Pocari Sweat Run Indonesia 2021 bakal digelar dengan cara virtual dan konvensional pada Oktober mendatang. Ajang yang terdiri atas enam kategori itu diharapkan bisa turut melepaskan dahaga publik akan lomba lari.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah nyaris setahun sepi perlombaan lari maraton akibat pandemi Covid-19, Pocari Sweat Run Indonesia 2021 akan menyajikan sejumlah nomor perlombaan lari, yaitu mulai dari jarak 3K hingga maraton, Minggu, 24 Oktober 2021. Kehadiran ajang edisi kedelapan itu diharapkan bisa ikut melepaskan dahaga publik akan kegiatan lari di Tanah Air.
”Terselenggaranya Pocari Sweat Run 2021 tidak lepas untuk memenuhi aspirasi atau permintaan para pelari yang rindu perlombaan lari di Indonesia. Mereka terus bertanya dan sangat antusias untuk berlomba lagi. Semoga ajang ini bisa mengobati kerinduan itu sekaligus sebagai kampanye berlari dengan aman di kala pandemi,” ujar Puspita Winawati, Direktur Pemasaran PT Amerta Indah Otsuka, penyelenggara ajang itu dalam konferensi pers, Selasa (2/3/2021).
Selama pandemi Covid-19, hampir semua lomba lari ditunda hingga dibatalkan. Di level internasional tahun lalu, hanya seri Tokyo Marathon yang digelar pada 1 Maret atau sebelum muncul pandemi secara global. Lima seri lainnya ditunda dan dibatalkan. Seri London, misalnya, ditunda dari 26 April ke 4 Oktober 2020. Adapun seri Boston, Berlin, Chicago, dan New York dibatalkan.
Di level nasional, praktis cuma Jogja 10K (pada 29 Oktober-1 November 2020), 10K Belitung Timur Run (8 November 2020), dan Borobudur Marathon 2020 (15 November 2020) yang digelar secara langsung dan konvensional pada tahun lalu. Adapun Kartini Run 2020 (2 Agustus 2020) dan Pocari Sweat Run 2020 (16 Agustus 2020) digelar secara daring atau virtual.
Memasuki 2021, nyaris belum ada perlombaan lari maraton yang digelar, baik untuk level internasional maupun nasional. Bahkan, seri Kejuaraan Maraton Utama Dunia (Wold Marathon Majors) baru dimulai menjelang akhir tahun, yaitu seri Berlin (26 September), London (3 Oktober), Chicago (10 Oktober), Boston (11 Oktober), Tokyo (17 Oktober), dan New York (7 November).
Untuk lomba konvensional skala nasional, sejauh ini baru Coast To Coast Night Trail Ultra 2021 yang direncanakan digelar dalam waktu dekat, yakni di Parangtritis, Yogyakarta, pada 27-28 Maret. Agenda lainnya sebatas lari virtual. Adapun lari konvensional baru bergeliat akhir tahun ini.
Enam kategori sekaligus
Puspita mengatakan, Pocari Sweat Run 2021 adalah seri kedelapan setelah kali pertama digelar di Alam Sutera, Tangerang, Banten, pada 2014.
Pada lomba kali ini, mereka memberanikan diri menggelar enam kategori sekaligus atau terbanyak dibandingkan dengan edisi-edisi sebelumnya. Enam kategori itu meliputi 3K, 5K, 10K, setengah maraton, maraton, dan lari anak-anak (kids for run).
Kalau rutin olahraga, tetapi tidak menjaga kualitas makanan dan istirahat, itu justru bisa berdampak buruk terhadap imunitas dan berisiko tinggi tertular penyakit Covid-19. (Daniel Mananta)
Perlombaan pun berani digelar dengan kombinasi dua konsep atau hibrida, yaitu virtual dan konvensional. Pada cara virtual, para peserta bisa berlari dari tempatnya masing-masing, baik di dalam maupun luar negeri.
Sementara pada cara konvensional, panitia bakal melangsungkan lomba di Bandung, Jawa Barat, pada 24 Oktober. Untuk memeriahkan acara konvensional, mereka akan mengundang atlet nasional, seperti Agus Prayogo.
”Pada ajang kali ini, kami menyediakan slot 100.000 peserta, baik untuk lomba online maupun offline. Pendaftarannya dimulai pada 10 Maret sejak pukul 13.00 melalui aplikasi Born To Sweat yang dapat diunduh melalui Playsore dan Androidstore. Persyaratan dan biaya registrasinya akan dirilis berbarengan dengan dibukanya pendaftaran,” kata Puspita.
Puspita menuturkan, pilihan menggelar kegiatan berkonsep hibrida kali ini karena mereka berkomitmen menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan ketat. Untuk lomba virtual, para peserta akan diminta menerapkan protokol kesehatan, mulai dari pemakaian masker, menjaga kebersihan, jaga jarak, dan menghindari kerumunan.
Pada perlombaan konvensional, panitia sedang berupaya mendapatkan izin dari pemerintah pusat dan daerah. Tujuannya agar ajang itu bisa dilangsungkan sesuai aturan protokol kesehatan untuk kegiatan luar ruangan secara langsung. Karena izin sejauh ini belum didapat, mereka belum bisa memastikan pembagian kuota pelari virtual dan konvensional dari slot total 100.000 peserta tersebut.
”Ini bentuk komitmen kami untuk menggelar lomba yang aman dan lancar. Ini sesuai dengan tagline perlombaan, yakni safe running atau berlari dengan aman yang diwujudkan dalam penerapan protokol kesehatan Covid-19 dan teknis berlari, seperti displin menjaga hidrasi,” tuturnya.
Melanie Putria, duta Pocari Sweat, menyampaikan, dalam suasana pandemi, masyarakat tidak boleh abai berolahraga. Sebab, olahraga turut membantu menjaga imunitas tubuh agar tidak mudah tertular virus Covid-19. ”Pocari Sweat Run 2021 bakal mengobati rindu pelari nasional dan turut mengajak masyarakat agar tetap menjaga rutinitas berolahraga,” ujarnya.
Daniel Mananta, duta Pocari Sweat lainnya, mengutarakan, selain berolahraga, masyarakat juga wajib menjaga kualitas makanan yang sehat dan istirahat yang cukup agar imunitas tidak menurun. ”Kalau rutin olahraga, tetapi tidak menjaga kualitas makanan dan istirahat, itu justru bisa berdampak buruk terhadap imunitas dan berisiko tinggi tertular penyakit (Covid-19),” katanya.
Mengubah paradigma
Di samping itu, tambah Daniel, dirinya mengajak masyarakat mengubah paradigmanya dalam mengikuti lomba lari. Menurut dia, lomba lari jangan semata dijadikan sebagai tempat adu gengsi dalam memburu waktu. Sebaliknya, lomba lari perlu menjadi bagian dari gaya hidup.
”Untuk itu, jangan nekat sebelum berlomba. Lakukan persiapan matang agar tidak menimbulkan efek buruk (cedera),” tuturnya.
Sebelumnya, para atlet banyak berharap agar ajang lari bergeliat lagi di Indonesia. ”Selain sebagai bahan evaluasi latihan dan untuk menyiapkan diri menuju kejuaraan lebih besar, lomba lari pun menjadi sumber pendapatan tak sedikit bagi atlet,” ujar pelari asal Sumatera Barat, Hamdan Sayuti.