Kegiatan ”virtual run” atau lari virtual diyakini akan dapat memicu semangat masyarakat untuk kembali berolahraga lari pada masa pandemi.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kegiatan virtual run atau lari virtual diyakini akan dapat memicu semangat masyarakat kembali untuk berolahraga lari di masa pandemi. Meskipun tidak bisa menyamai serunya atmosfer berlari bersama, kegiatan lari virtual dapat merengkuh lebih banyak orang untuk bersama-sama memeras keringat menjaga kesehatan.
Salah satu pendiri komunitas lari Indorunners, Yomi Wardhana, mengatakan, akibat pandemi Covid-19, jumlah kegiatan lari yang digelar di Indonesia menjadi jauh lebih sedikit.
”Pada 2019, setahun ada 300-400 lomba lari. Sekarang ini banyak sekali event yang dibatalkan. Jadi, awalnya mungkin shock, tetapi sekarang kami sadar kalau (pandemi) ini benar-benar serius,” kata Yomi dalam acara konferensi pers peluncuran kegiatan lari virtual bertajuk VXRUN Nusantara Energy Run pada Senin (7/9/2020).
Oleh karena itu, secara pribadi dan mewakili komunitas lari Indonesia, Yomi mengatakan menyambut baik segala inisiatif kegiatan lari virtual. Dengan lari virtual artinya seluruh masyarakat dapat ikut bergabung merasakan kompetisi meski secara daring.
Salah satu kegiatan lari virtual yang sedang berlangsung adalah VXRUN Nusantara Energy Run yang digelar oleh promotor Dyandra Promosindo. Acara lari virtual ini dibagi menjadi tiga babak, yakni Seri 1 (1-30 September), Seri 2 (23 September-15 Oktober), dan Seri 3 (23 Oktober-15 November). Setiap seri memiliki dua nomor jarak, yakni 15 kilometer (15K) dan 45 kilometer (45K).
Biaya pendaftaran untuk kategori 15K adalah Rp 250.000 dan 45K adalah Rp 500.000. Setiap peserta akan mendapatkan kaus jersey dan medali. Presiden Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh mengatakan, sebagian dari biaya pendaftaran ini akan disumbangkan untuk sektor pendidikan Indonesia.
”Selain dapat medali, peserta juga artinya berdonasi langsung di sektor pendidikan Indonesia. Ini mencerminkan spirit untuk membangkitkan lagi semangat masyarakat,” kata Hendra.
Hendra mengatakan, saat ini Dyandra sedang melakukan pembicaraan dengan sejumlah pihak untuk menyalurkan donasi ini. Sejauh ini sudah ada pembicaraan dengan platform urun dana Kitabisa.com. Pendaftaran dapat dilakukan secara daring melalui Dyandravirtualsport.com.
Selain dapat medali, peserta juga artinya berdonasi langsung di sektor pendidikan Indonesia. Ini mencerminkan spirit untuk membangkitkan lagi semangat masyarakat.
Untuk mengikuti lari virtual ini, peserta mendaftar secara daring. Peserta jangan lupa merekam aktivitas larinya menggunakan aplikasi fitness tracker, seperti Nike+ ataupun Strava. Rekaman aktivitas tersebut kemudian dapat diunggah ke akun VXSport.
Komunitas lari Indonesia menyambut baik kegiatan ini. Yomi mengajak masyarakat untuk mencoba berpartisipasi dalam lari virtual ketimbang hanya diam di rumah di masa pandemi. ”Bukan sekadar mencari medali, tetapi kita berkontribusi untuk kegiatan pendidikan Indonesia. Ini yang penting,” kata Yomi.
Pandangan senada juga disampaikan Teddy Wahyu, perwakilan dari komunitas lari alumni SMA Taruna Nusantara (IkastaRun). Ia mengapresiasi inisiatif untuk mendonasikan sebagian uang pendaftaran untuk sektor pendidikan Indonesia.
”Pendidikan Indonesia saat ini menempuh kondisi yang terberat sepanjang masa. Jadi, berikan apa pun yang bisa kita berikan. Tidak semua anak punya akses belajar daring. Jadi, sekecil apa pun, akan sangat berarti. Semoga banyak teman-teman yang ikut dan semakin besar donasinya,” kata Teddy.
Mico Tanahbrata, dari komunitas pelari ikatan alumni SMA Kanisius Jakarta, Canirunners, mengatakan, pihaknya mengapresiasi kegiatan lari virtual. Hal ini karena kegiatan semacam ini dapat memenuhi semangat kompetisi para pegiat lari di Indonesia yang tidak dapat mendapatkan even lari sejak pandemi.
”Lari virtual, kan, ada catatan waktunya. Jadi, kompetitif. Nah, itu bisa jadi bahan obrolan,” kata ucapnya.