Polda Jatim Evaluasi Gudang Bahan Peledak Detasemen Gegana
Polda Jatim menegaskan, evaluasi menyeluruh gudang penyimpanan bahan peledak Detasemen Gegana untuk pencegahan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Jawa Timur mengevaluasi gudang bahan peledak Detasemen GeganaSatuan Brigade Mobil, Jalan Gresik, Nomor 39, Surabaya, yang meledak pada Senin (4/3/2024) pukul 10.30. Perlu dibangun gudang baru di lokasi yang aman atau jauh dari permukiman masyarakat karena gudang lama tak memadai.
Menurut Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Imam Sugianto, Selasa (5/3/2024), evaluasi dilakukan untuk mencegah kejadian serupa berulang. Selain itu, agar menjamin keselamatan dan keamanan anggota Polri dan masyarakat di dalam dan sekitar kompleks Detasemen Gegana.
Keselamatan dan keamanan itu harus dipenuhi jika gudang dibangun kembali dalam kompleks yang berada di tepi prasarana utama bukan tol, penghubung Surabaya dan Gresik di utara dan barat. Jika gudang dipindahkan atau dibangun di lokasi lain, lanjut Imam, juga harus memenuhi aspek keselamatan dan keamanan.
Ledakan Senin terjadi tiba-tiba dan melukai 10 orang dari 15 anggota Gegana yang sedang berlatih. Mereka sedang menjalankan simulasi olah tempat kejadian perkara (TKP) ledakan pusat data di peti kemas, sekitar 10 meter depan gudang yang meledak itu.
”Gudang tidak proper (memadai) sehingga perlu evaluasi menyeluruh,” kata Imam seusai menjenguk 10 anggota Gegana yang dirawat di RS Bhayangkara HS Samsoeri Mertojoso Polda Jatim, Selasa siang.
Anggota yang terluka ringan, terutama akibat terkena pecahan kaca, telah mendapat penanganan dan perawatan terbaik. Anggota dinyatakan cepat pulih dan diperkenankan pulang ke kesatuan.
Kepala Bidang Laboratorium Forensik Polda Jatim Komisaris Besar Sodiq Pratama mengatakan, penyebab ledakan masih dalam penyelidikan. Namun, kesimpulan sementara, ledakan dipicu reaksi kimia bahan peledak kategori daya ledak rendah (low explosive). Reaksi kimia terdorong kondisi paparan lembab dan radiasi sinar matahari pada gudang berukuran 2 meter x 3 meter itu.
Gudang tidak proper sehingga perlu evaluasi menyeluruh
Reaksi kimia memunculkan ledakan sebanyak tiga kali yang terdampak pada bangunan-bangunan dalam radius setidaknya 100 meter dari detasemen. Polda Jatim masih mendata jumlah bangunan milik masyarakat, pemerintah, perusahaan, dan militer yang terdampak.
Ledakan mengakibatkan kaca pecah dan plafon ambruk, seperti dialami Markas Komando Distrik Militer 0830/Surabaya Utara di seberang detasemen. Selain itu, kantor Kecamatan Krembangan di Jalan Gresik, sekitar 100 meter di barat kompleks Gegana. Ledakan juga berdampak pada meja atau lapak Sentra Wisata Kuliner Krembangan dan sejumlah warung, kios, toko, koperasi, dan rumah di Jalan Ikan Trowani, samping markas militer.
”Ukuran gudang yang kecil menjadi chasing sehingga ledakan menjadi besar, berdampak, meskipun bahan-bahannya kategori low explosive,” kata Sodiq.
Komandan Satuan Brimob Polda Jatim Komisaris Suryo Sudarmadi mengakui, gudang penyimpanan itu tidak memadai. Sebelum menjadi gudang, ruangan itu adalah bangunan pos dari tahun 1951.
Selama ini Subdetasemen Polisi Penjinak Bom (Subdensi Jibom) belum punya gudang khusus untuk penyimpanan bahan peledak sitaan atau serahan masyarakat. Mereka memanfaatkan bangunan tua itu, merenovasi, dan memfungsikan sebagai gudang yang akhirnya meledak.
Suryo mengatakan, secara rutin, yakni setiap tiga bulan, Gegana memusnahkan bahan peledak sitaan atau serahan masyarakat. Pemusnahan atau disposal selalu dilakukan di hamparan tanah terbuka, luas, dan jauh dari rumah masyarakat untuk keamanan dan keselamatan. Ini belum termasuk rencana pemusnahan bahan peledak yang masih tersimpan, tetapi terlebih dahulu meledak.
”Sempat akan dimusnahkan, tetapi tertunda karena ada agenda pemilu (Pemilihan Umum 14 Februari 2024),” ujar Suryo.
Ada hampir atau setidaknya sebulan, gudang yang berisi bahan peledak tidak tersentuh atau dibuka untuk sirkulasi udara agar menekan risiko reaksi kimia. Karena cukup lama tak dibuka, kondisi dalam gudang lembab berlebih dan memicu reaksi kimia. Saat suhu ruangan terpapar panas sekitar bangunan karena radiasi sinar matahari yang memicu ledakan.
Menurut Suryo, perlu dibangun gudang baru di lokasi yang aman atau jauh dari permukiman masyarakat. Gudang juga harus memadai dan menjamin keselamatan dan keamanan semua anggota yang beraktivitas di sekitarnya. ”Insiden ini harus dicegah dan diantisipasi,” katanya.