Bakauheni Harbour City, Ikon Wisata Baru di Gerbang Pulau Sumatera
Kawasan pariwisata terintegrasi Bakauheni Harbour City di Lampung Selatan menjadi ikon wisata baru di gerbang Sumatera.
Bakauheni Harbour City atau BHC yang berada di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, kini menjadi ikon wisata baru di gerbang Pulau Sumatera. Pengembangan pusat wisata terintegrasi di dekat kawasan pelabuhan itu menjadi wajah baru bagi penataan waterfront di Indonesia.
Menjelang waktu berbuka puasa, Sabtu (6/4/2024), suasana area Siger Market di kawasan BHC ramai oleh pengunjung. Ratusan orang, termasuk para pemudik yang baru tiba di Lampung, mampir ke acara festival kuliner yang sedang digelar di sana.
Puluhan kendaraan, baik dari dalam maupun luar Lampung, terlihat berjejer di area parkir. Sejumlah pengunjung asyik berkeliling sambil berfoto dengan latar belakang menara siger, laut, dan pelabuhan. Seusai berbuka puasa, pengunjung menunaikan sholat di Masjid Bank Syariah Indonesia (BSI) yang ada di kawasan BHC.
BHC dibuka secara terbatas sejak satu tahun terakhir. Kawasan itu terus dipromosikan sebagai ruang kreatif dan tempat wisata baru pada masyarakat. Momentum Ramadhan dan Lebaran 2024 pun dimanfaatkan untuk memperkenalkan BHC pada pemudik yang melintas di Pelabuhan Bakauheni.
Rara Permata Sari (31), salah satu pemudik asal Banten, mengaku singgah di BHC karena penasaran dengan tempat itu. Dari atas kapal, ia melihat menara siger di kawasan perbukitan di dekat Pelabuhan Bakauheni. Kerlap-kerlip lampu dari kawasan BHC semakin membuatnya tertarik mampir ke sana.
Ia pun memutuskan tidak langsung masuk ke jalan tol, tetapi singgah sebentar di BHC. Rara yang mudik bersama suami dan dua anaknya beristirahat sejenak sambil berbuka puasa sebelum melanjutkan perjalanan ke Bandar Lampung. ”Pemandangannya indah banget dari sini,” ujarnya.
Baca juga: Bakauheni Harbour City Pusat Ekonomi Baru di Lampung
Tak hanya pemudik, BHC juga kini menjadi tempat nongkrong baru bagi warga Lampung. M Burhan (30), warga Kalianda, Lampung Selatan, mengatakan, kawasan itu menjadi ikon kebanggaan warga Lampung.
Burhan pun beberapa kali mengajak kerabatnya yang datang dari luar kota berkunjung ke BHC untuk sekadar berkeliling dan berfoto.
Sejak 2021
Pembangunan kawasan pariwisata terpadu BHC dimulai pada Oktober 2021, ditandai dengan peletakan batu pertama di lokasi itu. Kawasan dengan total luas 214 hektar itu termasuk proyek strategis nasional.
Saat ini, sudah ada sejumlah fasilitas yang dapat dinikmati pengunjung, misalnya Masjid BSI yang dapat menampung 2.000 orang, selasar Siger Park BTN, dan Siger Market Mandiri. Selain itu, terdapat pusat wahana permainan Krakatau Park yang mampu menampung 4.000 orang.
Baca juga: Bakauheni Harbour City Bantu Pemulihan Pariwisata Lampung
Untuk mempromosikan BHC, ASDP berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Lampung menggelar acara Ngabubrit BHC. Selama 5 Maret hingga 30 April 2024, pengunjung dapat menikmati festival kuliner dan berbagai acara menarik, seperti tablig akbar dan karaoke. Kegiatan itu sekaligus untuk mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Lampung.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan, ASDP terus melanjutkan pengembangan kawasan BHC. Apalagi, antusiasme pengunjung ke kawasan itu juga tinggi. Selama tahun 2023, jumlah pengunjung Siger Park mencapai 115.694 orang, sedangkan pengunjung Krakatau Park mencapai 88.469 orang.
Pada tahun ini, ASDP akan melanjutkan pembangunan skybridge, jalan akses, serta penataan kawasan Siger Park. Pembangunan fasilitas lain juga telah direncanakan, misalnya museum, ruang teater, dan arena olahraga. Dalam jangka panjang, akan dibangun pula fasilitas hotel, kawasan komersial, hingga rumah sakit.
Shelvy memaparkan, kebutuhan investasi untuk pengembangan BHC mencapai Rp 4,7 triliun. Untuk menarik investor, ASDP fokus mengembangkan area yang menjadi daya tarik utama untuk menunjukkan potensi pengembangan BHC sebagai pusat wisata baru di Indonesia. Dengan begitu, investor diharapkan tertarik menanamkan modal.
Selama tahun 2023, jumlah pengunjung Siger Park mencapai 115.694 orang, sedangkan pengunjung Krakatau Park mencapai 88.469 orang.
Menurut Shelvy, pengembangan kawasan BHC sejalan dengan visi ASDP, yakni terdepan dalam menghubungkan masyarakat dan pasar melalui jasa penyeberangan-pelabuhan terintegrasi dan tujuan wisata waterfront.
”Kami berharap berkembangnya kawasan waterfront Bakauheni Harbour City menjadi pusat tujuan wisata di Indonesia dapat meningkatkan lalu lintas penyeberangan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dengan berjalannya aktivitas ekonomi di kawasan pelabuhan,” kata Shelvy.
Jadi persinggahan
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung Bobby Irawan mengatakan, pengembangan kawasan BHC telah mengubah wilayah Bakauheni yang semula hanya daerah perlintasan menjadi daerah persinggahan wisata. Tren kunjungan wisatawan yang semula terpusat di wilayah pesisir pantai Kabupaten Pesawaran kini bergeser ke Lampung Selatan.
Pada tahun 2023, jumlah wisatawan di Lampung tercatat mencapai 10,5 juta orang. Jumlah itu dua kali lipat lebih banyak dibandingkan target pemerintah daerah yang sekitar 5,4 juta orang.
Baca juga: Pantai Destinasi Wisata Favorit di Lampung
Wisatawan yang berkunjung ke Lampung didominasi dari Sumatera Selatan dan area Jabodetabek. Namun, tidak sedikit pula wisatawan mancanegara yang kini sengaja berlibur ke Lampung Selatan.
Selain BHC, Lampung Selatan juga menyimpan berbagai wisata pantai dan pengunungan yang indah. ”Kawasan Bakauheni sangat potensial dikembangkan sebagai kawasan pariwisata karena dikelilingi oleh berbagai obyek wisata. Untuk itulah, pemerintah mendukung pengembangan kawasan Bakauheni sebagai salah satu hub pariwisata di Sumatera,” ungkap Bobby.
Dosen Program Studi Pariwisata Institut Teknologi Sumatera, Lampung, Rahmattullah Harianja, menilai, pembangunan BHC sangat menguntungkan bagi pengembangan pariwisata di Lampung. Ke depan, pengelola BHC harus memikirkan keberlanjutan kawasan itu dengan menggelar berbagai acara yang kreatif untuk menarik wisatawan.
Rahmattullah menambahkan, Indonesia harus belajar dari negara-negara yang berhasil yang mengembangkan wisata transit, seperti Singapura dan Hong Kong. Dia menyebut, Hong Kong berhasil mengembangkan wisata transit dengan membangun pusat belanja yang bisa menarik wisatawan mancanegara.
Ke depan, pemerintah perlu memperkuat karakteristik dan arah pengembangan kawasan BHC sebagai destinasi wisata transit. ”Kawasan ini harus terus dikembangkan, misalnya dengan menghadirkan restoran yang menyuguhkan berbagai makanan Nusantara atau mancanegara, membangun pusat belanja, dan menggelar berbagai kegiatan yang atraktif agar pengunjung tertarik,” tuturnya.