Borobudur Marathon 2020 menampilkan hal baru yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu fungsi pendamping. Kehadiran mereka sangat membantu para atlet sekaligus menaikkan standar layanan dalam lomba lari maraton tersebut.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS - Panitia Borobudur Marathon memperkenalkan peranan baru dalam perlombaan tahun ini yang digelar di tengah pandemi Covid-19, yakni liaison officer atau pendamping. Keberadaan mereka sangat membantu sekaligus disyukuri oleh para peserta, yaitu 26 atlet nasional.
Sebanyak sembilan pendamping dikerahkan pada Borobudur Marathon 2020. Setiap pendamping melayani tiga atlet peserta. Mereka sebagian besar merupakan penggiat lari. Di edisi-edisi sebelumnya, tidak ada fungsi pendamping itu.
Mereka mulai bertugas sejak Kamis (12/11/2020), yaitu baik di lokasi karantina di Hotel Puri Asri, Magelang, maupun di lokasi perlombaan di kawasan Candi Borobudur. Tugas utama mereka adalah menjadi perantara komunikasi para atlet dan panitia, misalnya terkait layanan tim medis yang menyediakan fasilitas kesehatan mulai dari konsultasi hingga fisioterapi.
Para pendamping itu juga membantu memenuhi berbagai keperluan atlet lainnya yang harus disediakan dari luar lokasi karantina, seperti membeli makanan dari luar tempat isolasi. Selama karantina, mulai dari Kamis hingga usai perlombaan nantinya, para peserta tidak boleh keluar kawasan hotel dan berinteraksi dengan orang luar guna menangkal Covid-19.
Selalu siap siaga
Sejauh ini, mereka pun cukup menikmati tugas itu. ”Tugas yang cukup berat mungkin saat perlombaan. Atlet diberi tujuh botol air minum yang boleh diisi minuman yang diinginkan atau biasa dikonsumsi sewaktu latihan. Ketika lomba, atlet punya strategi sendiri minuman mana yang mau dikonsumsi di tiap kilometer. Kami harus ingat supaya tak salah memberi,” ujar Dede Aji Purnomo (26), pendamping asal Purwokerto, Jawa Tengah, ketika ditemui, Jumat (13/11/2020).
Pendamping lainnya asal Yogyakarta, Nur Hanifah (26) mengatakan, ponsel harus selalu siap siaga selama bertugas. Sewaktu-waktu, para peserta bisa menghubungi mereka untuk meminta bantuan atau sesuatu hal. ”Kebutuhan atlet jelang lomba itu banyak, baik dari nutrisi dan hal lainnya,” katanya.
Keberadaan pendamping membuat Borobutur Marathon 2020 menjadi setingkat lebih maju. Standarnya sudah sama seperti ketika saya mengikuti SEA Games 2019 di Filipina.
Para pendamping ini berasal dari beragam profesi, bahkan ada yang wirausahawan. Namun, saat mendapatkan tawaran menjadi pendamping, mereka enggan berpikir panjang untuk mengambil kesempatan tersebut. Lewat peran itu, mereka bisa belajar banyak dari para atlet maupun panitia lain.
Dede misalnya, memiliki toko sendiri. Ia menjalani peran sebagai pendamping bukanlah untuk mencari tambahan upah. ”Selama ini, saya penasaran bagaimana cara atlet bisa berlari 2-3 jam dalam maraton penuh. Saya ingin melihat langsung rahasia mereka. Ternyata, mereka itu sangat displin waktu istirahat dan latihan,” tuturnya,” tuturnya.
Adapun Nur adalah guru TK yang masih menyempatkan diri mengajar murid-muridnya secara daring di sela-sela bertugas sebagai pendamping. ”Saya ingin melihat dan merasakan langsung suasana perlombaan. Semoga ini menjadi percontohan untuk event-event lari lainnya,” ujarnya.
Setingkat lebih maju
Keberadaan para pendamping itu diapresiasi tinggi para peserta, salah satunya Pretty Sihite (23). Saat perlombaan nanti, pendamping pula yang mengawasai tas dan membantu memberikan minuman.”Keberadaan pendamping membuat Borobutur Marathon 2020 menjadi setingkat lebih maju. Standarnya sudah sama seperti ketika saya mengikuti SEA Games 2019 di Filipina,” katanya.
Kehangatan antara pendamping dan atlet begitu terasa ketika atlet melakukan latihan untuk mengenal rute perlombaan di sekitar Borobudur, Jumat pagi. Pelari asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, Eldak Kafolamau (32) menuturkan, kehadiran pendamping sangat membantunya menyiapkan berbagai kebutuhan selama di tempat karantina. Dengan demikian, ia bisa lebih fokus menjaga kebugaran tanpa perlu dipusingkan berbagai hal-hal lainnya.
”Ini pengalaman pertama saya mengikuti perlombaan maraton yang ada pendampingnya. Ini seperti sedang mengikuti Kejuaraaan Nasional. Keberadaan pendamping sangat membantu karena semua kebutuhan kami disediakan mereka,” ujar Eldak.
Adapun Direktur Perlombaan Borobudur Marathon 2020 Andreas Kansil menjelaskan, peran pendamping sangat signifikan dalam membantu atlet. ”Prinsipnya, apapun kami lakukan agar atlet bisa fokus ke lomba. Harapannya, para atlet bisa mendapat catatan waktu yang baik,” tuturnya.(DIT)