Kompromi Kelincahan dan Kecepatan Puncak pada Uji Coba Pramusim Hari Kedua
Fabio Quartararo mencatat waktu tercepat, tetapi Jack Miller mencetak kecepatan tertinggi pada tes hari kedua MotoGP di Sirkuit Sepang, Malaysia.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SEPANG, SABTU — Jack Miller memasukkan unsur kecepatan puncak dalam pemetaan kekuatan tim-tim MotoGP menjelang musim 2020. Pebalap tim Pramac Ducati itu mencetak kecepatan puncak 338,5 kilometer per jam pada tes hari kedua di Sirkuit Sepang, Malaysia, Sabtu (8/2/2020). Namun, pebalap tim Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, memberi dimensi baru, kecepatan puncak tidak selalu menjadi penentu waktu tercepat untuk satu putaran.
Miller sempat memimpin dengan mencatat waktu tercepat dan top speed sejak tengah hari hingga menjelang akhir sesi uji coba. Dia membukukan waktu 1 menit 58,641 detik pada putaran ke-15 dari 61 putaran yang dia selesaikan, kemarin. Namun, Quartararo, yang kemarin untuk pertama kali memacu YZR-M1 2020, menggusur Miller di akhir sesi dengan catatan 1 menit 58,572 detik pada putaran ke-63 dari 72 putaran.
Sepanjang Sabtu, Quartararo lebih banyak mempelajari karakter sepeda motor 2020 dibandingkan 2019 yang dia pacu pada Jumat. Pebalap berusia 20 tahun itu baru mulai melakukan time attack pada akhir sesi latihan. Dia pun mencatatkan waktu tercepat, tetapi sepanjang sesi latihan itu kecepatan puncaknya ”hanya” 324,3 kilometer per jam, selisih 14,2 kilometer per jam dari top speed Miller.
Quartararo mengatakan, kecepatan puncaknya tidak banyak meningkat dibandingkan hari pertama saat memacu sepeda motor 2019, yaitu 322,3 kilometer per jam. Dia juga belum bisa mengeksplorasi lebih lama potensi terbaik sepeda motor 2020 karena masih mencari setelan sejumlah komponen. Pada tes hari terakhir, Minggu (9/2/2020), dia akan mencari batas sepeda motor barunya.
”Kami kehilangan banyak kilometer untuk memahami sepeda motor. Oke, kami melakukan 72 putaran, tetapi kami mengubah banyak elektronik sehingga kami belum memiliki basis sepeda motor yang sempurna. Potensinya ada dan mungkin besok saya bisa sedikit lebih jelas dalam pendapat saya,” ujar Quartararo kepada Crash.
Apa yang dilakukan oleh Quartararo pada hari kedua tes juga mengindikasikan keunggulan sepeda motor Yamaha dalam melibas tikungan dibandingkan Ducati, yang cepat tetapi terkenal sulit belok. Ducati dengan keunggulan top speed bisa memaksimalkan lintasan lurus sepanjang 927,543 meter di Sepang untuk mengail keunggulan sepeda motor Desmosedici 2020. Namun, Quartararo mampu memanfaatkan kelincahan YZR-M1 untuk melibas 15 tikungan di sirkuit sepanjang 5,542 kilometer itu. Sepeda motor Yamaha 2020 yang mengalami pembenahan untuk meningkatkan kecepatan puncak,sepertinya juga memperbaiki kecepatan saat masuk dan keluar tikungan. Jika setelan elektronik sudah maksimal, Quartararo bisa lebih kompetitif.
Terkait kecepatan puncak, pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow, mengatakan kepada Peter McLaren dari Crash, sepeda motor Miller sebenarnya tidak terlalu cepat dibandingkan sepeda motor lain. Dia meyakini, pebalap Australia itu mengerem lebih lambat dibandingkan pebalap lain karena speed trap berada di dekat zona pengereman.
Crutchlow kemarin mencetak kecepatan puncak 330,2 kilometer per jam, sama dengan dua pebalap Repsol Honda, Marc Marquez dan Alex Marquez. Namun, catatan waktu Crutchlow (1 menit 59,247 detik) lebih lambat dibandingkan Marquez (1 menit 59,097 detik) yang menempati posisi kesembilan meskipun sempat terjatuh pada tikungan tiga, yang merupakan tikungan kecepatan tinggi. Marquez tidak mengalami cedera dan langsung menjalani diskusi dengan tim mekaniknya.
Sepeda motor Honda musim ini, kata Crutchlow, lebih bertenaga dibandingkan musim lalu, tetapi masih sulit untuk melibas tikungan. Kendala itu sama dengan 2019, di mana hanya Marquez yang bisa menyiasati karakter RC213V dengan gaya membalap dan keterampilannya. Musim ini, Marquez, yang masih menjalani pemulihan pasca-operasi bahu kanan, juga masih beradaptasi dengan sasis baru Honda yang didesain untuk mengatasi masalah di tikungan.
”Saya sangat senang hari ini karena bahu terasa lebih baik dibandingkan kemarin,” ujar Marquez di akun resmi tim Repsol Honda @HRC_MotoGP.
Perbaikan sepeda motor untuk melewati tikungan dengan lebih cepat juga dilakukan oleh Ducati. Namun, tim pabrikan Italia itu memiliki filosofi yang jelas bahwa tenaga dan kecepatan sepeda motor tidak boleh menurun karena itu adalah karakter Desmosedici. ”Kami berusaha menjadi lebih baik pada hal itu (menikung). Sejujurnya, ketika melakukan itu akan lebih penting memiliki sepeda motor dengan kecepatan yang sama untuk memenangi balapan. Sudah pasti akan lebih mudah memenangi balapan jika memiliki sepeda motor tercepat di lintasan balap,” kata Luigi Dall’Igna, General Manager Ducati Corse, saat peluncuran tim Ducati di akhir Januari lalu, dikutip Asphalt & Rubber.