Misteri Harimau Terkam Warga di Lampung dan Penampakan di Jalan Lintas Barat Sumatera
Tim gabungan telah memasang dua kamera pengintai untuk mamantau pegerakan harimau yang menerkam warga Lampung.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Konflik manusia dan satwa liar dilindungi kembali terjadi Lampung. Gunarso (47), petani asal Pekon Sumber Agung Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Lampung, tewas diterkam harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) pada Kamis (8/2/2024). Tim gabungan dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Satgas Mitigasi Konflik Satwa mengerahkan tim untuk mengantisipasi serangan harimau berulang.
Camat Suoh Davet Jakson mengatakan, tim gabungan pada Jumat (9/2/2024) memasang dua kamera pengintai di sekitar lokasi Gunarso ditemukan tewas. Selain itu, tim juga mengidentifikasi jejak keberadaan harimau, seperti jejak kaki, kotoran, dan bekas cakaran satwa liar tersebut di sekitar lokasi.
”Kami juga telah mengimbau warga agar lebih waspada, terutama saat melaksanakan aktivitas di kebun yang berdekatan dengan hutan kawasan,” kata Davet saat dihubungi dari Bandar Lampung, Senin (12/2/2024).
Selain petugas dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, aparat kepolisian dan TNI juga dilibatkan dalam tim mitigasi konflik satwa. Selain itu, aparatur desa dan kecamatan, serta pemerhati satwa dari organisasi Wildlife Conservation Society dan juga warga setempat juga turut serta dalam penanganan konflik antara harimau dan manusia tersebut.
Menurut Davet, warga setempat masih takut setelah Gunarso ditemukan di kebun dengan kondisi penuh luka-luka akibat diterkam harimau pada Kamis (8/2/2023) malam. Warga Suoh yang sebagian besar bekerja sebagai petani itu waswas saat hendak memanen kopi, lada, atau pala di kebunnya.
Warga setempat berharap, pemerintah dapat melakukan penanganan lebih lanjut dengan menangkap dan menangkarkan satwa liar itu.
Lokasi tempat Gunarso ditemukan tewas berjarak sekitar satu kilometer dari permukiman warga. Kawasan itu merupakan kebun warga yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Davet menambahkan, ini merupakan konflik antara manusia dan harimau yang pertama kali terjadi di kecamatan tersebut. Sebelumnya, petani sering berkonflik dengan kawanan gajah liar yang acap keluar kawasan taman nasional dan merusak kebun warga.
Harimau di jalan lintas
Sementara itu, di media sosial beredar sebuah video yang menunjukkan seekor harimau mendekati jalan lintas barat Sumatera di wilayah perbatasan Kabupaten Pesisir Barat dan Kabupaten Tanggamus. Video tersebut direkam oleh pengendara mobil yang melintas di kawasan itu pada malam hari.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu Hifzon Zawahiri menyatakan belum dapat memastikan apakah harimau yang terekam pengendara di Kabupaten Pesisir Barat adalah individu yang sama dengan harimau yang menerkam warga di Kabupaten Lampung Barat. Tim baru dapat mengidentifikasi jika kamera pemantau yang dipasang di Suoh dapat menangkap foto harimau yang berkeliaran di sekitar area itu.
Kami juga telah mengimbau agar warga lebih waspada, terutama saat melaksanakan aktivitas di kebun yang berdekatan dengan hutan kawasan.
Sejauh itu, tim baru akan memantau pergerakan satwa liar itu. Menurut dia, tidak mudah menangkap harimau karena daerah jelajahnya sangat luas dan berpindah-pindah.