Pandemi memaksa Borobudur Marathon edisi 2020 digelar dalam suasana sepi, tanpa ribuan peserta dan ingar bingar penonton. Namun, keheningan itu justru bisa menjadi batu loncatan Borobudur Marathon mencapai level dunia.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
Berbeda dari edisi-edisi lalu, Borobudur Marathon 2020 berlangsung sunyi. Tiada lautan manusia berupa ribuan peserta di lintasan. Absen pula ingar-bingar dukungan warga. Namun, di balik sepi itu, penyelenggaraan tahun ini justru menjadi batu loncatan untuk kian mendekatkan diri pada standar maraton dunia.
”Ibarat hotel, Borobudur Marathon 2020 dapat bintang terbanyak. Walaupun peserta terbatas dan tidak ada penonton seperti tahun-tahun sebelumnya, kualitas lomba untuk pelari elite semakin membaik. Kalau kualitas ini dipertahankan dan jumlah partisipasi peserta ataupun penonton kembali normal, kejuaraan ini akan jauh lebih baik,” ujar juara maraton putri Borobudur Marathon 2020, Pretty Sihite, di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (15/11/2020) lalu.
Selama ini, Borobudur Marathon dikenal sebagai ajang lari dengan nuansa budaya yang kental. Salah satu kekhasannya adalah kehadiran partisipasi warga yang memberikan dukungan lewat pentas seni hingga hidangan makanan khas lokal. Tak heran, dari tahun ke tahun, jumlah peserta gelaran tersebut terus bertambah. Tahun lalu, pesertanya membeludak, yaitu hingga 10.900 orang dari 16 negara yang berlomba di tiga kategori, yaitu maraton, setengah maraton, dan 10K.
Namun, karena pandemi Covid-19 dan penerapan protokol kesehatan ketat, Borobudur Marathon 2020 mendadak hening. Panitia mensterilkan lintasan dari kehadiran penonton. Jumlah peserta pun dibatasi hanya 26 atlet nasional, terdiri dari 17 pelari putra dan 9 putri. Mereka hanya berlomba pada kategori maraton.
Lomba yang biasa berlangsung di jalanan menyusuri permukiman, sawah, hutan, dan bukit turut dibatasi. Kali ini, lintasannya hanya di kawasan Candi Borobudur.
Misi menjaga konsistensi
Direktur Perlombaan Borobudur Marathon 2020 Andreas Kansil mengatakan, hilangnya sejumlah komponen yang selama ini identik dengan Borobudur Marathon merupakan konsekuensi demi menjaga konsistensi kejuaraan itu di tengah pandemi. Namun, keputusan itu ternyata menghadirkan sebuah hikmah yang besar.
Berbagai terobosan layanan itu membuat Borobudur Marathon secara tidak langsung kian dekat memenuhi persyaratan kejuaraan maraton dunia.
Dengan terbatasnya jumlah peserta, panitia bisa lebih fokus menjaga dan meningkatkan mutu perlombaan para pelari elite. Bentuknya antara lain penyediaan hotel atlet yang terpusat. Lalu, adanya pendamping yang siap siaga memenuhi kebutuhan atlet. Jalur dan ruangan khusus pun disediakan untuk para atlet di pentas perlombaan.
Berbagai terobosan layanan itu membuat Borobudur Marathon secara tidak langsung kian dekat memenuhi persyaratan kejuaraan maraton dunia berlabel perunggu, perak, ataupun emas, yang sama-sama berstandar tinggi.
Adapun daftar penilaian dari Federasi Atletik Dunia (World Athletics) untuk memberikan label dunia itu, antara lain, meliputi jarak tempuh rute yang tersertifikasi, lintasan yang steril, sistem pencatatan waktu yang baik, kehadiran pelari internasional, layanan kesehatan memadai, liputan luas dari media, dan kenyamanan serta keselamatan pelari. Semua itu harus memenuhi regulasi yang telah ditetapkan.
”Untuk menjadi salah satu ajang maraton dunia dengan label perunggu, perak, atau emas, itu tidak mudah. Sebab, suatu kejuaraan harus memenuhi persyaratan tinggi, mulai dari kualitas perlombaan pelari elite, nilai hadiah, kondisi lintasan, hingga jangkauan siaran langsung. Tahun ini, karena pandemi, kami bisa fokus membenahi kualitas lomba pelari elite yang mungkin kurang diperhatikan di tahun-tahun sebelumnya karena jumlah peserta yang membeludak,” tutur Andreas.
Dengan semua kemajuan yang sudah dicapai itu, panitia Borobudur Marathon tidak boleh berhenti berinovasi. Tujuannya, agar mutu perlombaan itu semakin baik dari waktu ke waktu.
Pada akhirnya, lewat komitmen tinggi memenuhi semua kriteria yang ada, bukan tidak mungkin gelaran itu bisa masuk kalender maraton dunia di masa mendatang. Tahun ini adalah loncatannya....