Kekalahan dari petenis Yunani, Maria Sakkari, dua pekan lalu tak menghambat laju Serena Williams di AS Terbuka. Berhadapan dengan lawan yang sama di babak keempat, Serena menang melalui laga tiga set.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
NEW YORK, SENIN — Bertemu kembali dengan Maria Sakkari, petenis yang terakhir mengalahkannya sebelum tampil pada Amerika Serikat Terbuka, Serena Williams pun terbayang dengan kekalahan tersebut. Kali ini, dengan kondisi fisik yang lebih baik, Serena lolos dari tekanan sehingga bisa tampil dalam perempat final. Dia pun mendekatkan diri pada gelar ke-24 dari arena Grand Slam.
Pada babak keempat AS Terbuka di Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, Senin (7/9/2020), Serena menang atas Sakkari, 6-3, 6-7 (6-8), 6-3. Di laga berikutnya, Serena akan bertemu Tsvetana Pironkova yang mengalahkan petenis Perancis, Alize Cornet, 6-4, 6-7 (5-7), 6-3. Laga ini akan menjadi persaingan antara dua ibu.
Ketika Sakkari merebut set kedua melalui tie-break, Serena pun teringat dengan kekalahannya dari petenis Yunani itu pada babak ketiga WTA Cincinnati, yang terjadi kurang dari dua pekan lalu. Pada turnamen yang juga digelar di Flushing Meadows itu, Serena kalah, 5-7, 7-6 (7-5), 1-6.
”Tentu saja kekalahan itu terpikir lagi meski hanya sekilas. Namun, ini adalah pertandingan dan momen berbeda. Saya hanya mencoba berjuang karena dia bermain sangat baik dan agresif. Saya pun harus melakukan hal yang sama,” tutur Serena.
Pada tie-break set kedua, Senin, Serena langsung tertinggal 0-4. Meski bisa menyamakan poin menjadi 6-6, dia tetap kehilangan set tersebut.
Sakkari, yang baru satu kali menembus babak keempat Grand Slam, pada Australia Terbuka, mampu memberi tekanan kepada Serena dengan servis yang akurat dan ground stroke tajam. Kecepatan tertinggi dan rata-rata kecepatan servis pertamanya kalah dari Serena, tetapi Sakkari membuat servis as lebih banyak, yaitu 13 dibandingkan 12 as Serena.
Namun, ini adalah pertandingan dan momen berbeda. Saya hanya mencoba berjuang karena dia bermain sangat baik dan agresif. Saya pun harus melakukan hal yang sama.
Sakkari juga bisa mengimbangi Serena dalam beberapa indikator statistik lain. Serena mendapat 107 poin, sedangkan Sakkari dengan 99 poin. Poin yang didapat dari servis pertama Serena sebanyak 72 persen, sedangkan Sakkari 73 persen.
Namun, seperti dikatakan Serena, ada perbedaan pada penampilan kali ini dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. ”Hari ini, saya bermain lebih baik dan terasa bisa bertahan dalam pertandingan lama. Adapun sebelumnya, saya kelelahan pada set terakhir hingga kram,” katanya.
Dengan kemenangan itu, Serena mendekatkan diri pada gelar juara Grand Slam ke-24 untuk menyamai Margaret Court sebagai petenis dengan gelar Grand Slam terbanyak pada nomor tunggal.
Meski mengakui kondisinya lebih bugar, dia akan menghadapi tantangan besar jika harus bermain tiga set pada babak-babak berikutnya. Sebelum tampil di AS Terbuka, fisiknya terkuras karena selalu bermain tiga set pada lima pertandingan dalam dua turnamen. Serena terhenti pada perempat final turnamen WTA Lexington dan babak ketiga WTA Cincinnati.
”Saya memang banyak bermain dalam tiga set, tetapi saya berada dalam kondisi fit. Benar-benar fit,” katanya.
Pironkova, petenis yang akan dihadapinya pada perempat final, dikalahkan Serena pada empat pertemuan sebelumnya, dalam rentang 2007-2015. Namun, Serena harus mewaspadai motivasi Pironkova yang baru bertanding lagi dalam tiga tahun terakhir.
Setelah Wimbledon 2017, dia menepi dari kompetisi karena menikah dan melahirkan anak pertamanya. Akan tetapi, petenis Bulgaria itu tampil baik di Flushing Meadows dengan menembus perempat final Grand Slam untuk keempat kalinya.
Dalam perjalanan menuju perempat final, Pironkova menyingkirkan dua kali juara Grand Slam yang menjadi unggulan ke-10, Garbine Muguruza, pada babak kedua. Pada babak berikutnya, dia menang atas unggulan ke-18, Donna Vekic.
”Rasanya seperti mimpi, saya tak dapat memercayainya bisa sampai di sini,” ujar Pironkova dalam laman resmi WTA.
Pada tunggal putra, unggulan ketiga, Daniil Medvedev, membuka peluang untuk mendapat hasil lebih baik dari 2019 ketika mencapai final. Medvedev lolos ke perempat final setelah mengalahkan petenis tuan rumah, Frances Tiafoe, 6-4, 6-1, 6-0.
Medvedev tampil dominan dengan kemenangan yang didapat hanya dalam waktu 1 jam 38 menit. Set kedua dimenangi dalam 32 menit, sedangkan set ketiga dalam 27 menit.
Petenis Rusia itu unggul dalam winner, sebanyak 25 dibandingkan Tiafoe yang hanya membuat tujuh winner. ”Saya senang bisa memenangi semua pertandingan dalam tiga set sehingga tidak perlu lama berada di lapangan. Ini kondisi yang baik saat tampil dalam level Grand Slam,” ujar Medvedev, yang dikalahkan Rafael Nadal dalam final AS Terbuka 2019.
Lolosnya Medvedev membuat akan terjadi persaingan sesama Rusia pada salah satu perempat final tunggal putra. Dia akan berhadapan dengan Andrey Rublev yang mengalahkan petenis Italia, Matteo Berrettini, 4-6, 6-3, 6-3, 6-3. Perempat final lain pada paruh bawah undian mempertemukan Alex De Minaur (Australia) dan Dominic Thiem (Austria).
Sementara itu, babak delapan besar pada paruh atas menghadirkan persaingan Pablo Carreno Busta dengan Denis Shapovalov dan Borna Coric melawan Alexander Zverev. Di antara delapan petenis tersebut, tiga di antaranya belum pernah lolos ke perempat final Grand Slam. Mereka adalah De Minaur, Shapovalov, dan Coric.
Denda Djokovic
Sebagai bagian dari pelanggaran terhadap kode etik pada babak keempat, tunggal putra nomor satu dunia, Novak Djokovic, didenda 267.500 dollar AS (sekitar Rp 3,945 miliar). Denda itu terdiri dari 250.000 dollar AS karena didiskualifikasi dari turnamen, 10.000 dollar AS karena melanggar kode etik, serta 7.500 dollar AS untuk absen dari konferensi pers.
Sanksi ini menjadi lanjutan dari hukuman diskualifikasi ketika Djokovic tampil pada babak keempat melawan Busta, Minggu. Dia dikeluarkan dari turnamen meski baru bermain satu set melawan Busta karena sikapnya yang membahayakan orang lain.
Setelah kehilangan servis pada gim ke-11, yang membuatnya tertinggal 5-6, Djokovic memukul bola ke belakang lapangan tanpa melihat arah. Bola tersebut mengenai leher kanan hakim garis yang membuatnya jatuh berlutut. Dalam laga yang sama, Djokovic juga melampiaskan emosinya dengan memukul bola dengan keras ke lapangan hingga membentur papan iklan.
Dia tak menghadiri konferensi pers, yang wajib dilakukan setelah pertandingan, tetapi menyampaikan permintaan maaf melalui akun media sosial.
Meski hakim garis tak terluka, Djokovic dihukum diskualifikasi dan denda karena melanggar kode etik dalam Buku Peraturan Grand Slam dari Federasi Tenis Internasional (ITF). Tindakan yang membahayakan orang lain (lawan, petugas lapangan, atau penonton) bisa mendapat sanksi peringatan, penalti poin, hingga diskualifikasi. (AP/AFP)