Semarang dan Demak Rawan Banjir, Jalur Mudik Alternatif Disiapkan
Jalur alternatif untuk menghindari banjir di Jateng disiapkan. Tim urai dan CCTV juga disiagakan di sejumlah titik.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sejumlah ruas jalan di Kota Semarang dan Kabupaten Demak, Jawa Tengah, belum bebas dari ancaman banjir sehingga berpotensi mengganggu kenyamanan pemudik yang melintas. Kepolisian Daerah Jateng pun menyiapkan jalur-jalur alternatif untuk menghindari wilayah rawan banjir tersebut.
Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Komisaris Besar Sonny Irawan mengatakan, wilayah rawan banjir itu berada di jalan pantura Kaligawe, Kota Semarang, dan jalan pantura Karanganyar, Demak. Polda Jateng telah menyiapkan tiga jalur alternatif jika dua titik itu terendam banjir pada masa mudik Lebaran.
”Kalau di Kaligawe banjir, maka pemudik akan kami arahkan untuk lewat Jalan Wolter Monginsidi, Kota Semarang, kemudian ke arah Sayung di Demak. Dari Sayung, pemudik bisa melewati Jalur Lingkar Selatan Demak ke arah Simpang Trengguli,” kata Sonny di Kota Semarang, Rabu (27/3/2024).
Sementara itu, untuk menghindari banjir di jalan pantura Karanganyar, pemudik bisa melakukan perjalanan dari Demak ke arah Kabupaten Kudus melalui wilayah Mijen, Demak, menuju ke Welahan, Kabupaten Jepara. Dari Welahan, pemudik bisa menuju ke Kudus melalui wilayah Jetak, Kudus.
Pada banjir yang terjadi awal Februari dan pertengahan Maret, wilayah Mijen sempat terendam banjir. Jika pada masa mudik Lebaran wilayah itu kembali terendam banjir, pemudik bisa menuju wilayah pantura timur Jateng melalui Maranggen (Demak) menuju Karangawen (Demak), lalu ke Godong (Kabupaten Grobogan), lanjut ke Purwodadi (Grobogan), kemudian ke Kabupaten Blora.
Selain mengantisipasi potensi gangguan akibat banjir, potensi gangguan akibat jalan rusak juga diantisipasi. Polda Jateng telah berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-Daerah Istimewa Yogyakarta terkait hal itu. Menurut Sonny, BBPJN berjanji akan menyelesaikan perbaikan jalan pada 1 April 2024.
”Kerusakan jalan yang terjadi di Kilometer 41 sampai dengan kilometer 45 jalan pantura Demak-Kudus berupa aspal mengelupas dan jalan berlubang. Mulai Rabu ini sampai Sabtu (30/3/2024) akan dilakukan perbaikan jalan sehingga contra flow (sistem lawan arus) akan diberlakukan di ruas tersebut,” ujar Sonny.
Titik-titik rawan kemacetan juga tak luput dari perhatian Polda Jateng dalam arus mudik Lebaran 2024. Menurut Sonny, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), rumah makan, serta pusat usaha mikro, kecil, dan menengah, menjadi titik-titik yang rawan menimbulkan kemacetan. Selain itu, kemacetan juga berpotensi terjadi di seluruh jaringan jalan di Jateng.
”Jateng punya lima jaringan jalan, yaitu dari jalur tol, jalur pantura, jalur tengah, jalur selatan, dan jalur selatan-selatan. Di jalur tol, yang menjadi perhatian kami adalah di Gerbang Tol Kalikangkung karena lokasi itu akan menjadi titik akhir dari penerapan one way (sistem satu arah) nasional yang diberlakukan dari Kilometer 72 Tol Cikampek Utama," tutur Sonny.
Kerusakan jalan yang terjadi di Kilometer 41 sampai dengan kilometer 45 Jalan Pantura Demak-Kudus berupa aspal mengelupas dan jalan berlubang
Sementara itu, jalur tengah, yakni ruas Pejagan (Kabupaten Brebes)-Dermoleng (Brebes)-Klonengan (Tegal), diperkirakan rawan macet. Jalur itu dilintasi para pemudik yang menuju ke bagian tengah dan selatan Jateng.
”Yang juga menjadi perhatian kami, tentunya jalur pantura, kemudian jalur selatan. Kalau di jalur selatan-selatan, arus lalu lintasnya cukup landai, hanya saja, di wilayah itu minim penerangan," imbuhnya.
Tim urai
Sementara itu, Kepolisian Resor Batang, Jateng, menyiapkan tim urai untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas, baik di jalur tol maupun di jalur pantura. Ada lebih dari 30 perseonel yang bakal diterjunkan untuk mengurai kemacetan.
"Keberadaan tim urai ini sangat penting karena saat di tol diberlakukan one way, jalur pantura pasti padat. Biasanya, waktu-waktu seperti saat buka puasa dan sahur, para pemudik banyak yang berhenti di rumah-rumah makan atau SPBU," kata Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Batang Ajun Komisaris Wigiyadi.
Selain tim urai, Wigiyadi menuturkan, Polres Batang juga menyiapkan jalur alternatif untuk mengantisipasi kemacetan di jalur pantura dalam kota. Arus lalu lintas di jalur pantura akan dipecah dengan cara diarahkan sebagian untuk melalui Jalan Dr Cipto-Polres Batang-Jalan Dr Wahidin-Jalan Dr Sutomo atau RSUD Kalisari.
Sementara itu, Dinas Perhubungan Jateng memasang sepuluh unit kamera pemantau (CCTV) tambahan di titik-titik rawan. CCTV itu antara lain dipasang di Simpang Bawen, Kabupaten Semarang; obyek wisata Bandungan di Kabupaten Semarang; pintu keluar tol Ceper di Klaten; dan Pasar Gombong di Kebumen.
Titik pemasangan CCTV lainnya adalah di kawasan wisata Dieng, Kabupaten Wonosobo; Pasar Linggapura di Brebes; Simpang Wangon dan Simpang Buntu di Kabupaten Banyumas; Bayeman di Kabupaten Purbalingga; dan Jalan Lingkar Ketanggungan di Brebes.
”Sepuluh titik itu bisa dikatakan titik rawan macet karena ada pasar tumpah, persimpangan jalan yang padat, dan tempat wisata yang ramai dikunjungi masyarakat," ucap Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Jateng Erry Derima Ryanto.
Selain memasang CCTV, sejumlah fasilitas seperti rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, dan penerangan jalan juga dipasang di jalur-jalur mudik. Hal itu untuk menunjang keselamatan dan kenyamanan para pengguna jalan, khususnya pemudik yang akan melintas.