama 10 hari begitu tiba kembali di Inggris. Aturan ini bisa merugikan MU karena Portugal masuk dalam daftar merah dan Solskjaer sudah memberikan isyarat untuk tidak melepas Fernandes ke timnas.
Jika Fernandes bergabung dengan timnas Portugal, ia bakal absen ketika MU menghadapi Brighton and Hove Albion dan Tottenham Hotspur pada awal April. ”Kamilah yang membayar para pemain. FIFA sudah mengizinkan klub untuk menahan pemain,” kata Solskjaer.
Sebelumnya, Manajer Liverpool Juergen Klopp juga keberatan jika para pemain utamanya harus menjalani karantina selama 10 hari. Klopp bisa kehilangan trio Brasil, yaitu Alisson Becker, Roberto Firmino, dan Fabinho. Selain itu, juga ada pemain Portugal, Diogo Jota. (AFP/REUTERS)