Manchester United nyaris tidak bertaji saat menjamu lawan-lawannya di Old Trafford pada musim ini. Nama besar stadion yang dulu sangat ditakuti itu kembali dipertaruhkan pada derbi Manchester, Minggu dini hari WIB.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MANCHESTER, JUMAT — Nama besar Manchester United dan stadionnya, Old Trafford, kian diragukan menyusul rentetan hasil buruk mereka pada musim ini. Derbi menjamu Manchester City pada Minggu (13/12/2020) pukul 00.30 WIB menjadi kesempatan emas MU mematahkan keraguan tersebut.
”Setan Merah”, julukan MU, mengalami anomali musim ini. Mereka bak bermuka dua. Dari lima laga tandangnya sepanjang musim 2020-2021, mereka selalu menang. Ironisnya, mereka justru sering tak berdaya di Old Trafford, rumahnya sendiri.
Dari lima laga musim ini, MU hanya bisa sekali menang, yaitu atas West Bromwich Albion, di Old Trafford. Adapun tiga laga lainnya berakhir dengan kekalahan, yaitu dari Crystal Palace (skor 1-3), Tottenham Hotspur (1-6), dan Arsenal (0-1).
Padahal, saat masih diasuh manajer legendarisnya, Sir Alex Ferguson, MU sangat disegani ketika tampil di Old Trafford. Stadion yang dulu kerap membuat pemain lawan bergidik itu kini tidak lagi ditakuti lawan-lawannya.
Tim mana pun, apalagi Manchester City, kini bisa menang mudah di sana. Dalam empat derbi Manchester terakhir pada ajang Liga Inggris di Old Trafford, City tiga kali menang.
Tak lagi menakutkan
”Kini tidak lagi menakutkan datang ke sana (Old Trafford). Klub ini (Manchester City) telah tumbuh pesat satu dekade terakhir ini. Namun, kami tetap harus mengerahkan kemampuan terbaik,” ujar Manajer Manchester City Pep Guardiola soal derbi Manchester.
Jika klasemen Liga Inggris hanya ditentukan dari performa laga kandang, MU kini hanyalah bertengger di peringkat ke-17. Mereka hanya lebih baik dari tiga tim di papan bawah, yaitu Brighton & Hove Albion, Fulham, dan Sheffield United, dalam hal performa kandang.
Menurut Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer, skuadnya tidak memiliki masalah mental yang membuat mereka acap kali gagal mendapatkan hasil positif ketika berlaga di Old Trafford.
”Bagi saya, laga kandang dan tandang pada masa tanpa penonton saat ini tidak ada bedanya. Persoalannya, kami tidak cukup konsisten. Terkadang kami bermain fantastis, tetapi pada laga lain tidak sesuai standar dibutuhkan untuk menang,” ucap Solskjaer dikutip The Guardian.
Penyerang MU, Marcus Rashford, menilai, derbi Manchester merupakan momen paling tepat bagi timnya untuk mengakhiri tren buruk ketika tampil di Old Trafford. Selain itu, ungkapnya, kemenangan atas ”The Citizens” bisa menjadi pelipur lara timnya setelah tersingkir di Liga Champions Eropa.
“Kami tidak perlu lagi melihat hasil-hasil buruk sebelumnya dan mencurahkan seluruh energi untuk melawan City. Ini kesempatan terbaik bangkit sebagai individu dan sebuah tim. Kami harus bersama-sama berjuang untuk kembali ke jalur kemenangan,” tutur Rashford.
Inkonsistensi MU pada awal musim ini membuat Solskjaer masih galau dalam menentukan daftar 11 pemain intinya. Dari 16 laga yang telah dijalani di semua kompetisi musim ini, Solskjaer belum pernah menurunkan 11 pemain inti serupa pada dua laga beruntun.
Dalam beberapa laga, identitas dan sistem permainan MU amat terlihat jelas. Namun, itu menghilang dalam laga lainnya.
Dalam dua laga terakhir, Solskjaer bahkan memainkan dua formasi berbeda. Manajer asal Norwegia itu menurunkan formasi 4-2-3-1 ketika MU menumbangkan West Ham 3-1, lalu beralih ke 3-4-2-1 saat kalah dari Leipzig di Liga Champions. Selain kedua formasi itu, pada musim ini, Solskjaer juga telah memainkan formasi 4-1-2-1-2.
Menurut Chris Wheeler, jurnalis Daily Mail, kemampuan Solskjaer untuk menjadi salah satu pelatih berkelas dunia semakin diragukan setelah gagal membawa MU memanfaatkan kans besar melaju ke babak 16 besar Liga Champions.
”Dalam beberapa laga, identitas dan sistem permainan MU amat terlihat jelas. Namun, itu menghilang dalam laga lainnya. Agar sukses, Solskjaer perlu membuktikan bahwa sistemnya ideal untuk mengeluarkan kemampuan maksimal semua pemain di sisa musim ini,” kata Wheeler kemudian.
Solskjaer pun butuh ”bantuan” dua pemain dengan bayaran tertinggi di MU, yakni David De Gea dan Paul Pogba, untuk meningkatkan performa tim. Dibandingkan dengan lima musim terakhir, De Gea dan Pogba tengah mengalami masa tersulit saat ini. Maka, tidak mengherankan apabila Pogba, melalui sang agen Mino Raiola, mengungkapkan keinginannya untuk segera hijrah dari Old Trafford.
Sementara itu, Guardiola telah menyiapkan skuadnya sebaik mungkin. Kevin De Bruyne dan Gabriel Jesus diistirahatkan ketika mereka mengalahkan Marseille, 3-0, pada laga Liga Champions, Kamis lalu.
”Kami fokus untuk bisa meraih kemenangan (lain) di Old Trafford. Kemenangan di Liga Champions menjadi simulasi persiapan mental kami menghadapi pertandingan derbi yang penting ini,” ujar Guardiola dikutip Manchester Evening News. (AFP/SAN)