Nadal akan diuji oleh petenis-petenis muda yang punya potensi besar untuk menggantikan namanya dan Djokovic sebagai juara baru. Nadal menyadari, pertandingan berikutnya akan menjadi tantangan yang sangat berat.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
MELBOURNE, SENIN — Rafael Nadal memelihara harapan meraih gelar Grand Slam ke-21 setelah melaju ke perempat final Australia Terbuka dengan penampilan yang makin meyakinkan. Kini, dia akan dites oleh anak-anak muda yang punya potensi besar menggantikan namanya dan Novak Djokovic sebagai juara baru Grand Slam.
Penampilan terbaik selama di Melbourne Park tahun ini ditunjukkan Nadal ketika berhadapan dengan Fabio Fognini pada babak keempat, Senin (15/2/2021). Bermain di Rod Laver Arena, Nadal menang 6-3, 6-4, 6-2.
Fognini tertinggal 4-12 dalam 16 pertemuan sebelumnya dengan Nadal, tetapi petenis Italia berusia 33 tahun itu dikenal sebagai salah satu petenis ulet. Dia dan Roger Federer menjadi dua petenis yang pernah mengalahkan Nadal dalam format best of five sets setelah kehilangan dua set pertama. Fognini melakukan itu pada babak ketiga Grand Slam Amerika Serikat Terbuka 2015 dengan kemenangan 3-6, 4-6, 6-4, 6-3, 6-4.
Sebelum dan setelah pertandingan, Nadal menegaskan, dia tak pernah meremehkan Fognini. ”Saat berhadapan dengan Fabio, Anda harus khawatir karena akan selalu kesulitan. Saya beruntung bisa segera membalas ketika dia mematahkan servis saya pada set kedua,” ujar Nadal.
Kemenangan tersebut membangkitkan kepercayaan diri Nadal yang diganggu cedera punggung sejak sebelum Australia Terbuka. Dia bahkan melewatkan latihan untuk terapi di rumah sakit sebelum menjalani pertandingan babak ketiga.
Kedua faktor tersebut, cedera yang pulih dan kepercayaan diri, akan sangat dibutuhkan Nadal sejak perempat final melawan Stefanos Tsitsipas. Petenis Yunani berusia 22 tahun itu mendapatkan tiket perempat final secara gratis setelah Matteo Berrettini, lawannya pada babak keempat, mengundurkan diri sebelum bertanding karena cedera otot perut.
Dengan empat petenis tersisa pada paruh bawah undian, Tsitsipas menjadi salah satu dari tiga anak muda yang berada di sekitar Nadal. Bersama petenis Rusia yang akan bertemu pada perempat final lain, yakni Daniil Medvedev dan Andrey Rublev, Tsitsipas menjadi petenis muda yang punya potensi meraih gelar Grand Slam pertama di Australia Terbuka 2021.
Dalam sepuluh Grand Slam terakhir, hanya Dominic Thiem yang bisa memasukkan namanya dalam daftar juara tunggal putra Grand Slam, yaitu di AS Terbuka 2020. Selebihnya, gelar juara menjadi milik Nadal atau Djokovic.
Tsitsipas, juara Final ATP 2019, mencapai semifinal Australia Terbuka pada tahun yang sama serta Perancis Terbuka 2020. Rublev, yang meraih lima gelar juara pada 2020, mengantarkan Rusia menjuarai Piala ATP 2021 bersama rekan setimnya, Medvedev.
Adapun Medvedev tampil konsisten dengan 19 kali menang beruntun sejak akhir 2020. Rentetan kemenangan itu mengantarkannya pada juara Piala ATP, ATP Masters 1000 Paris, dan Final ATP 2020. Termasuk di antara kemenangan itu adalah ketika berhadapan dengan Mackenzie McDonald, 6-4, 6-2, 6-3, pada babak keempat Australia Terbuka di Margaret Court Arena, Senin kemarin.
Pertandingan berikutnya akan menjadi tantangan yang sangat besar. Jadi, kemenangan hari ini bagus untuk membangun kepercayaan diri saya.
”Pertandingan berikutnya akan menjadi tantangan yang sangat besar. Jadi, kemenangan hari ini bagus untuk membangun kepercayaan diri saya. Saya harus siap dan hari latihan besok akan menjadi masa persiapan yang penting,” ujar Nadal.
Nadal unggul 6-1 dari pertemuan sebelumnya, tetapi Tsitsipas selalu menjadi lawan yang membahayakan. Petenis yang dilatih ayahnya, Apostolos Tsitsipas, dan mendapat bimbingan dari Patrick Mouratoglou (pelatih Serena Williams), itu tak punya rasa takut meski berhadapan dengan nama besar.
Jika Nadal bisa mengalahkan Tsitsipas, salah satu di antara dua petenis terbaik Rusia itu akan menjadi lawan Nadal di semifinal. Mereka adalah petenis yang juga berpotensi mengalahkan Nadal di lapangan keras.
Dengan motivasi dan mental juara yang selama ini selalu mengalahkan rasa cedera dan rasa sakitnya, Nadal pun berharap bisa bermain semakin baik pada tantangan yang semakin sulit.
Tak takut Serena
Menghadapi perempat final di Rod Laver Arena, Selasa, Simona Halep menegaskan tak takut kepada Serena Williams yang mengandalkan kekuatan pukulan dalam permainannya. Halep mengatakan itu setelah melihat penampilan Serena melawan Aryna Sabalenka pada babak keempat.
”Saya menonton pertandingan mereka. Ada banyak pukulan kencang dari keduanya, tetapi saya tak takut menghadapi itu karena saya juga punya pengalaman,” kata Halep.
Pengalaman yang dimaksud petenis unggulan kedua itu adalah ketika dia mengalahkan Serena pada final Wimbledon 2019. Halep menang telak, 6-2, 6-2, pada pertemuan terakhir dengan tujuh kali juara Australia Terbuka itu.
Meski percaya diri, Halep tak berharap akan menang kembali dengan mudah. Dia paham bahwa berhadapan dengan Serena membutuhkan kemampuan terbaik. Seperti kalimat pertama yang diucapkan tentang Serena saat ditanya Jim Courier, setelah memenangi babak keempat, Halep menyebut, ”Dia adalah yang terbaik.”
”Saya harus mengerahkan semuanya untuk mengalahkan Serena. Saya harus bersiap untuk laga panjang dan berbagai kesulitan,” katanya.
Perempat final lain pada paruh bawah undian tunggal putri mempertemukan dua petenis Asia, Naomi Osaka dan Hsieh Su Wei. Persaingan petenis Jepang dan Taiwan itu menjadi pertemuan keenam mereka. Dari pertemuan sebelumnya, Osaka menang empat kali dalam pertandingan yang hampir semuanya berlangsung dalam tiga set. (AP/AFP)