Mayoritas pemudik yang melintasi Jalur Nagreg adalah pengendara sepeda motor. Sebagian besar melintas pada malam hari.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Hingga H-3 Lebaran 2024, pemudik dengan sepeda motor mendominasi Jalur Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Puncak arus mudik belum bisa dipastikan kapan terjadi karena jumlah kendaraan yang melewati jalur selatan Jabar itu cenderung meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung, kendaraan yang melintasi Jalur Nagreg pada Minggu (7/4/2024) hingga pukul 17.00 mencapai 117.554 unit. Sebanyak 76.474 kendaraan di antaranya bergerak ke arah timur atau menuju Garut dan Tasikmalaya di Jabar serta wilayah Jawa Tengah. Adapun 41.080 unit bergerak ke arah barat atau menuju Bandung.
Koordinator Humas Pos Pengamanan Lebaran Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung Eric Alam Prabowo memaparkan, jumlah kendaraan yang melewati Jalur Nagreg pada Minggu atau H-3 Lebaran diprediksi bakal lebih tinggi dibandingkan dengan sehari sebelumnya.
Pada Sabtu (6/4/2024), jumlah kendaraan yang masuk ke Jalur Nagreg mencapai 157.129 unit. Dari jumlah tersebut, kendaraan yang menuju timur sebanyak 76.474 unit. Kendaraan menuju ke timur itu didominasi oleh pemudik.
Eric menambahkan, hingga Minggu sore, jumlah kendaraan yang melewati Jalur Nagreg dan menuju arah timur mencapai 336.256 unit. Sekitar 61 persen di antaranya merupakan sepeda motor.
Menurut Eric, dominasi ini terjadi karena pemudik dengan sepeda motor tidak memiliki pilihan jalur lain untuk menuju timur. Sementara itu, pengendara mobil dan kendaraan besar lainnya bisa melewati Jalan Tol Cipali atau Jalan Tol Cisumdawu.
Hingga saat ini, Eric mengaku belum bisa memastikan kapan puncak arus mudik di Jalur Nagreg. Sebab, jumlah kendaraan yang melintas cenderung terus meningkat.
”Jika dilihat dari tren Lebaran tahun sebelumnya, kenaikan arus terjadi pada H-3 sampai H-1 Lebaran. Apalagi, menjelang Lebaran, semakin banyak arus mudik lokal dan jarak pendek sehingga jumlah kendaraan bisa meningkat,” ujarnya saat ditemui di Pos Pam Lebaran Jalur Nagreg.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Bandung Komisaris Mangku Anom mengatakan, kepadatan kendaraan di Jalur Nagreg terjadi pada Sabtu malam hingga Minggu pagi. Bahkan, petugas sempat melakukan pengalihan arus dengan kolaborasi bersama jajaran petugas kepolisian dari Kabupaten Garut, Jabar.
”Pengalihan arus terjadi menjelang subuh ke arah Leles karena jalur yang melewati Limbangan cukup padat. Keramaian kendaraan ini terutama terjadi pada maghrib dan setelah jam makan malam. Pada Minggu pukul 01.30 dini hari tadi sempat juga ada pengalihan arus ke arah Leles hingga menjelang subuh,” ujarnya.
Jika dilihat dari tren Lebaran tahun sebelumnya, kenaikan arus terjadi pada H-3 sampai H-1 Lebaran.
Menurut Anom, tren kendaraan yang memadati Jalur Nagreg pada malam hari terjadi dalam empat hari terakhir. Dia juga memperkirakan puncak arus mudik masih belum tercapai karena ada potensi kenaikan jumlah kendaraan.
Apalagi, jalur mudik bagian selatan Jabar ini menuju berbagai tujuan, seperti Tasikmalaya, Ciamis, hingga Jawa Tengah. Tidak hanya pemudik jarak jauh, jalur ini juga dilewati pemudik jarak dekat, seperti kawasan Garut dan sebagian Tasikmalaya.
”Kami tetap antisipasi selama 24 jam. Dari tren yang terlihat, memang cukup banyak yang melakukan perjalanan di malam hari dan itu variatif. Arus kendaraan juga kemungkinan mengalami peningkatan hingga H-1. Jadi, kami tetap waspada,” ujarnya.