BMW Lameu, Pelepas Rindu Perantau Pidie dalam Segelas Kopi
Pidie tidak hanya kuat akan sejarah, tetapi juga kulinernya. ”Boh manok weng” atau BMW Lameu salah satu kuliner populer.
Oleh
ZULKARNAINI
·4 menit baca
Kedai kopi boh manok weng atau populer disebut BMW alias telur kocok Lameu berada jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Namun, kedai kayu di halaman rumah pemiliknya itu nyaris tidak pernah sepi. Musim mudik kali ini, rindu itu kembali tumpah dalam segelas BMW.
Setelah menempuh jarak 18 kilometer dari Sigli, ibu kota Kabupaten Pidie, tiba juga di Desa Lameu, Kecamatan Sakti, Pidie, Aceh. Saat itu, warga baru saja selesai melaksanakan shalat Tarawih, Sabtu (30/3/2024) malam.
Suasana di kedai kopi boh manok weng (BMW) Lameu mulai ramai. Setelah Tarawih, sebelum pulang ke rumah, paling pas nikmati dulu segelas kopi BMW.
”BMW saboh (BMW satu),” itu cara memesan paling lazim terdengar.
BMW merupakan singkatan dari boh manok weng, yang artinya telur ayam kocok. Telur ayam mentah dikocok lalu diseduh dengan kopi panas. Itulah yang dimaksud dengan kopi BMW.
Pelayan segera meracik kopi BMW. Kuning telur ayam kampung ditambahkan gula secukupnya, lalu dikocok sampai matang. Setelah itu, gelas ditaruh di dalam tempayan berisi air panas. Terakhir, baru dimasukkan kopi.
”Ini baru kopi BMW, kental, sendok bisa tegak berdiri,” kata Muzakir (50), salah satu pelanggan setia BMW Lameu.
Saat kopi dimasukkan ke dalam gelas, telur kocok akan naik ke permukaan dan kopi turun ke pangkal gelas. Karena sangat kental, tegukan pertama harus menggunakan sendok.
Saat BMW itu masuk ke rongga mulut, pertama terasa adalah rasa telur, baru diakhiri rasa kopi. Meski telur mentah, tidak menimbulkan anyir.
Semakin nikmat jika dicelup dengan roti tawar atau lemang. Lemang merupakan ketan yang dibakar dalam bambu. Namun, sayangnya selama bulan Ramadhan, BMW Lameu tidak menyediakan lemang.
MBW Lameu telah beroperasi sejak 1991. Dulu, kedai kecilnya terletak di tepi jalan desa. Meski begitu, saban hari pengunjungnya ramai. Bahkan, saat Aceh dilanda konflik, kedai BMW Lameu tidak sepi.
”Kadang aparat (TNI/Polri) dan kombatan minum kopi di sana,” kata Muzakir.
Tentu saja aparat tidak tahu beberapa warga yang sedang menikmati BMW adalah kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dalam suasana perang, godaan BMW Lameu ternyata tidak sanggup dilawan.
Dulu hanya kedai kecil, tetapi kini telah diperluas. Uniknya, kedai BMW Lameu berada di halaman rumah. Kursi kayu dan saung diletakkan di pekarangan rumah. Penampilannya sangat sederhana, tetapi cita rasa tiada dua.
Muzakir dan temannya, Jafaruddin (49), telah lama menjadi pelanggan BMW Lameu. Seminggu minimal tiga kali mereka berkunjung ke sana. Seharian lelah bekerja di sawah, malam harinya bersantai menikmati BMW sembari ngobrol dengan teman-temannya. Layaknya kedai kopi, tema obrolan mulai dari pertanian hingga politik.
Muzakir merasa tubuhnya lebih segar dan berenergi setelah minum BMW. Telur ayam kampung memiliki banyak protein dan kopi mengandung kafein.
”Minum BMW tambah gairah,” kata Muzakir.
Para perantau yang pulang ke Pidie mayoritas akan singgah ke BMW Lameu. Bertemu teman lama sesama perantau sambil meneguk BMW Lameu menjadi momen yang dirindukan.
Lintas generasi
BMW Lameu sangat populer. Mayoritas orang Pidie akan merekomendasikan BMW Lameu jika wisatawan berkunjung ke kabupaten itu. Tidak hanya disukai generasi lawas, tetapi juga generasi kekinian.
Muhammad Karuna (20) bersama teman-temannya, misalnya, rela menempuh perjalanan 50 kilometer dari Ulee Glee, Kabupaten Pidie Jaya, untuk menikmati BMW Lameu.
”Awalnya direkomendasikan oleh kawan, lama-lama ketagihan,” kata Karuna.
Harga segelas BMW mulai dari Rp 8.000 hingga Rp 12.000. Selain menggunakan kopi, bisa juga diseduh menggunakan minuman serbuk cokelat atau teh. Namun, BMW identik dengan kopi telur.
Jika sedang musim durian, BMW Lameu jadi tempat orang-orang berkumpul menikmati durian. Legitnya durian Pidie dipadu dengan lemang Lameu benar-benar lezat.
BMW Lameu dipelopori Iskandar (57). Namun, belakangan usaha itu mulai dikelola anaknya Nazar. Selain mengelola manajemen, Nazar juga menjadi peracik BMW. Dia dibantu tiga pekerja.
Malam itu Nazar terlihat sibuk, dia melayani wawancara sambil meracik BMW pesanan pelanggan. Sementara ayahnya, Iskandar, selama Ramadhan menghabiskan waktu untuk ibadah sehingga tidak ada aktivitas bakar lemang.
Nazar mengatakan, pada hari biasa, dalam sehari mereka menghabiskan 300 butir telur, tetapi selama Ramadhan hanya separuhnya. Namun, pada saat Lebaran, penjualan bisa melonjak.
Para perantau yang pulang ke Pidie mayoritas akan singgah ke BMW Lameu. Bertemu teman lama sesama perantau sambil meneguk BMW Lameu menjadi momen yang dirindukan.
Seperti pengakuan Muhammad Gade (43), seorang aparatur sipil negara yang bekerja di Kota Banda Aceh. Saat mudik ke Pidie, BMW Lameu merupakan tempat yang wajib dikunjungi. Jika belum menikmati BMW Lameu, rasanya belum sempurna mudik Lebaran.
”Biasanya hari kedua Lebaran sudah buka. Saya belum menemukan BMW seenak di Lameu,” kata Gade.
Kalau suatu saat Anda ke Pidie, berkunjunglah ke BMW Lameu untuk menikmati segelas rindu itu.