Hindari Kemacetan, Puluhan Ribu Warga Bandung Mudik Lebih Awal
Puluhan ribu pemudik meninggalkan Kota Bandung lebih awal menggunakan transportasi umum demi menghindari kemacetan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Puluhan ribu warga memilih mudik lebih awal dari Kota Bandung ke sejumlah wilayah di Jawa Barat dan Pulau Jawa sejak H-9 Lebaran tahun ini. Mayoritas mereka menggunakan transportasi umum dengan bus dan kereta api.
Berdasarkan pantauan Kompas, aktivitas mudik di Bandung mulai terlihat di Stasiun Bandung dan Terminal Bus Cicaheum dalam beberapa hari terakhir. Sebagian pemudik itu menuju ke sejumlah wilayah di Jabar, seperti Ciamis dan Tasikmalaya.
Adapun sebagian pemudik lain berangkat dengan tujuan luar Jabar, misalnya Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Para pemudik memilih mudik lebih cepat agar bisa menikmati perjalanan ke kampung halaman tanpa diganggu kemacetan berjam-jam.
Manajer Humas Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ayep Hanapi menyatakan, pergerakan arus mudik di Stasiun Bandung mulai tampak sejak H-9 atau 31 Maret 2024. Total pemudik selama lima hari terakhir mencapai 51.986 orang.
Ayep memaparkan, selama masa angkutan Lebaran 2024, PT KAI Daop II menyiapkan rata-rata 14.000 tiket per hari. Total tiket yang disiapkan Daop II Bandung mencapai 365.692 kursi.
”Mayoritas rute yang dituju 51.986 pemudik dari Stasiun Bandung dalam lima hari terakhir, antara lain, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” kata Ayep saat ditemui di Stasiun Bandung, Jabar, Kamis (4/4/2024).
Ayep menuturkan, pada arus mudik Lebaran tahun ini terjadi lonjakan pengguna kereta api hingga 40 persen. Adapun jumlah tiket yang telah terjual hingga Kamis ini sudah mencapai 212.203 kursi.
Menurut Ayep, penggunaan kereta api yang masif untuk mudik Lebaran karena para pemudik ingin merasakan kenyamanan dan tidak kelelahan dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi.
”Animo pemudik dari Stasiun Bandung sangat tinggi. Hal ini terlihat dari tiket untuk tanggal 6 hingga 9 April sudah habis terjual,” ucap Ayep.
Ati Kurniasih (40), salah satu pemudik yang ditemui di Stasiun Bandung, menyebut, kereta api menjadi moda transportasi favoritnya untuk mudik ke kampung halaman di Kabupaten Ciamis. Ia mengaku masih trauma mudik dengan mobil pribadi karena pernah terjebak macet hingga 12 jam beberapa tahun lalu.
”Belum tersedia jalan tol ke Ciamis sehingga rawan macet. Karena itu, saya memilih mudik lebih awal dengan kereta api,” ujar Ati yang mudik bersama suami dan anaknya.
Animo pemudik dari Stasiun Bandung sangat tinggi. Hal ini terlihat dari tiket untuk tanggal 6 hingga 9 April sudah habis terjual.
Warga lainnya, Soeginen (46), memilih mudik ke kampung halamannya di Pacitan, Jatim, dengan bus dari Terminal Bus Cicaheum. Ia menuturkan, dirinya biasanya mudik seminggu jelang Lebaran agar tidak mengalami kemacetan di tengah perjalanan ke Pacitan.
”Tiket bus dari Bandung hingga Pacitan senilai Rp 320.000. Saya memilih pulang lebih awal agar bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga,” ujar warga yang bermukim di Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung, itu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, dari hasil survei Kementerian Perhubungan, potensi pergerakan pemudik tahun ini mencapai 193,6 juta orang atau 71 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Hasil survei ini telah disampaikan kepada pemangku kepentingan terkait, seperti kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, Korps Lalu Lintas Polri, badan usaha milik negara, dan perusahaan swasta.
Budi menyatakan, pemerintah akan memberlakukan kebijakan yang efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik yang mengakibatkan kepadatan lalu lintas. Antisipasi dilakukan terkait aspek pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas.
”Pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas, terutama pada daerah yang berisiko terjadi kepadatan luar biasa, akan kami lakukan,” tutur Budi.