Mir Menantikan Persaingan dengan Marquez
Joan Mir sedang menikmati pencapaian besarnya musim ini, yaitu menjadi juara dunia MotoGP untuk pertama kalinya. Namun, pebalap Suzuki Ecstar itu sudah tidak sabar menanti musim depan dan bersaing dengan Marc Marquez.
MALLORCA, SENIN — Gelar juara MotoGP yang diraih oleh Joan Mir musim ini sah dan tidak berkurang nilainya meskipun tidak ada Marc Marquez. Namun, Mir sebenarnya berharap bisa bersaing dengan pebalap Repsol Honda itu musim ini dan mengalahkan pengoleksi enam juara dunia MotoGP itu.
Peluang Mir bersaing dengan Marquez musim depan pun masih belum bisa dipastikan. Namun, pebalap tim Suzuki Ecstar itu berharap bisa bertarung dengan ”Si Bayi Alien”, julukan Marc Marquez, sesegera mungkin.
”Tentu saja saya lebih memilih mengalahkan Marc tahun ini. Akan tetapi, mungkin dia tidak tahu bagaimana mengelola balapan pertama dengan cara yang terbaik sehingga cedera dan melewatkan musim. Saya tidak suka melihat siapa pun dalam kondisi buruk, termasuk semua lawan. Saya ingin dia pulih dan kita lihat apakah dalam 2021 kami bisa memiliki musim yang indah dan bertarung,” ujar Mir dalam wawancara khusus dengan media Spanyol, Sport, Selasa (29/12/2020).
Baca juga: Anomali MotoGP di Musim Pandemi
Marquez saat ini masih menjalani pemulihan cedera retak humerus atau tulang lengan atas di tangan kanannya. Proses pemulihan cedera yang didapat pada seri pertama, 19 Juli lalu itu, sangat lambat. Bahkan, ia harus menjalani operasi ketiga pada 3 Desember lalu akibat inversi dan sambungan tulang palsu. Marquez diperkirakan harus menjalani pemulihan hingga enam bulan sehingga akan absen dalam enam seri awal.
Menghidupkan persaingan
Namun, Marquez diharapkan bisa pulih lebih cepat dan kembali menghidupkan persaingan di lintasan MotoGP. Keberadaan Marquez di garis start akan membuat tekanan pada Mir, sang juara bertahan, semakin besar. Mir pun menyadari hal itu dan bersiap menghadapi musim 2021 dengan lebih baik.
”Tekanan tidak membuat saya takut. Justru akan bagus bagi saya mengawali balapan di antara para favorit,” ungkap Mir.
Mir meraih gelar juara dunia berkat tampil paling konsisten di antara pebalap lain yang labil performanya. Dalam 14 seri musim ini, Mir tujuh kali naik podium, sekali di antaranya memenangi balapan. Dia pun mampu mengungguli Fabio Quartararo yang sempat memimpin klasemen pebalap. Pebalap tim Petronas SRT itu sempat unggul jauh dengan memenangi dua seri pertama.
Namun, dalam 12 seri berikutnya, Quartararo hanya sekali naik podium, yaitu saat memenangi seri Catalunya dan dua kali gagal finis. Pebalap asal Perancis itu hanya mampu finis di posisi delapan, sedangkan Mir mengunci gelar juara pada seri Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo. Gelar juara itu sekaligus menegaskan kekuatan mental Mir dalam menghadapi musim yang melelahkan, yaitu pekan balapan beruntun dan kewajiban disiplin menjalankan protokol kesehatan akibat pandemi Covid-19.
”Secara mental, ini musim yang sangat sulit. Anda harus menjalani banyak balapan dalam waktu yang sangat singkat dan selalu dalam tekanan. Jika cedera atau terinfeksi (virus korona tipe baru), Anda bisa terlempar dari (persaingan) kejuaraan dunia. Lalu, ketika pulang ke rumah, Anda tidak bisa bersantai atau berlatih secara normal atau pergi ke sirkuit motokros karena Covid-19,” ungkap Mir, pebalap asal Spanyol yang kini berusia 23 tahun.
Balapan musim depan juga belum akan sepenuhnya bebas dari ancaman Covid-19. Protokol kesehatan masih akan diterapkan secara ketat dalam 20 seri balapan yang dijadwalkan sementara ini. Namun, keterbatasan itu diharapkan Mir tidak akan menurunkan performa sepeda motor GSX-RR. Pengembangan sepeda motor untuk musim depan memang terbatas pada sasis dan aerodinamika, sedangkan sektor mesin akan tetap sama.
Kami tidak memiliki paket yang kompetitif untuk meraih posisi start terdepan. Namun, kami menunjukkan bisa memenangi gelar juara dengan senjata lain.
Mir berharap, perbaikan sepeda motor 2021 bisa membuat dirinya mampu bersaing meraih pole position. Sesi kualifikasi merupakan kelemahan Suzuki mengingat mereka kalah dalam kecepatan puncak untuk mencetak waktu tercepat dalam satu lap. GSX-RR lebih unggul dalam kestabilan dalam kondisi ban aus untuk menjaga konsistensi pace balapan. Itulah mengapa Mir baru bisa merangsek ke zona tiga besar setelah separuh total putaran.
”Tahun ini, kami telah mengeksploitasi 100 persen potensi sepeda motor. Kami tidak memiliki paket yang kompetitif untuk meraih posisi start terdepan. Namun, kami menunjukkan bisa memenangi gelar juara dengan senjata lain. Sekecil apa pun peningkatan kecepatan (GSX-RR), kami berusaha mengulanginya (gelar juara) pada 2021,” ujar Mir optimistis.
Ia pun mengungkapkan harapannya untuk musim baru. ”Tahun ini, saya berharap finis di lima besar dan nyatanya menjadi juara. Tahun depan, saya berharap ada di tiga besar dan semua orang diberi kesehatan. Saya tidak akan menyebutkan urutannya, tetapi semoga dalam tiga besar bersama dengan Marquez dan (Maverick) Vinales,” ungkap Mir.
Masalah daya tahan M1
Vinales merupakan salah satu pesaing Mir hingga pertengahan musim 2020. Namun, pebalap tim pabrikan Yamaha itu kehilangan kendali persaingan karena masalah keandalan YZR-M1. Vinales bahkan harus menggunakan mesin keenam, melebihi kuota lima mesin dalam semusim. Dia mengalami kerusakan katup pada tiga mesin dan sejak seri kedua hanya menggunakan dua mesin untuk balapan.
Pebalap berusia 25 tahun itu berharap M1 lebih tangguh dan bisa diandalkan untuk bersaing sepanjang musim pada 2021. Pada musim 2020, untuk menjaga mesin tidak rusak hingga akhir musim, putaran maksimal mesin M1 diturunkan. Namun, dampaknya, para pebalapnya sulit bersaing meraih podium.
Masalah durabilitas atau daya tahan mesin itu menjadi fokus utama para insinyur Yamaha, terutama penggunaan katup di ruang bakar yang tepat, pada musim baru. Managing Director Yamaha Lin Jarvis pun menegaskan, tahun depan M1 akan lebih tahan banting.
”Untuk musim 2021, kami cukup percaya diri dengan mesin-mesin kami. Regulasi menyebutkan, kami akan terus menggunakan mesin-mesin itu,” tegas Jarvis dikutip Motorsport.
Baca juga: Rossi Masih Menantikan Kebangkitan M1
Namun, terkait defisit tenaga kuda pada M1 dibandingkan dengan Honda dan Ducati, Jarvis menegaskan, timnya baru akan bisa meningkatkannya pada 2022. Peningkatan performa mesin, menurut pebalapnya, Valentino Rossi, juga tidak akan berubah drastis dalam waktu dekat.
Hal itu terjadi karena Yamaha baru saja melakukan perombakan departemen. Adapun terkait daya tahan mesin, Rossi menilai, sejumlah mesin yang dipakai musim 2020 menunjukan ketangguhannya.
”Menurut saya, dalam hal mesin murni, mesin-mesin kami, terlepas dari kelemahan katup yang dialami, masih andal sepanjang musim. Beberapa mesin kami telah menempuh 3.000 kilometer. Itu cukup luar biasa,” ungkap Rossi yang musim depan membela tim satelit Yamaha, Petronas SRT.