Cristiano Ronaldo kembali memperlihatkan determinasinya. Seolah ”terbang” melawan gravitasi, ia mengangkat harkat Juventus yang kesulitan menembus pertahanan Crotone.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
TURIN, SELASA —Cristiano Ronaldo kembali membuktikan dirinya adalah ”pusat gravitasi” dari tim-tim yang dibelanya, termasuk Juventus saat ini. Di tengah krisis kepercayaan diri yang menerpa ”Si Nyonya Besar”, Ronaldo terbang melawan gaya tarik bumi saat membawa timnya mengalahkan Crotone, 3-0, pada lanjutan Liga Italia di Stadion Allianz, Turin, Selasa (23/2/2021) dini hari WIB.
Bayang-bayang rentetan hasil buruk, yaitu dua kekalahan beruntun pada laga sebelumnya, sempat menghantui Juve pada pertandingan versus Crotone. Para pemain Juve, seperti Aaron Ramsey dan Dejan Kulusevski, bertubi-tubi melakukan kesalahan operan menghadapi Crotone, tim juru kunci Liga Italia yang menahan imbang mereka pada duel sebelumnya, 1-1, Oktober 2020.
Sebaliknya, bermain tanpa beban, Crotone justru berkali-kali menekan pertahanan tim tuan rumah pada awal laga itu. Hingga menit ke-35, tiada gol tercipta. Pelatih Juventus Andrea Pirlo pun menggigiti kuku-kuku jarinya, menunjukkan betapa grogi dirinya. Memori kehilangan poin, seperti saat dikalahkan Napoli, 0-1, dan dibekap Porto, 1-2, sepekan terakhir kembali menyergap.
Situasi di Juve memang tengah tidak baik. Mereka tampil pincang di laga itu, tanpa pemain sayap andalannya, Juan Cuadrado; duo bek senior, Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini; gelandang Adrien Rabiot dan Arthur, penyerang Paulo Dybala; dan kiper Wojciech Szczesny. Padahal, mereka butuh kemenangan untuk mengangkat moril sekaligus posisi mereka di puncak klasemen.
Laiknya seorang bintang besar, Ronaldo menjadi jawaban semua kecemasan itu. Ia tiba-tiba meloncat tinggi, menyambut bola operan Alex Sandro pada menit ke-38. Bola pun bersarang sempurna di pojok gawang Crotone. Gol itu seketika melambungkan kepercayaan diri Juve. Jelang turun minum, Ronaldo kembali mengulangi kegemilangannya. Ia lagi-lagi melawan gravitasi dan menyundul bola ke gawang Crotone pada menit ke-45+1.
Gol sundulannya itu memang tidak sedahsyat saat menghadapi Sampdoria pada musim lalu. Saat itu, ia mengejutkan pertahanan lawan dengan meloncat setinggi 71 sentimeter untuk menjangkau bola di udara yang mencapai ketinggian 2,45 meter. Jangkauannya saat itu bahkan jauh melampaui slam dunk rata-rata pemain NBA. Golnya itu juga tidak seheboh ketika ia mencetak gol salto di Turin ketika masih membela Real Madrid, Agustus 2018.
Semua (tim) di belakang Inter adalah para antagonis. Kami adalah salah satunya. Kami akan berjuang sampai akhir. (Andrea Pirlo)
Namun, kedua gol sundulannya itu cukup mengangkat kepercayaan diri timnya, khususnya dalam upaya mengejar scudetto atau gelar juara Liga Italia. Juve kini kembali ke peringkat empat besar Liga Italia. Juve, yang tepatnya berada di peringkat ketiga, tertinggal empat poin dari AC Milan di peringkat kedua dan delapan angka dari Inter Milan di puncak klasemen. Namun, Juve masih memiliki tabungan satu laga tunda, yaitu versus Napoli.
”Kami sempat memulai laga dengan gugup. Mungkin, (dua) kekalahan terakhir membuat kami grogi. Namun, kemudian gol-gol (Ronaldo) datang dan pikiran kami mulai tenang. Hal yang terpenting saat ini adalah kami meraih tiga poin,” ujar Pirlo seusai laga itu seperti dikutip Football-Italia.
Pirlo pun menegaskan, timnya akan berjuang hingga akhir untuk meraih scudetto ke-10 beruntun mereka. Hal itu sesuai slogan mereka, yaitu fino alla fine alias ”hingga akhir”. ”Semua (tim) di belakang Inter adalah para antagonis. Kami adalah salah satunya. Kami akan berjuang sampai akhir,” ujar Pirlo.
Komitmen yang dimaksud Pirlo telah ditunjukkan Ronaldo. Pemain yang memiliki etos kerja sangat tinggi dan rutin menjaga performanya sehingga tetap prima di usia 36 tahun itu enggan disaingi para lawannya. Ia konsisten melecut diri dan memberikan yang terbaik. Ia pun kini kembali mengambil alih puncak klasemen capocannoniere (pencetak gol terbanyak Liga Italia) yang sehari sebelumnya direbut Romelu Lukaku, striker Inter Milan.
Ronaldo kini mengemas total 18 gol, unggul satu gol dari Lukaku. ”Senang bisa memberikan kontribusi seperti ini, kawan-kawan,” ujar Ronaldo dalam bahasa Italia lewat akun Instagramnya.
Meski demikian, pada satu titik, ketergantungan akan seorang pemain, seperti Ronaldo, bukanlah hal bagus. Bukan rahasia jika dibalik kehebatannya, Ronaldo merupakan sosok yang egois. Ia dianggap lebih mementingkan rekor pribadi ketimbang pencapaian timnya.
Kesan itu terlihat nyaris di setiap laga. Ia berkali-kali berupaya memasukkan bola sendirian, misalnya di laga versus Napoli. Ronaldo pun tidak jarang marah ketika diganti di tengah laga. Tak pelak, selama di Juventus, baik di era Maurizio Sarri maupun Pirlo saat ini, pemain berjuluk ”CR7” itu rutin bermain penuh di hampir setiap laga, kecuali Piala Italia.
”Terlepas pencapaian fenomenalnya, dia selalu sedikit egois. Dia tidak peduli rekan-rekan lainnya mencetak gol. Ia tipikal pemain yang hidup untuk gol-gol. Hal itu menyulitkan Andrea Pirlo dan gaya bermainnya (kolektif),” ujar Antonio Cassano, mantan pemain Sampdoria dan timnas Italia.