Aston Villa memberi contoh sikap pantang menyerah di tengah pandemi dengan memainkan para pemain muda untuk melawan Liverpool. Para pemain muda itu pun tampil membanggakan meskipun akhirnya kalah.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
BIRMINGHAM, SABTU — Aston Villa, yang diperkuat para pemain muda, dengan mudah dikalahkan Liverpool, 4-1, pada laga babak ketiga Piala FA di Stadion Villa Park, Sabtu (9/1/2021) dini hari waktu Indonesia. Namun, di balik kekalahan itu, Villa berhasil memaknai perjuangan melawan pandemi Covid-19 melalui militansi para pemain mudanya pada laga itu.
Villa menjadi kubu yang kurang beruntung karena sejumlah pemain senior dan staf dinyatakan positif Covid-19. Pusat latihan klub, Bodymoor Heath, juga ditutup sehingga tim senior Villa dipastikan tidak bisa menjamu Liverpool malam itu.
Namun, dalam situasi pelik itu, Villa tidak lantas menyerah dan mencari jalan lain dengan mengerahkan para pemain muda dari akademi. Sebanyak tujuh pemain dari tim kelompok umur U-23 dan empat pemain U-18 disiapkan untuk melawan Liverpool yang diperkuat para pemain inti, seperti Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Jordan Henderson.
Para pemain muda Villa itu belum pernah tampil di tim senior. Bahkan, beberapa di antaranya belum pernah berlatih bersama para pemain senior. Meski demikian, mereka adalah harapan satu-satunya agar laga ini tetap berjalan. Setelah menjalani tes Covid-19, semua pemain muda itu dinyatakan negatif sehingga laga ini tetap bisa berjalan.
Liverpool, yang jauh lebih berpengalaman, langsung memberi tekanan kepada para pemain muda Villa ketika Mane mencetak gol pada menit ke-4. Namun, gol cepat itu tidak menyurutkan mental Villa yang kemudian bisa menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui aksi individu Louie Barry, penyerangnya yang baru berusia 17 tahun, pada menit ke-41.
Ketika Villa mendapatkan momen untuk menyerang balik, Barry berlari kencang menembus pertahanan Liverpool dan berhadapan satu lawan satu dengan kiper Caoimhin Kelleher sebelum mencetak gol tersebut.
”Keluarga saya yang sedang menonton di depan TV pasti berteriak kencang,” ujar Barry, pemain yang pernah berlatih di akademi Barcelona sebelum bergabung dengan Villa, bangga.
Aksi heroik para pemain muda itu kemudian diredam Liverpool pada babak kedua. Dalam waktu lima menit mulai menit ke-60, ”Si Merah” mampu mencetak tiga gol melalui Georginio Wijnaldum, Mane, dan Salah. Seusai mencetak gol-gol itu, para pemain Liverpool tidak melakukan selebrasi yang berlebihan.
Liverpool pada akhirnya menaruh rasa hormat yang sangat tinggi kepada Villa malam itu.
”Para pemain muda itu sungguh hebat. Mereka semua bisa bermain sepak bola. Jika tidak tampil bagus saat melawan mereka, Anda akan menemui masalah besar,” kata Manajer Liverpool Juergen Klopp.
Para pemain muda, kata Klopp, tidak bisa diremehkan karena mereka punya motivasi yang sangat tinggi di balik pengalaman yang masih minim. Buktinya, Liverpool harus menunggu hingga menit ke-60 untuk bisa membalikkan keadaan.
Para pemain muda ini tidak gentar dan mereka bisa bekerja sama dengan baik. Kami harus angkat topi untuk mereka karena sudah tampil luar biasa.
Menurut Klopp, bermain melawan para pemain muda bisa menjadi sangat berbahaya karena kekuatan tim belum bisa diketahui.
”Semua persiapan yang telah kami lakukan terpaksa kami tanggalkan. Kami pun memulai dari awal lagi,” kata Klopp yang kemudian menemukan caranya mengalahkan Villa saat pergantian babak laga itu.
Di sisi lain, Klopp juga memahami besarnya tantangan yang dihadapi para pemain muda ketika dipercaya menjalani sebuah laga besar. Liverpool pernah mengerahkan para pemain muda ketika menghadapi Villa pada laga perempat final Piala Liga Inggris, Desember 2019, dan kalah 0-5. Para pemain senior Liverpool pada waktu itu sedang berada di Doha, Qatar, untuk menghadapi laga semifinal Piala Dunia Antarklub melawan Monterrey.
Seusai laga itu, Mark Delaney yang mewakili Manajer Villa Dean Smith merasa sangat bangga dengan performa anak-anak asuhannya.
”Para pemain muda ini tidak gentar dan mereka bisa bekerja sama dengan baik. Kami harus angkat topi untuk mereka karena sudah tampil luar biasa,” ujar Delaney yang merupakan Pelatih Aston Villa U-23.
Laga yang tidak imbang dari segi kekuatan juga bakal terjadi saat Marine menjamu Tottenham Hotspur, Senin (11/1/2021) pukul 00.00 WIB. Marine merupakan klub yang berlaga di liga kasta ke-8 di Inggris.
Akibat pandemi, kondisi keuangan Marine kini sangat kritis. Mereka terpaksa menjual tiket virtual seharga 10 pounds atau Rp 190.000 per lembar. Tiket tersebut nantinya akan diundi, lalu pemenangnya bakal mendapat kesempatan menjadi manajer Marine pada laga persahabatan.
Melihat upaya Marine tersebut, Manajer Spurs Jose Mourinho langsung ingin membeli tiket tersebut.
”Jika saya menang, saya tidak bisa ambil hadiahnya karena kami akan menjalani laga pramusim. Namun, melihat tujuan dari tiket ini, ya saya harus membelinya,” ujar Mourinho.
Lonjakan kasus Covid-19 kembali merebak di Inggris, tetapi optimisme dan solidaritas terpancar dari sepak bola. Klub besar ataupun kecil sama-sama saling membantu dan menghargai untuk tetap bisa bertahan. (AFP/REUTERS)