Harimau Masih Berkeliaran di Lampung, Upaya Penangkapan Dilanjutkan
Harimau sumatera yang menerkam dua warga Kabupaten Lampung Barat, Lampung, hingga kini masih berkeliaran.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Harimau sumatera atau Panthera tigris sumatrae yang menerkam dua warga Kabupaten Lampung Barat, Lampung, hingga kini masih berkeliaran. Upaya penangkapan hewan buas itu dilanjutkan agar tidak meresahkan warga.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu Hifzon Zawahiri menuturkan, petugas gabungan masih disiagakan di sekitar lokasi pemasangan kandang jebak. Hingga saat ini, setidaknya ada empat kandang jebak yang dipasang di sejumlah lokasi berbeda di Lampung.
”Pemasangan kandang jebak masih terus dilakukan. Tim gabungan juga masih terus melakukan patroli untuk melacak keberadaan harimau tersebut,” kata Hifzon saat dihubungi dari Bandar Lampung, Minggu (10/3/2024).
Kandang jebak dipasang, antara lain, di dekat lokasi korban ditemukan tewas. Sementara itu, kandang jebak lainnya dipasang di kebun yang berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Kecamatan Batu Brak.
Lokasi itu dipilih karena petugas mendapat laporan dari warga yang melihat seekor harimau di lokasi tersebut. Bukti kemunculan harimau di sana juga diperkuat dengan temuan jejak kaki satwa langka tersebut.
Sebelumnya, dua warga Lampung Barat tewas akibat diterkam harimau. Korban pertama adalah Gunarso (47), petani asal Pekon Sumber Agung Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Lampung, yang tewas pada Kamis (8/2/2023). Korban ditemukan di kebun dengan kondisi penuh luka terkaman harimau. Di sekitar lokasi Gunarso tewas, warga menemukan jejak kaki dan bekas cakaran satwa liar tersebut.
Adapun korban kedua adalah Sahri (28), warga Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat, yang ditemukan tewas pada Kamis (22/2/2024). Korban ditemukan dengan luka sobek di sekujur tubuhnya di lokasi kebun miliknya.
Menurut Hifzon, upaya penangkapan harimau itu juga dibantu oleh tim Direktorat Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Sumatera. Selain mengerahkan dua kandang jebak tambahan, tim juga membantu melacak keberadaan satwa liar itu dengan menggunakan drone.
Camat Suoh Davet Jakson menuturkan, sebagian besar warga di Lampung Barat bekerja sebagai petani. Lokasi kebun warga juga banyak yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Bahkan, ada juga warga yang berkebun di dalam kawasan hutan.
Ia berharap, pemerintah dapat segera menangkap hewan buas itu agar tidak meresahkan warga sekitar. ”Warga waswas saat hendak beraktivitas di kebunnya. Kami berharap, petugas dapat segera menangkap dan menangkarkan harimau tersebut,” katanya.
Sementara itu, Decis Maroba selaku Kepala Humas Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan menuturkan, pihaknya kembali menerima laporan kemunculan harimau di sekitar Resort Pemerihan, Kabupaten Pesisir Barat, pada Rabu (6/3/2024). Saat itu, petugas sedang berpatroli di Kilometer 17 hingga Kilometer 20 Jalan Lintas Barat Sumatera.
Dalam perjalanan pulang, tim dikagetkan dengan kemunculan seekor harimau yang melompat dari kawasan Hutan Produksi Terbatas Pesisir Barat masuk ke dalam kawasan TNBBS yang dipisahkan oleh jalan lintas barat sumatera. Lokasi kejadian berjarak sekitar 10 meter dari rumah salah satu warga di Pekon Pemerihan, Kecamatan Bangkunat, Kabupaten Pesisir Barat.
”Saat kejadian, petugas menghalau menggunakan mercon. Tim juga mengingatkan masyarakat yang memiliki hewan ternak agar mengamankan ternaknya dengan membuat perapian di sekitar kandang,” kata Decis.
Kyai Batua, harimau jantan yang menjadi korban perburuan liar pada 2019 dirawat di Lembaga Konservasi Lembah Hijau, Kota Bandar Lampung, Lampung, Rabu (16/9/2020). Strategi konservasi harimau secara eksitu sedang diupayakan dengan mendatangkan Vidi, harimau sumatera dari Taman Satwaa Taru Jurug, Kota Solo, Jawa Tengah.
Keesokan harianya, tim kembali mengecek lokasi dan menemukan jejak kaki harimau di sekitar lokasi. Hingga saat ini, petugas belum dapat memastikan apakah harimau yang terlihat di sekitar jalan lintas barat sumatera di Kabupaten Pesisir Barat merupakan hewan yang sama dengan harimau yang memangsa warga di Lampung Barat.
Warga waswas saat hendak beraktivitas di kebunnya.
Laporan kemunculan harimau di sekitar wilayah itu telah diterima pengelola TNBBS sejak November 2023. Pada 23 November 2023, seorang warga melapor melihat seekor harimau di Kilometer 19 Pekon Pemerihan, Kecamatan Bangkunat, Kabupaten Pesisir Barat. Hingga kini, setidaknya ada lima laporan berbeda yang diterima oleh petugas TNBBS terkait kemunculan harimau di Kabupaten Pesisir Barat.