Balapan Formula 1 seri Italia di Monza, Minggu (6/9/2020), menyajikan serangkaian drama berupa nestapa dan bahagia. Para pebalap Ferrari gagal finis, adapun Pierre Gasly yang tidak diunggulkan justru finis terdepan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MONZA, MINGGU — Tim legendaris Formula 1, Ferrari, kian terpuruk musim ini. Kedua pebalap mereka, Sebastian Vettel dan Charlec Lerlerc, gagal finis di seri ”rumah” mereka, yaitu di Sirkuit Monza, Italia, Minggu (6/9/2020) malam.
Mereka gagal memanfaatkan kekacauan di balapan itu yang membuat pemuncak klasemen, Lewis Hamilton, gagal meraih podium dan hanya finis ketujuh di seri itu. Rekan setimnya, Valtteri Bottas, juga hanya mampu finis kelima.
Di luar dugaan, balapan seri itu dimenangi Pierre Gasly yang memperkuat tim AlphaTauri. Itu menjadi kemenangan perdananya di F1. Adapun podium kedua dan ketiga masing-masing ditempati Carlos Sainz (McLaren) dan Lance Stroll (Racing Point).
Gasly mencetak sejarah sebagai pebalap Perancis pertama yang memenangi balapan F1 setelah Olivier Panis pada 1996.
”Ferrari? Masa kegelapan. Kesalahan ada pada semua orang (staf Ferrari), kecuali para pebalap. Ke depan? Saya tidak yakin dengan 2021,” ujar Gianluca Fontanesi, penggemar Ferrari yang bertahun-tahun rutin menonton balapan F1 dari tribune Sirkuit Monza, kepada La Gazetta della Sport.
Komentar Fontanesi itu menunjukkan pesimistisnya publik Italia akan performa Ferrari musim ini. Mereka belum memenangi satu seri pun dari delapan seri yang telah bergulir. Di Monza, dua mobil mereka bahkan gagal finis setelah Leclerc menabrak pembatas dan Vettel mengalami masalah rem.
”Rem tak berfungsi, rem tak berfungsi. Tidak ada rem. Selang rem pecah,” ujar Vettel melalui radio tim saat balapan itu. Dia masuk pit pada lap ke-7 dan tak bisa melanjutkan balapan. Ini kegagalan finis pertama Vettel dalam 14 kali start di F1 seri Italia.
Balapan terburuk Ferrari
Itu menjadi balapan terburuk Ferrari dalam satu dekade terakhir. Mereka pun kini terpuruk di peringkat kelima klasemen tim konstruktor, di bawah Mercedes, Red Bull, McLaren, dan Racing Point.
Padahal, Leclerc nyaris meraih hasil melegakan saat balapan, kemarin. Ia sempat berada di posisi keenam saat masuk safety car akibat kerusakan mobil Hass yang dipacu Kevin Magnussen. Ia bahkan sempat naik ke posisi keempat. Namun, pada lap ke-25, Leclerc mengalami kecelakaan di tikungan Parabolica.
Ban depannya melintir dan kemudian terkunci hingga mobil SF1000 yang dipacunya meluncur keluar trek dan menabrak pembatas lintasan dari ban. Kecelakaan itu melengkapi nestapa Ferrari yang sebelumnya kehilangan Vettel akibat kerusakan rem pada awal balapan. Juara dunia empat kali itu tidak bisa berbelok saat berebut posisi ke-17 dengan pebalap Williams, George Russell. Mobilnya menabrak penanda belok kiri dari gabus, karena kerusakan rem.
Kini, sulit untuk tidak menyebut Ferrari dalam krisis. ”Mobil ini sangat sulit dikendalikan,” ujar Leclerc mengenai mobil Ferrari SF1000 yang dipacunya.
Ferrari juga sangat kesulitan menemukan solusi jitu mengatasi masalah performa SF1000 musim ini. Mereka justru semakin terbelit dalam masalah baru yang bermunculan.
”Dalam dua balapan beruntun kami mengalami situasi yang sulit. Kami telah mencoba banyak hal, tetapi belum bisa menemukan solusi. Kami tetap harus termotivasi dan kami berharap Mugello akan sedikit lebih baik,” ujar Leclerc mencoba tetap berharap pada balapan seri berikutnya, pekan depan.
Balapan di Mugello, trek yang dimiliki oleh Ferrari, akan menjadi balapan ke-1.000 tim ”Kuda Jingkrak” di Formula 1. Ini menjadi pertaruhan besar bagi Ferrari untuk bisa bangkit, minimal kembali bersaing di papan tengah.
”Secara realistis, jika (Charles ) Leclerc bisa meraih poin, kami bisa senang. Saya berharap paling tidak mereka tidak akan semakin terpuruk,” ujar Francesco Sangalli, tifosi alias penggemar fanatik Ferrari yang tidak pernah absen dari tribune Monza sejak 1981.
Balapan di Monza ini menjadi kian mengecewakan bagi pendukung Ferrari karena Leclerc sebenarnya berpeluang besar naik podium. Ini terjadi karena Hamilton yang memimpin balapan mendapat hukuman 10 detik stop and go akibat masuk pit saat masih ditutup. Dia dan para teknisi Mercedes tidak memperhatikan tanda X merah di sisi kiri jalur masuk pitlane.
Hukuman ini membuat Hamilton kehilangan waktu sangat banyak, 18 detik proses masuk pit dan hukuman 10 detik stop and go. Hamilton pun gagal meraih kemenangan ke-90 karena hanya bisa finis di posisi ke-7. Max Verstappen, pebalap unggulan lainnya yang membela tim Red Bull, juga gagal meraih podium, bahkan finis.
Hasil balapan itu menjadi sebuah anomali karena tidak ada pebalap dari tim-tim unggulan yang naik podium. ”Ini balapan yang gila. Mobil melaju kencang. Saya melewati begitu banyak hal dalam rentang 18 bulan. Podium pertama tahun lalu, dan kini kemenangan pertama di Monza. Saya tidak bisa berkata-kata,” ujar Gasly yang emosional seusai memenangi balapan itu.
Ia mencetak sejarah sebagai pebalap Perancis pertama yang memenangi balapan F1 setelah Olivier Panis pada 1996. Kala itu, Panis juara di Monako.
Kemenangan itu pun melesatkan Gasly di peringkat kedelapan klasemen pebalap sementara. Ia hanya satu posisi di bawah Leclerc yang ada di peringkat ketujuh klasemen pebalap.