Walabi dan Cenderawasih Papua Diselundupkan di Ruang Mesin KM Nggapulu
Sejumlah walabi dan burung dilindungi ditemukan di ruang mesin KM Nggapulu di Baubau. Pelaku masih ditelusuri.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·2 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Sejumlah hewan dilindungi yang akan diselundupkan dari wilayah timur Indonesia digagalkan di Baubau, Sulawesi Tenggara. Burung cenderawasih, nuri merah, hingga walabi dari Papua ditemukan di dalam ruang mesin kapal penumpang. Pihak terkait masih menelusuri kejadian ini.
Sebanyak empat ekor cenderawasih, nuri bayan, dan nuri merah ditemukan oleh tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sultra di Pelabuhan Murhum, Baubau. Selain berbagai burung eksotis yang dilindungi ini, juga ditemukan tiga ekor walabi atau yang karib disebut kanguru kecil dari Papua.
”Awalnya kami mendapat informasi adanya pengiriman burung dilindungi di KM Nggapulu yang akan singgah di Baubau. Ketika tiba, kami koordinasi dengan instansi lainnya dan melakukan pencarian,” kata Kepala Resort BKSDA Baubau Aslimin, dihubungi dari Kendari, Minggu (21/4/2024).
Pengungkapan penyelundupan hewan dilindungi ini terjadi pada Jumat malam lalu. Setelah kapal tiba, tim BKSDA melakukan pelacakan di atas kapal. Beberapa burung ditemukan di dek terpisah. Tim masih terus melakukan pencarian. Bahkan, sebagian besar hewan, termasuk walabi, ditemukan di dalam ruang mesin kapal.
Bermacam burung disimpan di dalam sangkar. Sementara walabi ditaruh di dalam sebuah boks. Walabi itu terdiri dari satu induk dan dua ekor berukuran kecil. Di kaki mereka terdapat luka bekas jeratan. Luka paling parah dialami sang induk dan harus mendapatkan perawatan.
”Saat kami geledah, walabi dan cenderawasih kami dapatkan di dalam ruang mesin kapal. Namun, saat itu kami tidak sempat meminta keterangan nakhoda maupun jajaran lainnya karena waktu berangkat kapal mepet. Kami masih menunggu arahan pimpinan terkait kejadian ini,” tuturnya.
Penyelundupan hewan dilindungi melalui kapal penumpang memang marak terjadi. Selama Oktober 2023 hingga April 2024, Resort BKSDA Baubau telah menggagalkan penyelundupan sekitar 150 hewan dilindungi, yang sebagian besar adalah burung berbagai jenis.
Selain perburuan, satwa di Wasur ini mulai berkurang jumlahnya karena juga berpindah tempat.
Sementara itu, Kepala Wilayah I BKSDA Sultra La Ode Kaida menyampaikan, penyelundupan walabi ini merupakan yang pertama kali diketahui. Pihaknya masih berupaya mengumpulkan informasi terkait tindakan penyelundupan hewan dilindungi ini, baik pengirim maupun penerimanya.
”Saat pengungkapan tidak ada yang mengaku memiliki hewan ini. Namun, hal ini akan terus ditelusuri. Selain itu, kami fokus pada perawatan dan penyelamatan hewan-hewan ini. Pimpinan kami juga telah berkoordinasi dengan BKSDA Papua terkait penyelamatan hingga evakuasi hewan-hewan ini, utamanya walabi yang terluka,” katanya.
Kondisi ini, di antaranya, disebabkan perburuan masif. Satwa yang hingga awal dekade 2000-an dengan mudah terlihat di sabana-sabana sekitar Merauke itu kini menghilang.
Kepala Balai TN Wasur Yarman mengungkapkan, perburuan menjadi salah satu persoalan di TN Wasur, selain kebakaran hutan. Satwa yang kerap diburu di antaranya rusa, walabi, dan kanguru.
Untuk mengatasi perburuan, pihak TN Wasur rutin melakukan patroli dan menggandeng masyarakat adat untuk turut serta mengawasi. ”Selain perburuan, satwa di Wasur ini mulai berkurang jumlahnya karena juga berpindah tempat,” kata Yarman (Kompas, Sabtu 5/2/2022).