Warga Bandung Raya Diminta Waspadai Hujan Disertai Angin
BMKG memprediksi hujan disertai angin kencang hingga 21 kilometer per jam melanda Bandung Raya.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika meminta warga di Bandung Raya mewaspadai bencana hidrometeorologi karena hujan lebat dan angin kencang yang mencapai 21 kilometer per jam dalam tiga hari ke depan. Wilayah Bandung Raya meliputi tiga kabupaten dan satu kota.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Teguh Rahayu, Selasa (12/3/2024), mengatakan, terdapat daerah pertemuan kecepatan angin, atau disebut konvergensi, yang memanjang dari Aceh hingga Jawa Barat bagian selatan. Kondisi itu mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Di Bandung Raya, kata Teguh, terdapat beberapa pengaruh lokal yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif, yakni udara yang relatif lembab antara 55 dan 96 persen, labilitas atmosfer berada pada kategori sedang hingga kuat di wilayah Jawa Barat, serta adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia selatan Jawa.
Wilayah Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat dari awal tahun 2024 hingga hingga Selasa ini menunjukkan telah terjadi 62 kali bencana hidrometeorologi di Bandung Raya, yakni banjir, longsor, dan angin puting beliung.
”Hasil analisis pola angin menunjukkan wilayah Bandung Raya didominasi angin baratan antara siang, sore, dan malam hari. Dalam beberapa hari ini, kecepatan angin cukup kencang, berkisar 5-21 kilometer per jam,” kata Teguh.
Ia memaparkan, pada Selasa ini diprediksi terjadi hujan ringan hingga lebat dan disertai angin kencang pada malam hari. Sementara pada Rabu dan Kamis diprediksi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang disertai angin kencang pada siang hingga sore hari.
”Masyarakat diimbau mewaspadai terjadinya dampak cuaca ekstrem yang biasa terjadi pada musim hujan, seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung,” katanya.
Ia menambahkan, masyarakat yang sedang beraktivitas di luar ruangan agar segera menepi dan berlindung di tempat yang aman apabila terjadi hujan disertai petir dan angin kencang.
Berdasarkan data terakhir dari Polda Jawa Barat, terdapat empat warga yang tewas karena terkena sambaran petir pada Februari lalu. Korban berdomisili di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut.
Masyarakat diimbau mewaspadai terjadinya dampak cuaca ekstrem yang biasa terjadi pada musim hujan, seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung.
Prakirawan Stasiun Klimatologi Jawa Barat Asri Rachmawati menambahkan, puncak musim hujan untuk 27 kabupaten dan kota di Jabar diperkirakan pada akhir Januari hingga Maret. Ia pun mengungkapkan pemicu terjadinya banjir dan longsor bukan saja hujan dengan intensitas lebat. ”Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi selama berhari-hari juga bisa berdampak bencana seperti longsor,” ujar Asri.
Hadi Rahmat Hardjasasmita dari Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyatakan, pihaknya telah mendapatkan informasi dari BMKG terkait potensi cuaca ekstrem di Bandung Raya. ”Kami dalam posisi siaga untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi di wilayah Bandung Raya,” tuturnya.