Pemudik Diminta Waspadai Jalur Rawan Macet di Jalan Arteri Jabar
Para pemudik yang menggunakan jalur arteri di Jawa Barat harus mengantisipasi sejumlah titik rawan kemacetan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Puncak arus mudik tahun 2024 di Jawa Barat diperkirakan terjadi pada H-4 hingga H-2 jelang Lebaran. Pemudik yang melewati jalur arteri diimbau mengantisipasi sejumlah titik kemacetan.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Ajun Komisaris Besar Edwin Affandi di Bandung, Sabtu (30/3/2024), mengatakan, pihaknya telah memetakan titik rawan macet di jalur arteri.
Di Karawang, misalnya, kemacetan rentan terjadi di Simpang Jomin dan Simpang Mutiara, sedangkan di Kabupaten Bogor berpotensi muncul di Puncak dan Simpang Gadog.
Titik lainnya, lanjut Edwin, ada di Pasar Limbangan, Pasar Lewo, dan Malangbong di Garut. Selain itu, juga di Gentong, Kabupaten Tasikmalaya serta Lembang di Bandung Barat.
”Simpang Jomin dan Simpang Mutiara selalu menjadi perhatian di jalur arteri pantura. Sebab, jalur ini pertama kali dilewati pemudik dari Jakarta, khususnya pesepeda motor,” kata Edwin.
Edwin menuturkan, para pemudik yang menggunakan jalur arteri direkomendasikan memilih waktu tepat sebelum puncak arus mudik untuk menghindari kemacetan di jalur-jalur tersebut.
Ia pun mengimbau pemudik menggunakan fasilitas umum untuk beristirahat. Hal ini untuk mencegah risiko kecelakaan di perjalanan.
”Para pemilik jasa angkutan umum, seperti bus, juga harus memastikan sopir sehat dan tidak kelelahan. Mereka wajib memeriksa kondisi kendaraan,” tutur Edwin.
Data Dirlantas Polda Jabar, dari jalur arteri pantura hingga jalur selatan terdapat 51 rumah makan dan 125 SPBU, serta 59 bengkel.
Di samping itu, ada 27.193 personel dalam Operasi Ketupat Lodaya 2024. Sebanyak 16.283 personel Polri dan 10.910 personel gabungan TNI dan instansi lainnya.
”Sebanyak 2.855 dari total personel Polri bakal fokus terhadap kelancaran lalu lintas. Mereka terbagi atas 2.409 personel lantas dari polres dan 446 personel dari Dirlantas Jabar,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, hasil survei potensi pergerakan pemudik pada tahun 2024 mencapai 193,6 juta atau 71 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Hasil survei ini telah diinformasikan kepada kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, Korps Lalu Lintas Polri, BUMN, dan swasta.
Ke depan, ia mengatakan, pemerintah akan memberlakukan kebijakan mengantisipasi lonjakan pemudik. Bila dibiarkan, lonjakan pemudik akan mengakibatkan kepadatan di simpul dan di ruas jalan melalui pola perjalanan, pola transportasi, dan pola lalu lintas.
”Pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, dan pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang berisiko terjadi kepadatan luar biasa akan kami lakukan,” ucap Budi.
Jalur tol
Ditlantas Lalu Lintas Polda Jabar juga telah memetakan adanya perlambatan arus lalu lintas di sejumlah jalur tol. Jalur tersebut meliputi Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Tol Palimanan-Kanci (Palikanci), dan Tol Pejagan.
Pemicu perlambatan arus lalu lintas adalah penyempitan jalur atau bottleneck dari lima jalur jalan Tol Japek memasuki tiga jalur di Tol Cipali hingga dua jalur Tol Pejagan. Penyebab lainnya, penumpukan kendaraan saat berbuka dan sahur di jalur rest area atau tempat istirahat.
Ditlantas Polda Jabar telah menyiapkan rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan di jalur-jalur tersebut. Pertama, pelaksanaan skema lawan arus atau contraflow di Tol Japek pada 5-11 April dari pukul 14.00 hingga pukul 24.00.
Upaya rekayasa lalu lintas yang kedua adalah pelaksanaan sistem satu arah atau one way di Kilometer 72 Tol Cikopo sampai Gerbang Tol Kalikangkung Kilometer 414.
”Sistem satu arah di Tol Cikopo-Kalikangkung dimulai pada tanggal 5 April secara bertahap dari pukul 14.00,” papar Dirlantas Polda Jabar Komisaris Besar Wibowo.