Banjir yang Memutus Jalur Pantura Pasuruan Berangsur Surut
Beberapa daerah di Pasuruan dilanda banjir. Namun, kondisinya berangsur surut, termasuk jalur pantura bisa dilewati.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
PASURUAN, KOMPAS — Banjir yang melanda beberapa daerah di Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jawa Timur, berangsur surut. Sebelumnya, banjir menggenangi permukiman hingga jalan raya pantura. Ketinggian air di badan jalan membuat jalur pantura putus, Selasa (9/4/2024).
Banjir melanda sejumlah daerah di Kabupaten dan Kota Pasuruan sejak Selasa pagi, antara lain di Kecamatan Bangil, Pohjentrek, Kraton, dan Gondangwetan. Hujan deras sejak Senin petang di daerah hulu juga membuat beberapa sungai meluap.
Dampaknya bukan saja permukiman yang terendam, melainkan arus lalu lintas Surabaya-Probolinggo juga lumpuh. Kendaraan roda empat dari arah Probolinggo dialihkan melalui jalan tol lewat Pintu Tol Sutojayan. Sementara kendaraan roda dua diarahkan memutar melalui Purwosari.
Adapun kendaraan roda empat dari arah Surabaya dialihkan lewat jalan tol melalui Pintu Tol Rembang dan Bangil, sedangkan sepeda motor melalui Pandaan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan Sugeng Hariyadi, Rabu (10/4/2024), menyatakan, ketinggian air berangsur surut. Sejak Selasa sore, jalan di pantura sudah normal. ”Tidak ada genangan di jalan,” ujarnya.
Menurut Sugeng, banjir tinggal menggenangi permukiman. Itu pun ketinggiannya tidak terlalu signifikan. Apabila hari ini di daerah hulu tidak terjadi hujan deras, ketinggian permukaan banjir akan terus berkurang.
Sugeng juga membenarkan, akibat bencana ini ada dua warga tewas. Mereka adalah Anwar Sadad (40), warga Dusun Duyo, Desa Sukorejo, Kecamatan Pohjentrek. Satu lagi korban bernama M Rafka (2), warga Kelurahan Rujakgadung, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.
Anwar meninggal akibat tersengat listrik saat memindahkan perabotan rumah tangga yang tergenang banjir. Sementara Rafka meninggal akibat terjatuh lalu tubuhnya terseret banjir saat tengah berada di teras rumah. Tubuh korban ditemukan di belakang rumah.
Hilmi, salah satu warga Jalan Gatot Subroto, Karangketuk, Kecamatan Gadingrejo, menuturkan, kondisi air saat ini telah surut. Sebelumnya, banjir masuk rumahnya dengan tinggi sekitar 7 cm. Saat ini, air masih menggenangi sebagian rumah warga lainnya yang topografinya lebih rendah.
”Genangan di pekarangan saya sudah surut karena rumah saya dekat jalan, topografinya lebih tinggi,” ucapnya.
Meski masih ada genangan, aktivitas silaturahmi warga pada Idul Fitri kali ini tetap berlangsung seperti biasa. Warga saling kunjung satu sama lain.
”Semalam juga ada penyedotan air oleh BPBD,” katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem, salah satunya untuk wilayah Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) III Malang pada 10-12 April.
Bakorwil III meliputi Kabupaten/Kota Malang, Batu, Surabaya, Sidoarjo, Kabupaten/Kota Pasuruan, dan Blitar. Peringatan dini yang dimaksud ialah untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat. Potensi hujan di daerah-daerah itu bervariasi, mulai dari pagi, siang-sore, hingga malam.