Ducati masih favorit memenangi balapan seri Styria di Red Bull Ring, akhir pekan ini. Namun, para pebalap Ducati akan mendapat perlawanan sengit dari para pemacu KTM dan Suzuki untuk mengejar kemenangan keenam beruntun.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
SPIELBERG, JUMAT — MotoGP seri Styria akan menjadi pertarungan menuntaskan misi podium bagi Pol Espargaro dan Alex Rins. Mereka akan menjadi ancaman terbesar bagi para pebalap Ducati yang berambisi menjaga takhta mereka di Red Bull Ring dengan meraih kemenangan keenam beruntun di Austria. Di saat para pebalap Yamaha masih bermasalah dengan pengeremen, para pemacu Suzuki dan KTM akan menjadi lawan kuat Ducati.
Espargaro dan Rins sempat berada dalam momentum positif untuk finis terdepan di Red Bull Ring, pekan lalu. Espargaro kehilangan momentum setelah balapan dihentikan pada awal lap kesembilan menyusul kecelakaan yang melibatkan Franco Morbidelli (Petronas SRT Yamaha) dan Johann Zarco (Esponsorama Racing). Setelah start kedua menyusul bendera merah, Espargaro terus kehilangan kecepatan. Bahkan, dia gagal mengakhiri balapan karena terlibat kecelakaan dengan pebalap KTM Tech3, Miguel Oliveira.
Rins, yang tak terbendung di balapan kedua, harus kehilangan mimpinya meraih kemenangan ketiga di MotoGP pada lap ke-10. Pebalap tim Suzuki Ecstar itu memiliki pace lebih bagus dibandingkan Jack Miller (Pramac Ducati) dan Andrea Dovizioso (Ducati). Dia dengan mudah melewati Miller dan kemudian mendahului Dovizioso yang memimpin balapan pada tikungan 6. Namun, dia kehilangan cengkeraman ban depan akibat mengerem dalam posisi motor terlalu miring sehingga akhirnya terjatuh.
Dovizioso pun meraih podium tertinggi. Kemenangan ke-50 bagi Ducati di MotoGP itu sekaligus mengukuhkan dominasi tim asal Italia tersebut dengan lima kemenangan beruntun di Austria. Mereka kini mengincar kemenangan keenam di Red Bull Ring berbekal pencapaian positif pekan lalu.
Namun, itu tidak akan mudah karena semua tim melakukan pembenahan berdasarkan data telemetri akhir pekan lalu di sirkuit yang sama. Pembenahan yang paling jelas adalah pemilihan ban. Pekan lalu, sebagian besar pebalap menggunakan kombinasi ban depan-belakang berkompon medium-lunak.
Kini, mereka mematangkan strategi dengan ban medium-medium serta keras-medium untuk mendapatkan performa maksimal. Data performa ban belakang medium lebih bagus dibandingkan ban lunak di Red Bull Ring itu dikuatkan oleh performa Rins dan rekan setimnya, Joan Mir, yang finis kedua dengan ban medium-medium.
Valentino Rossi, pebalap tim pabrikan Yamaha yang mampu finis kelima, juga menggunakan ban medium-medium. Demikian juga pebalap KTM, Brad Binder, yang mampu memperbaiki posisi hingga finis keempat dengan ban keras-medium. Ban medium memang membutuhkan start yang bagus supaya tidak terlalu jauh tertinggal di awal sehingga bisa melakukan time attack saat pemakai ban lunak mulai kehilangan kecepatan.
Namun, tidak semua tim bisa menggunakan ban medium untuk memperbaiki performa karena berbagai hal, terutama karakter motor. Ducati, misalnya, sebenarnya masih memiliki masalah daya cengkeram ban belakang meskipun mengalami lompatan performa di Austria pekan lalu. Mereka kemungkinan masih akan menggunakan ban belakang berkompon lunak yang telah terbukti bisa berkompromi dengan ledakan tenaga Desmosedici yang sangat besar.
Pekan lalu, Dovizioso menggunakan ban medium-lunak, sementara Miller berspekulasi dengan ban lunak-lunak. Miller pun kehilangan kecepatan di akhir balapan dan tak kuasa menjaga posisi kedua yang direbut oleh Mir. Jika Ducati masih menggunakan ban belakang berkompon lunak, hanya Dovizioso yang akan mampu menjalankan strategi itu dengan baik berkat pengalamannya yang segudang.
Balapan ke-900
Pebalap Italia itu akan menjalani balapan ke-219 dalam seri ke-900 balapan di kelas elite, akhir pekan ini. Adapun rekan senegaranya, Rossi, akan menjalani balapan ke-346 atau 38,5 persen dari total 900 balapan kelas elite sejak 1949.
”Tentu, saya bangga dengan itu. Akan tetapi, di sisi lain, saya sedikit sedih karena saya (merasa) sangat tua,” ujar Rossi kepada MotoGP.
Hal sentimentil serupa dirasakan Dovizioso mengenai pengalaman panjangnya di MotoGP. ”Jumlahnya sangat mengesankan. Terasa aneh berada di sini. Itu balapan yang sangat banyak. Saya tidak pernah menduga bisa menjalani semua itu,” ujar Dovizioso yang akan berpisah dengan Ducati akhir musim ini.
Dovizioso memiliki peluang meraih kemenangan kedua musim ini jika mampu mengulang performa pekan lalu. Dia sangat sabar saat mengikuti Espargaro dan Miller untuk menjaga ban belakangnya tidak cepat aus. Dia baru melakukan serangan dengan mendahului Miller saat ada ancaman dari Rins. Bahkan, dengan ban lunak yang sudah aus, dia masih mampu melintasi tikungan dengan cepat. Teknik membalap yang sangat matang itu akan menjadi kunci meraih podium akhir pekan ini.
Tentu, saya bangga dengan itu. Akan tetapi, di sisi lain, saya sedikit sedih karena saya (merasa) sangat tua. (Valentino Rossi)
Hasil latihan bebas
Pekan ini, Dovizioso juga menunjukkan Ducati masih kompetitif dengan menjadi pebalap kedua tercepat di bawah Miller pada sesi latihan bebas pertama (FP1). Sementara pada sesi latihan bebas kedua, empat pebalap Ducati, yaitu Dovizioso, pebalap pengganti Michele Pirro, Miller, dan Danilo Petrucci, berurutan di posisi ke-15 hingga 18. Mereka sepertinya menguji ban belakang medium yang terkesan tidak maksimal bagi Desmosedici.
Sesi latihan kedua dikuasai para pebalap KTM, Suzuki, dan Yamaha. Espargaro tercepat di sesi siang dengan ban keras-lunak, diikuti pebalap LCR Honda Takaaki Nakagami, Mir, Rins, dan pebalap pabrikan Yamaha Maverick Vinales. Adapun pemimpin klasemen sementara, Fabio Quartararo, masih mengalami masalah dengan pengereman ban belakang seperti pekan lalu.
Pebalap Yamaha Petronas itu dua kali keluar lintasan di tikungan 1 dan 4 yang membuatnya marah di lintasan. Rekan setim Quartararo di Petronas SRT Yamaha, Franco Morbidelli, juga belum seagresif pekan lalu dan sempat keluar lintasan.
Sanksi Zarco
Morbidelli masih menjalani adaptasi untuk melawan trauma setelah tabrakan horor pekan lalu. Kecelakaan yang nyaris mencelakai Rossi dan Vinales itu menimbulkan kontroversi dan diselidiki oleh Stewards FIM MotoGP dengan meminta keterangan para pebalap yang terlibat serta analisis rekaman balapan.
Stewards pun menjatuhkan sanksi kepada Zarco, yaitu start dari pitlane jika dia dinyatakan bugar untuk mengikuti balapan pada Minggu (23/8/2020). Zarco masih dalam masa pengaruh obat bius setelah menjalani operasi scaphoid, salah satu tulang penyusun pergelangan tangan kanan, pada Kamis. Dia pun tidak bisa mengikuti sesi latihan pada Jumat karena pemeriksaan medis MotoGP baru bisa dilakukan 48 jam setelah pemberian anestesi atau pada Sabtu.
”Setelah evaluasi, ada bukti membalap tanpa tanggung jawab dari Johann Zarco yang mengakibatkan hukuman. Pebalap asal Perancis itu akan start balapan MotoGP berikutnya dari pitlane,” bunyi keterangan resmi Stewards dalam keputusannya itu.
Adapun Zarco menegaskan, dirinya sudah tidak merasakan sakit setelah operasi dan berharap bisa lolos tes medis pada Sabtu. Jika saat memacu motor cederanya terasa sangat sakit, dia tidak akan melanjutkan.
Zarco juga berharap balapan Minggu berlangsung dalam kondisi hujan supaya dirinya bisa memiliki peluang finis di posisi yang bagus. ”Saya berharap hujan pada balapan Minggu karena saya akan memiliki peluang,” tegasnya di laman MotoGP.
Kecelakaan yang melibatkan Morbidelli dan Zarco itu juga membuat penyelenggara balapan memperpanjang tembok pengaman di sisi kanan tikungan 3. Ini untuk menahan motor yang keluar lintasan tidak meluncur melintasi trek seperti saat motor Zarco nyaris menghantam Vinales dan Rossi. Ini perubahan maksimal yang bisa dilakukan dalam waktu empat hari mengingat perubahan tata letak sirkuit perlu waktu lama dan biaya besar.
Para pebalap MotoGP, termasuk Rossi dan Cal Crutchlow, mengusulkan perubahan tata letak tikungan 2 dan 3 yang berbahaya. Itu merupakan tikungan yang sangat menantang bagi para pebalap serta menuntut teknik tinggi. Akan tetapi, itu sekaligus memiliki potensi bahaya yang sangat besar jika terjadi kecelakaan.