Johann Zarco menjalani operasi scaphoid pergelangan tangan kanan dan berpotensi absen pada seri kelima di Red Bull Ring, akhir pekan ini. Dia juga akan menjelaskan insiden dengan Franco Morbidelli kepada Stewards MotoGP.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
PARIS, SELASA – Pebalap tim Esponsorama Racing (Reale Avintia Ducati), Johann Zarco, mengalami retak tulang scaphoid pergelangan tangan kanan akibat insiden kecelakaan dengan pebalap Petronas SRT Yamaha pada balapan seri Austria di Red Bull Ring, Minggu (16/8/2020). Zarco berharap tetap bisa menjalani balapan kelima pada seri Styria, masih di Red Bull Ring, 21-23 Agustus mendatang.
Pebalap asal Perancis itu akan menjalani pemeriksaan medis pada Kamis (20/8/2020), untuk mendapatkan lampu hijau menjalani rangkaian balapan MotoGP seri kelima, akhir pekan ini. Zarco menjalani pemeriksaan lanjutan pada Senin dan dokter menemukan masalah retaknya tulang scaphoid pada pergelangan tangan kanannya.
Cedera ini sama dengan yang dialami pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow, beberapa waktu lalu. Itu memaksa dia absen pada seri pertama MotoGP 2020 di Jerez, Spanyol.
“Ini prosedur klasik dengan pemasangan pen untuk menyatukan tulang yang retak,” ujar Zarco dikutip media Perancis L’Equipe, Selasa (18/8/2020).
Saya akan berada di Austria pada Kamis pagi untuk menjalani pemeriksaan medis apakah saya bisa membalap atau tidak akhir pekan ini.(Johann Zarco)
“Saya akan berada di Austria pada Kamis pagi untuk menjalani pemeriksaan medis apakah saya bisa membalap atau tidak akhir pekan ini untuk balapan kedua di Red Bull Ring,” ucap pebalap dua kali juara dunia Moto 2 itu kemudian.
Jika kondisi pasca operasi tidak ada masalah, Zarco berpeluang menjalani balapan seperti saat Crutchlow tampil pada seri kedua, seusai menjalani operasi scaphoid. Namun, penampilan Crutchlow waktu itu jauh di bawah performa terbaiknya. Cedera pada tulang yang sangat kecil itu terasa sakit saat tangan menahan tubuh ketika melakukan pengereman.
Maka itu, Zarco tidak akan memaksakan balapan jika kondisi cederanya tidak memungkinkan. “Jika tidak bisa membalap, saya akan melewatkan (seri Styria) supaya berada dalam kondisi terbaik pada awal September, yaitu ketika seri baru tiga balapan beruntun dimulai di Misano (dua kali balapan) kemudian dilanjutkan di Barcelona,” ujar Zarco.
Sasaran kritik
Zarco sempat menjadi sasaran kritik seusai kecelakaan karena dinilai sengaja memotong jalur balapan Morbidelli dan mengerem supaya pebalap Italia itu tidak bisa mendahului. Akibatnya, motor Morbidelli menabrak motor Zarco dalam kecepatan di atas 200 kilometer per jam. Kedua motor pun terbang dan nyaris menghantam dua pebalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales dan Valentino Rossi, yang melintasi tikungan 3.
Zarco, yang terkesan melakukan manuver aneh dengan melebar dari racing line, bahkan dilabeli ‘setengah pembunuh’ oleh Morbidelli. Situasi itu membuat Zarco menjelaskan situasi yang dia alami saat balapan di awal lap ke-9 itu kepada Valentino Rossi.
Dia menjernihkan masalah dalam percakapan selama 10 menit itu. Zarco juga akan menjelaskan kondisi yang dia alami sesaat sebelum balapan kepada stewards atau pengawas MotoGP setelah menjalani pemeriksaan medis pada Kamis.
Dia akan menjawab pertanyaan-pertanyaan stewards untuk mengklarifikasi situasi yang berkembang setelah balapan yang menyebabkan bendera merah itu.
“Saya sedikit muak pada bagaimana kejadian ini berkembang. Saya menjelaskan versi saya pada Minggu malam kepada Franco dan Valentino. Mereka kemudian mengakui bahwa manuver saya tidak gila. Saya di zona pengereman dan berada di jalur saya ketika Franco menabrak ban belakang saya. Pada akhirnya, saya sendiri yang cedera dan menjadi tertuduh,” ujar Zarco.
Zarco mendapat dukungan penuh dari timnya, Esponsorama Racing, yang merilis data telemetri balapan menjelang insiden pada tikungan 3 itu. Data itu menunjukkan Zarco melakukan pengereman lebih lambat pada segmen itu dibandingkan pada delapan lap yang telah diselesaikan.
“Setelah komentar-komentar dan berbagai pernyataan yang muncul, Johann Zarco sangat terpengaruh karena tidak sedetikpun dia sengaja melakukan manuver yang membahayakan pebalap lainnya. Namun, pebalap Esponsorama Racing asal Perancis itu ingin meminta maaf dan menjelaskan dengan masing-masing dan semua pebalap yang terlibat,” bunyi pernyataan tertulis Esponsorama.
Tidak ada kesengajaan
“Di samping itu, setelah perselisihan setelah seri Austria, telemetri menunjukkan bahwa pada saat kecelakaan, Zarco mengerem lebih lambat pada tikungan 3 dibandingkan lap-lap sebelumnya. Jadi, analisis menunjukan bahwa tidak sedetik pun ada kesengajaan untuk mengganggu pengereman Morbidelli dan menutup jalurnya,” bunyi pernyataan lanjutan Esponsorama.
Sementara itu, Morbidelli tidak mengalami cedera parah dan akan kembali membalap pada akhir pekan kini. “Saya merasakan sedikit nyeri, tetapi semuanya baik-baik saja. Setelah melihat rekaman kecelakaan, sangat bagus bisa seperti ini. Saya merasa saya sangat beruntung,” ujar pebalap lulusan akademi VR46 itu di akun twitter Petronas SRT Yamaha @sepangracing.