logo Kompas.id
NusantaraNestapa Perempuan Pekerja...
Iklan

Nestapa Perempuan Pekerja Migran Asal NTB Terus Berulang

Cerita nestapa perempuan pekerja migran asal NTB terus berulang. Ironisnya, mereka juga tidak punya pilihan lain.

Oleh
ISMAIL ZAKARIA
· 5 menit baca
Anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat membawa para tersangka yang turut dihadirkan dalam konferensi pers kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang atau TPPO di Mataram, Kamis (30/3/2023). Total ada enam tersangka dari dua laporan polisi dengan korban sebanyak delapan orang perempuan asal Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat membawa para tersangka yang turut dihadirkan dalam konferensi pers kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang atau TPPO di Mataram, Kamis (30/3/2023). Total ada enam tersangka dari dua laporan polisi dengan korban sebanyak delapan orang perempuan asal Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

Menjadi pekerja migran ke luar negeri masih menjadi pilihan bagi perempuan di Nusa Tenggara Barat meski tidak sedikit yang berakhir nestapa. Alasan memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga, membuat tidak sedikit dari mereka yang nekat berangkat. Cerita itu terus saja terulang.

Pada Jumat (19/1/2024) lalu, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggagalkan keberangkatan sepuluh calon pekerja migran Indonesia menuju Timur Tengah. Data resmi BP2MI menyebutkan, empat dari sepuluh calon pekerja migran berasal dari Nusa Tenggara Barat, di antaranya Novi Pertiwi (24), perempuan asal Labuhan Haji, Lombok Timur.

Editor:
CHRISTOPERUS WAHYU HARYO PRIYO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000