Ferrari mengawali balapan akhir pekan ini di Monza, Italia, dengan wajah muram menyusul hasil buruk di seri Belgia, pekan lalu. Tim ”Kuda Jingkrak” tertinggal terlalu jauh, dan perbaikan perlu bertahun-tahun.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
MONZA, KAMIS — Balapan Formula 1 seri Belgia meninggalkan rasa getir bagi Ferrari. Kedua pebalap mereka, Sebastian Vettel dan Charles Leclerc, tidak bisa lolos ke kualifikasi ketiga serta finis di luar zona poin pada posisi ke-13 dan ke-14 saat balapan. Ferrari kecewa dan marah dengan hasil terburuk dalam satu dekade itu, tetapi juga tidak bisa berharap ada keajaiban saat balapan di negeri asalnya, Italia, pada 4-6 September.
Hasil buruk di Sirkuit Spa-Francorchamps itu memengaruhi banyak hal, mulai dari peluang mereka juara hingga nasib Carlos Sainz Jr yang seperti memasuki mimpi buruk. Sainz yang akan menggantikan Vettel mulai musim depan seperti memasuki mimpi buruk. Saat diumumkan menjadi pengganti Vettel, pebalap Spanyol itu seperti sedang menjemput masa depan cerah. Mobil Ferrari akan membuka lebar peluangnya dalam persaingan juara dunia.
Namun, kondisi itu berubah drastis seiring bergulirnya musim ini karena Ferrari SF1000 mengalami masalah performa. Mobil baru tim ”Kuda Jingkrak” itu kehilangan daya saing karena kalah kecepatan dari para pesaing mereka, Mercedes dan Red Bull, bahkan dengan Racing Point, Renault, dan McLaren. Pekan lalu di Belgia, Ferrari bahkan kalah dari Alfa Romeo yang menjadi tim pemakai mesin mereka.
Masalah performa Ferrari musim ini tidak lepas dari investigasi yang dilakukan oleh FIA terkait potensi pelanggaran teknis pada SF90 yang dipacu musim lalu. Mobil merah itu sangat cepat di trek lurus, mengalahkan Mercedes W10, dan mengantar Leclerc meraih kemenangan beruntun di Spa dan Monza. Potensi pelanggaran pada aliran bahan bakar itu berujung kesepakatan antara FIA dan Ferrari yang tidak dibuka ke publik ataupun tim-tim peserta F1 lainnya. FIA sebenarnya bersedia membuka isi kesepakatan itu, tetapi Ferrari menolak.
Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto pernah mengakui, kesepakatan dengan FIA itu sangat memengaruhi performa mobil mereka musim ini. Performa SF1000 di luar harapan dan kini menempatkan Ferrari di tengah badai.
Kepala Tim Red Bull Christian Horner meyakini, performa Ferrari musim ini disebabkan mereka salah langkah dalam pengembangan musim lalu. Itu membuat mereka mengawali musim ini dengan sesuatu yang baru untuk mendapatkan kembali performa mereka. Itulah yang membuat mereka tertinggal beberapa langkah dari Mercedes dan Honda yang memasok mesin untuk Red Bull. Kedua tim itu bisa meneruskan pengembangan untuk meningkatkan perfoma musim sebelumnya, sedangkan Ferrari harus meninggalkan pengembangan musim lalu dan memulai dari awal lagi.
Ferrari akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi ketertinggalan dari Mercedes dan Red Bull meskipun mereka memiliki insinyur-insinyur mesin yang andal. Musim depan, dengan pembekuan pengembangan, Ferrari sepertinya belum akan bisa melakukan langkah besar untuk kembali sebagai pesaing Mercedes. Namun, ada secercah harapan pada 2022 seiring pemberlakuan aturan baru F1.
Mimpi Sainz
Lompatan besar Ferrari sangat diharapkan oleh Sainz yang memiliki mimpi untuk menjadi juara dunia bersama tim paling sukses di ajang balap ”jet darat” itu. Dia optimistis Ferrari bisa segera bangkit dengan sumber daya yang mereka miliki. ”Saya tahu seberapa berat ini karena Renault memerlukan tiga tahun dan Honda perlu cukup lama juga. Jadi, fakta bahwa Renault hampir berada di sana, dekat dengan Mercedes, juga menunjukkan bahwa itu bisa dilakukan,” ujar Sainz.
”Dan bagi saya, jika ada tim dengan berbagai fasilitas, tim dengan sumber daya, tim dengan banyak meja mesin untuk berusaha menjadi lebih baik, itu adalah Ferrari,” lanjutnya.
”Jadi, saya yakin pabrik ini bekerja keras, dan semoga saat saya berada di sana, mereka sedikit lebih baik. Dan kemudian bersama-sama kami melakukan langkah selanjutnya,” kata pebalap berusia 25 tahun itu.
”Ini jalan panjang, mereka perlu melakukan langkah yang sangat, sangat, sangat, sangat besar untuk kembali ke tempat yang semestinya,” ucap Sainz optimistis kepada Sky Sports.
Sainz menyadari, musim depan tidak akan mudah bagi dirinya saat menjalani musim debut bersama Ferrari. Perbaikan performa tidak bisa dilakukan dengan cepat. ”Anda perlu menerima, 2021 akan menjadi tahun yang berat bagi semua orang. Setiap tim perlu awal yang segar untuk berusaha menyulitkan Mercedes karena saat ini Ferrari atau Red Bull masih terlalu jauh tertinggal,” ujar Sainz yang mengalami kerusakan mobil di seri Belgia.
Tantangan besar bagi Sainz musim depan juga menjadi fokus perhatian Direktur Motorsport Formula 1 Ross Brawn dalam kolomnya. ”Ini menjadi tahun yang berat bagi dia, tetapi dia orang yang sangat positif. Dia sosok yang sangat kuat, kariernya dibangun dengan tidak mudah. Saya selalu mengagumi dia, saya pikir dia pebalap yang hebat dan dia akan bisa mengatasi situasi ini,” tulisnya di laman Formula 1.
”Tetapi, apa yang terlihat seperti mimpi pindah ke Ferrri tahun depan saat ini tidak terlihat terlalu bagus dan meyakinkan, dia pasti gamang terkait prospeknya musim depan,” pungkas Brawn.
Sampai kapan Ferrari akan seperti ini memang belum bisa dipastikan. Namun, Binotto menegaskan, itu tidak akan selesai dalam waktu cepat. Siklus kejayaan selalu dibangun dalam waktu yang panjang seiring dengan pengembangan mesin yang kontinu di jalur yang tepat.
”Berapa lama waktu yang diperlukan? Saya pikir, jika Anda melihat ke belakang pada semua siklus kemenangan, itu selalu bertahun-tahun. Tidak ada peluru perak dalam F1. Diperlukan kesabaran dan stabilitas,” kata Binotto dikutip Motorsport.
”Kami mengembangkan mesin untuk musim depan dan saat ini kemajuannya bagus saat dyno (pengujian performa mesin),” ujar Binotto.
Ferrari tidak hanya fokus pada musim 2021, tetapi juga 2022, saat regulasi baru untuk membuat persaingan lebih ketat akan dimulai. ”Supaya bisa tampil baik musim depan, kami juga berusaha memahami kelemahan-kelemahan saat ini dan memastikan kami mengatasi semua itu,” lanjutnya.
Akhir pekan ini, Ferrari berjuang keras tidak tampil memalukan di Monza. Balapan di kampung halaman Ferrari ini juga akan disaksikan oleh 250 dokter dan perawat yang telah berjuang merawat pasien positif Covid-19 di Italia. Pandemi ini sempat melumpuhkan Italia yang kini perlahan membenahi semua aspek kehidupan dalam protokol kesehatan yang ketat. Penampilan yang bagus di Monza akan memberikan secercah kebahagiaan bagi publik Italia pada masa pendemi ini.
Pekan berikutnya, di Sirkuit Mugello, Ferrari akan menjalani balapan ke-1.000 mereka di Formula 1. Ini juga menjadi tonggak sejarah yang perlu diselamatkan dengan tampil kompetitif. Namun, seperti yang disampaikan oleh Vettel, mereka harus realistis dan tidak berharap akan ada keajaiban.