Pada hari Lebaran, NTB berpotensi dilanda cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga gelombang tinggi.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengimbau warga untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Barat yang berlangsung hingga 11 April 2024 mendatang. Itu artinya cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan gelombang tinggi bisa terjadi saat umat Islam merayakan Lebaran yang jatuh pada 10 atau 11 April 2024.
Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Satria Topan Primadi, dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Senin (8/4/2024), mengatakan, BMKG memperkirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang terjadi pada periode 5-11 April 2024.
Kondisi itu diperkirakan terjadi pada dini hari hingga malam di seluruh wilayah NTB, meliputi Mataram, Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima, Kota Bima, dan Dompu.
Selain hujan disertai petir dan angin kencang, BMKG juga memperkirakan terjadi gelombang tinggi di wilayah perairan NTB hingga 10 April 2024. Gelombang tinggi tersebut mencapai 4 meter.
Menurut Satria, gelombang tinggi kategori sedang sekitar 1,25-2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Lombok (selata antara Lombok dan Bali) bagian selatan, Selat Alas (selat antara Sumbawa dan Lombok) bagian selatan, dan Selat Sape (selat antara Sumbawa dan Pulau Komodo) bagian selatan.
”Selain itu, terdapat juga potensi gelombang tinggi 2,5-4 meter di Samudra Hindia Selatan NTB,” kata Satria.
Kondisi tersebut terjadi karena berdasarkan pemantauan Pusat Dini Siklon Tropis (TCWC) Jakarta, terdapat bibit siklon tropis 96S di Samudra Hindia Selatan Pulau Sumba. Pusat sirkulasinya berada di 10,8 derajat Lintang Selatan dan 119,3 Bujur Timur. Fenomena itu memicu kecepatan angin maksimum 15-20 knots (28-37 km per jam).
”Kondisi atmosfer juga menunjukkan aktifnya fenomena gelombang atmosfer Ekuatorial Rossby yang mendukung pembentukan awan hujan yang cukup intensif dalam beberapa waktu ke depan di wilayah NTB,” kata Satria.
Potensi cuaca ekstrem menjadi perhatian kabupaten dan kota di NTB. Dihubungi secara terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rusdianto mengatakan, seluruh pemangku kepentingan di Sumbawa sudah berkoordinasi.
”Kami terus menyampaikan informasi (BMKG) untuk mengantisipasi kondisi yang ada (potensi cuaca ekstrem). Sejalan dengan itu, kami juga menyiapkan personel dan peralatan,” kata Rusdianto.
Rusdianto menambahkan, di Sumbawa juga dilaksanakan Operasi Ketupat 2024 yang melibatkan lintas pemangku kepentingan. Ada tiga titik posko yang disiapkan, yakni Simpang Bingung, Lapangan Pahlawan, dan Simpang Boak.
Koordinasi, sinergi, dan komunikasi antarpihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi juga harus lebih intensif, di samping terus memantau informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.
Satria menambahkan, sejumlah langkah bisa dilakukan untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem, mulai dari memastikan kapasitas infrastruktur hingga sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Selain itu, perlu pula menata lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Juga tidak memotong lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol. Termasuk melakukan program penghijauan secara masif.
Potensi angin kencang bisa diantisipasi dengan memangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh. Juga menguatkan tegakan atau tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.
Sejalan dengan itu, sosialisasi, edukasi, dan literasi harus lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian semua pihak dalam pengurangan risiko bencana hidrometeorologi, baik itu banjir, longsor, pohon tumbang, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, maupun gelombang tinggi.
”Koordinasi, sinergi, dan komunikasi antarpihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi juga harus lebih intensif, di samping terus memantau informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG,” kata Satria.
Menurut Satria, masyarakat bisa mengakses informasi terbaru terkait perkembangan cuaca melalui berbagai kanal, seperti situs web cuaca.ntb.bmkg.go.id, Instagram di @infocuaca_ntb, Facebook di infocuaca, dan Twitter di @infocuacantb.