Arsenal menjamu Newcastle United pada laga Piala FA, Minggu dini hari WIB, dengan kepercayaan diri tinggi para pemain mudanya. ”Darah” muda itu menghidupi kembali jati diri Arsenal yang sempat sirna, tahun lalu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, JUMAT — Setelah kehilangan jati dirinya sejak awal musim, roh Arsenal mulai merasuk kembali dalam tiga laga terakhir. Gaya sepak bola mengalir, yang dulu identik dengan ”Si Meriam London”, kini hadir kembali berkat anak-anak akademi klub itu, Hale End.
Kemenangan beruntun pada tiga laga terakhir di Liga Inggris menjadi bukti kebangkitan Arsenal bersama para pemain mudanya, seperti Bukayo Saka (19), Gabriel Martineli (19), dan Emile Smith Rowe (20). Tren positif itu menjadi modal penting Arsenal menjamu Newcastle United pada babak ketiga Piala FA di Stadion Emirates, London, Minggu (10/1/2021) pukul 00.30 WIB.
”Para pemain muda sedang mendapatkan momentum. Anda harus memanfaatkan hal itu. Berkat mereka dan hasil positif, kondisi tim kini sangat kontras dengan tiga pekan lalu. Spirit, energi, dan suasana di tim jauh lebih baik saat ini,” kata Manajer Arsenal Mikel Arteta.
Dengan menunggangi semangat para darah muda, Arsenal bertekad melanjutkan tren positif sekaligus mempertahankan gelar Piala FA musim ini. Dua misi ini mungkin terwujud berkat perubahan drastis dalam sistem permainan mereka.
Perubahan formasi
Trio penyerang muda, yaitu Saka, Martineli, dan Rowe, tak hanya memberikan kepercayaan diri bagi tim. Kehadiran mereka diikuti perubahan formasi permainan oleh Arteta. Ia kini memakai formasi lebih terbuka, 4-2-3-1, dari sebelumnya 3-4-3.
Ketiga pemain itu mengisi posisi tepat di belakang striker. Mereka membuat serangan Arsenal lebih dinamis dengan pergerakan tanpa bola. Saat bertahan, mereka merepotkan lawan dengan konstan menekan.
Alhasil, permainan Arsenal kini sangat mengalir, mirip masa keemasannya bersama bekas manajer legendarisnya, Arsene Wenger. Gaya ini bagaikan bumi dan langit dengan laga-laga sebelumnya. Akibat minim kreativitas, Arsenal sempat paceklik kemenangan di tujuh laga sebelum pergantian tahun. Lima laga Liga Inggris di antaranya bahkan berakhir kalah.
Sosok paling penting dalam sistem baru ini adalah Rowe. Dia melahirkan kembali posisi lama yang sudah lama hilang, yaitu gelandang serang murni. Selama menangani Arsenal, sejak musim lalu, Arteta meniadakan posisi penting itu.
Tak pelak, masalah kreativitas sering muncul karena Arsenal tidak punya pemain dengan sentuhan umpan ”magis”. Rowe tampak menjanjikan di posisi itu. Dalam tiga laga, dia memimpin jumlah umpan kunci tim, yaitu dua kali per laga.
Dalam laga nanti, Arteta belum akan berhenti menjajal pemain muda. Manajer asal Spanyol itu membuka kemungkinan memainkan striker remaja berbakat, Folarin Balogun (19).
Saya tidak tahu berapa kali diundi bertemu Arsenal. Kami terus bertemu dengan mereka. Cukup sulit dipercaya. (Steve Bruce)
Menurut Arteta, dorongan pemain muda ini sangat bagus untuk persaingan tim. Terbukti, para pemain senior jadi lebih termotivasi. ”Saya kira ini akan menjadi persaingan yang sangat sehat untuk tim,” ucapnya.
Dorongan itu diharapkan bisa membangkitkan performa sang kapten, Pierre-Emerick Aubameyang, yang tengah kehilangan kepercayaan dirinya. Ia baru mencetak empat gol pada musim ini.
Kombinasi pemain muda dan senior di Arsenal bisa merepotkan Newcastle. Arteta bisa menjadikan laga itu sebagai pemanasan duo senior, bek Gabriel Magalhaes dan gelandang Thomas Partey, yang dikabarkan siap kembali ke lapangan setelah sempat lama menepi.
Menurut Manajer Newcastle United Steve Bruce, timnya kurang beruntung harus bertemu Arsenal di babak awal Piala FA. Diakuinya, laga nanti akan sangat berat bagi timnya.
”Saya tidak tahu berapa kali diundi bertemu Arsenal. Kami terus bertemu dengan mereka. Cukup sulit dipercaya, apalagi kami juga akan bertandang ke Stadion Emirates seperti sebelum-sebelumnya,” kata Bruce.
Arsenal, dengan permainan mengalirnya, kerap menjadi momok dalam karier Bruce. Dari 29 duel dengan Arsenal, ia hanya dua kali menang. Timnya kebobolan total 57 gol dan hanya mampu mencetak 12 gol.
Meski begitu, Newcastle bisa mengancam karena Bruce datang dengan misi balas dendam. Manajer veteran itu belum bisa melupakan saat kehilangan gelar Piala FA bersama Hull City pada final 2014.
Ketika itu, Bruce tinggal selangkah lagi untuk menyudahi puasa gelar mayor dalam kariernya. Unggul 2-0 terlebih dulu, Hull justru kalah 2-3 dari Arsenal. Manajer asal Inggris itu pun hanya bisa gigit jari, hingga saat ini. (AP/REUTERS)