Ledakan Melukai 10 Anggota Detasemen Gegana Polda Jatim
Ledakan di gudang Detasemen Gegana Polda Jatim melukai 10 anggota yang sedang berlatih. Kondisi gudang tidak memadai.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Sebanyak 10 anggota Detasemen Gegana Polda Jawa Timur terluka akibat ledakan dari gudang penyimpanan kesatuan tersebut di Jalan Gresik Nomor 39, Surabaya, Senin (4/3/2024), pukul 10.30.
”Ada 10 anggota terkena pecahan kaca akibat ledakan,” kata Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Imam Sugianto, Senin malam. Mereka terluka ringan, tetapi sampai Senin malam masih perlu observasi dan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara HS Samsoeri Mertojoso Polda Jatim.
Menurut Imam, saat ledakan terjadi ada 15 anggota Gegana sedang berlatih olah tempat kejadian perkara (TKP) ledakan. Latihan terkait simulasi ledakan data center berupa peti kemas yang berjarak 10 meter dari gudang yang meledak. Sebanyak 10 anggota terkena pecahan kaca sehingga dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk perawatan. Lima anggota tidak mengalami luka.
Imam mengatakan, ledakan terjadi dari gudang penyimpanan bahan peledak hasil sitaan dan atau temuan masyarakat yang diserahkan kepada petugas.
Berdasarkan laporan Laboratorium Forensik Polda Jatim, ledakan diduga terkait dengan kondisi lembap dan panas dalam gudang yang menimbulkan reaksi kimia dan memicu ledakan. Lembap dan panas turut dipicu perubahan cuaca tiba-tiba beberapa hari terakhir di kompleks detasemen itu.
Imam mengakui, Detasemen Gegana Satuan Brigade Mobil Polda Jatim belum memiliki gudang penyimpanan bahan peledak yang memadai. Gudang yang meledak memunculkan fakta bahwa bangunan tersebut tidak memadai. Gudang merupakan rumah dari 1951 yang sempat direnovasi untuk penyimpanan bahan peledak.
”Markas juga berada dekat dengan permukiman padat penduduk,” katanya.
Detasemen Gegana berada di tepi Jalan Gresik, penghubung utama bukan tol Surabaya dan Gresik. Detasemen berseberangan dengan Markas Komando Distrik Militer 0830/Surabaya Utara. Ledakan yang terjadi sebanyak tiga kali mengakibatkan kaca depan markas pecah dan plafon teras rusak dan jatuh.
Ledakan juga menghancurkan gudang, pos jaga, dan merusak masjid dan rumah dalam kompleks Gegana itu. Markas Kodim juga terkena dampak. Selain itu, ledakan tersebut juga memecahkan kaca rumah, warung, dan toko di samping detasemen. Hal serupa dialami warung dan kedai di Sentra Wisata Kuliner Krembangan dan Jalan Ikan Trowani di samping Markas Kodim.
Detasemen Gegana Satuan Brigade Mobil Polda Jatim belum memiliki gudang penyimpanan bahan peledak yang memadai.
Polda Jatim masih mendata jumlah bangunan milik masyarakat, pemerintah, dan obyek vital yang terdampak ledakan itu. ”Mungkin harus dievaluasi menyeluruh. Dengan kejadian ini kami perbaiki sehingga lebih memenuhi standar penyimpanan bahan peledak,” ujar Imam.
Ia menambahkan, ”Kami akan mengupayakan tempat lain untuk gudang penyimpanan bahan peledak yang aman atau jauh dari permukiman.”
Terkait dengan prosedur standar operasi (SOP) penyimpanan bahan peledak, Imam mengatakan, anggota Gegana diyakini telah menjalankan SOP dengan baik. Masalah ada pada gudang penyimpanan yang tidak memadai.
Kepala Bidang Labfor Polda Jatim Komisaris Besar Sodiq Pratama menambahkan, telah menempuh olah TKP untuk penyelidikan. Tim menemukan bukti ada bahan florad dan belerang. Bahan peledak itu telah diperiksa kandungan oksidator positif yang tergolong dapat menimbulkan low explosive.
Namun, lanjut Sodiq, bahan peledak berkategori low explosive ternyata rentan dan sensitif dengan paparan panas, tekanan, dan getaran yang memicu reaksi kimia dan ledakan. “Dari analisa kami yang mungkin ialah situasi sebelumnya hujan sehingga gudang lembap dan terjadi reaksi kimia. Setelah itu terpapar panas lama sehingga meledak,” katanya.
Sodiq melanjutkan, olah TKP juga sempat dihentikan saat guyuran hujan selepas tengah hari sampai pukul 14.00. Hujan dapat memicu kembali reaksi kimia sehingga berisiko terjadi ledakan.
“Kesimpulan sementara saat ini karena kondisinya lembap kemudian terpapar panas sinar matahari sehingga terjadi reaksi kimia dan timbul ledakan," ujarnya.
Bahan peledak berkategori low explosive ternyata rentan dan sensitif dengan paparan panas, tekanan, dan getaran yang memicu reaksi kimia dan ledakan.
Meski bahan peledak itu tergolong low explosive atau daya ledak ringan tetapi dampak yang terasa seolah berkebalikan. Sejumlah warga yang sedang berada di dekat detasemen bersaksi mendengar dentuman tiga kali. Salah satu dentuman terdengar begitu keras bahkan membuat getaran. Kaca-kaca bangunan di seberang detasemen pecah dan ada kerusakan minor. Setelah ledakan muncul kepulan asap dan pecahan material bangunan berjatuhan ke jalan depan detasemen.
“Warga sempat diminta menjauh oleh petugas karena bahaya setelah ledakan,” kata Ari Wibowo, saksi mata.
Untuk pembersihan dan sterilisasi, Jalan Gresik sempat ditutup dan lalu lintas dialihkan sekitar 1-2 jam. Selama penutupan jalan, masyarakat dilarang mendekati detasemen. Mereka baru kembali misalnya ke warung, toko, atau rumah di sekitar detasemen setelah Jalan Gresik dibuka lagi.