Petugas medis terpaksa menenangkan pemain Bhayangkara FC, Nurhidayat Haris, yang ternyata takut disuntik dan pucat pasi saat vaksinasi Covid-19. "Kalau takut, teriak saja. Tidak apa-apa..." katanya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
Walaupun kerap terlihat garang di arena olahraga, tidak sedikit atlet nasional, seperti pelari Lalu Muhammad Zohri, ternyata takut dengan jarum suntik. Demi menyukseskan upaya pemberantasan pandemi Covid-19 sekaligus meningkatkan rasa percaya diri, mereka pantang menyerah melawan rasa takutnya itu.
Pada Jumat (26/2/2021) sekitar pukul 10.00 WIB, bek tim nasional sepak bola Indonesia U-22, Nurhidayat Haji Haris (21), mendapatkan giliran divaksin Covid-19. Bersama rekan-rekannya, atlet kelahiran 5 April 1999 itu memasuki ruangan utama Istora, kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, untuk menemui petugas medis yang telah menunggunya di salah satu meja di sana.
Setelah dicerca beberapa pertanyaan, petugas pun mengambil satu suntikan yang sudah berisi cairan vaksin Covid-19. Seketika, raut muka cemas menghantui Nurhidayat. Wajahnya mulai memucat dan tubuhnya terasa kaku. Rasa ragu menyeruak dari dalam tubuhnya.
Petugas medis lalu menawarkan solusi kepada pemain klub Liga 1 Indonesia, Bhayangkara FC, itu. ”Kalau takut, teriak saja. Tidak apa-apa,” ujar sang petugas mencoba menenangkannya.
Namun, Nurhidayat menolak usulan tersebut. ”Waduh, kalau teriak, malu saya dilihat orang-orang,” katanya.
Nurhidayat pun mencoba melawan panik. Ia menghela napas panjang untuk melawan ketakutan atas jarum suntik yang menghantui isi kepalanya. Sepersekian detik, sang petugas medis menusukkan jarum suntik ke lengan Nurhidayat. Dalam sekejap mata, cairan vaksinasi mengalir ke dalam tubuhnya.
”Sudah selesai, mas,” ujar sang petugas kemudian.
Zohri tidak bisa ”berlari” dari ketakutannya itu. Pelari tercepat di Asia Tenggara dengan rekor waktu 10,03 detik itu mau tidak mau harus merelakan tubuhnya ditembus jarum suntik.
Seolah tidak sadarkan diri selama disuntik, Nurhidayat kaget proses itu ternyata tuntas begitu cepat. Wajahnya seketika kembali berseri-seri, adapun tubuhnya pun seolah lincah kembali.
”Saya memang takut sekali disuntik. Bahkan, saat ikut vaksinasi polio sebelum berangkat ke SEA Games 2019, tingkah saya saat mau disuntik sempat viral (Nurhidayat menunjukkan ekspresi menutupi wajahnya saat divaksin karena ketakutan). Tapi, karena untuk menjalankan program pemerintah dan demi keselamatan semua orang, ya mau gak mau saya melawan rasa takut ini,” tutur Nurhidayat yang mengungkapkan tiadanya efek apapun setelah vaksinasi tersebut.
Tidak bisa lari
Selain Nurhidayat, pelari 100 meter andalan Indonesia, Lalu Muhammad Zohri (20), ternyata juga takut dengan jarum suntik. Atlet kelahiran Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, 1 Juli 2000, itu mengaku belum pernah ikut vaksinasi apa pun. Akan tetapi, dirinya pernah beberapa kali disuntik untuk perawatan kesehatan.
Kemarin, Istora Senayan terasa berbeda bagi Zohri. Mungkin, karena suasana ramai, menjadi perhatian masyarakat luas, dan banyak petugas medis, nyali pelari yang telah mengantongi tiket ke Olimpiade Tokyo itu sempat ciut.
”Tadi, sempat takut juga mau divaksin. Mungkin, karena terbawa suasana, sempat terasa gugup,” ujarnya.
Kendati demikian, kali ini, Zohri tidak bisa ”berlari” dari ketakutannya itu. Pelari tercepat di Asia Tenggara dengan rekor waktu 10,03 detik itu mau tidak mau harus merelakan tubuhnya ditembus jarum suntik.
”Sekarang, kita wajib divaksin supaya Covid-19 segera hilang. Dengan vaksinasi ini semoga kita semua bisa lebih kebal dan terhindar dari penyakit ini,” ujar Zohri yang sempat merasakan pegal-pegal di lengannya sehabis divaksin.
[embed]https://youtu.be/dfTAPlK4WiU[/embed]
Nurhidayat dan Zohri merupakan bagian dari sekitar 820 orang atlet, pelatih, dan tenaga pendukung, dari 40 cabang olahraga di Indonesia yang mendapatkan vaksinasi Covid-19, kemarin. Mereka merupakan kelompok pertama insan olahraga nasional yang divaksin Covid-19.
Pada tahap awal vaksinasi di bidang olahraga itu, total ada sekitar 5.000 orang yang telah didaftar. Vaksinasi tahap awal bagi insan olahraga itu akan dilakukan secara bertahap agar tidak menimbulkan kerumunan. Setelah tuntas, mereka akan menjalani vaksinasi kedua sekitar 14 hari seusai menerima vaksinasi pertamanya tersebut.
Seusai vaksinasi itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyampaikan, vaksinasi insan olahraga tahap awal itu diperuntukkan kepada atlet-atlet elite yang dipersiapkan mengikuti kejuaraan internasional. Kejuaraan itu antara lain Olimpiade Tokyo pada 23 Juli-8 Agustus dan SEA Games 2021 Vietnam pada akhir tahun ini.
Sementara itu, vaksinasi olahraga tahap selanjutnya akan menyasar sekitar 7.000 orang insan olahraga dari daerah. Mereka divaksin untuk persiapan Pekan Olahraga Nasional di Papua pada Oktober 2021 mendatang.
”Vaksinasi ini diupayakan supaya mereka lebih percaya diri serta supaya tidak ada rasa takut dan keraguan dalam berlatih maupun bertanding. Akan tetapi, mereka harus tetap menerapkan protokol kesehatan ketat (setelah divaksin),” ujar Zainudin.
Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari menjelaskan, vaksinasi untuk atlet sangatlah penting dalam rangka mengikuti kejuaraan di tengah pandemi Covid-19. Walaupun belum ada aturannya, vaksinasi untuk atlet bisa menjamin keikutsertaan mereka di Olimpiade Tokyo. Jepang, tuan rumah penyelenggara, diperkirakan bakal sangat ketat dalam menerima kontingen masuk ke negaranya.